Berawal dari kehabisan kursi dari salah satu provider perjalanan yang harganya sangat oke di kantong, akhirnya kami memutuskan untuk merencanakan trip Dieng Culture Festival 2019 ini sendiri.Â
Dimulai dari membeli tiket DCF dan bus di Traveloka, hingga mencari info-info penginapan yang masih available serta oke di kantong via info-info yang berseliweran di Instagram. Pesona Dieng Culture Festival 2019 ini agaknya akan mengundang khalayak ramai di umur 1 dekadenya melebihi tahun-tahun sebelumnya, ditambah dengan pesona es di datarannya yang telah lebih dahulu diperbincangkan warga net beberapa minggu ini.
Kamis malam itu dimulailah perjalanan kami menuju negeri di atas awan, dengan menaiki bus Pahala Kencana dari pool nya di Bekasi Timur. Bus yang berangkat sekitar pukul 7 malam itu pun tiba di Terminal Mendolo Wonosobo pukul 5 pagi.Â
Beberapa driver elf mulai menghampiri penumpang-penumpang yang turun dari bus serta menawarkan jasa nya untuk membawa orang-orang tersebut sampai ke tujuan. Kami memilih untuk beristirahat sejenak dan menikmati situasi terminal tersebut sembari berpikir dengan kendaraan apa kami akan menuju ke Dieng.Â
Dinginnya Wonosobo pagi itu memaksa kami untuk mengeluarkan pakaian hangat yang kami bawa atau beli sebelumnya. Beberapa pedagang pun menghampiri kami untuk menawarkan dagangannya yang tentunya menggoda kami untuk mencobanya dan bahkan membelinya.
Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Dieng dengan menggunakan Bus tiga perempat yang banyak tampak di sana. Dengan membayar 20 ribu perorang dan menempuh perjalanan indah berkelok nan dingin selama sejam, kami pun akhirnya sampai ke landmark pertama bertuliskan DIENG. Tak lupa kami mengabadikan moment tersebut dengan lensa-lensa yang kami bawa, sebelum tempat tersebut ramai oleh khalayak.
Sebelum check-in homestay pada pukul 9 pagi kami pun memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu di Kedai Mie Ongklok yang tampak paling ramai disana. Dinginnya udara Dieng membuat makanan yang kami pesan dengan segera menjadi dingin, tapi hal ini tidak menyurutkan niat kita untuk tetap mengisi bilik-bilik lambung kami yang telah lapar ini.Â
Setelah merasa badan sedikit hangat, kami pun memutuskan untuk menukarkan tiket DCF kami dengan merchandise dan ID Card DCF, sebagai tanda keikutsertaan legal kami pada acara tersebut.Â
Antrian yang cukup lama pun, cukup mampu membuat kami bosan dan memutuskan untuk berswafoto. Setelah mendapatkan perlengkapan tempur kami, tak lupa kami abadikan moment tersebut sembari berjalan menuju homestay kami yang ternyata berjarak 1,7 Km dari lokasi acara.