Selasa, 9 April 2024.
Ketua lingkungan mengeluarkan satu orang anggotanya dari grup whatsapp pengurus sebuah komunitas sosial. Kalimat penjelasan tentang dikeluarkannya anggota ini benar-benar dibuat seindah mungkin. Ya mungkin karena budaya bangsa kita yang terkenal santun... atau justru kekuatiran kita mengungkapkan suatu kebenaran.Â
Hhmm.. yang ini, saya bener-bener ga paham, keadaan seperti ini seringkali dibiarkan terlalu lama, yang berpotensi bermasalah didiamkan, tidak segera diselesaikan, dibiarkan berlarut dan menyakiti hati banyak orang, hingga akhirnya meledak. Namun, keadaan ini jamak terjadi di kehidupan sosial kita.Â
Tidak mudah mengungkapkan kebenaran karena ada rasa tidak enak membuka aib orang lain, rasa segan, atau karena tingkat senioritas orang tersebut. Namun, sekeras apapun usaha pak ketua membuat kalimat penjelasan yang indah, tetap saja itu ga bisa menyembunyikan masalah yang meletup. Tapi saya senang keputusannya, memberi efek jera pada si ibu.
[09:39, 4/9/2024] Ketua Lingkungan: Selamat pagi bapak dan ibu pengurus. Untuk sementara saya mengeluarkan ibu xx di kepengurusan lingkungan. Karena keinginan bu xx sendiri. Dan tidak ada masalah apapun, supaya nanti kita jangan berfikir yang negatif atas saya mengeluarkan beliau. Semua ini karena keinginan beliau sendiri saja.Â
See.. dibuat indah kan?Â
Tapi hayo jujur... klo semakin dibuat indah dan semakin ada kata 'jangan', semakin penasaran kan.... ni orang ngapain aja sampe dikeluarin sama pak ketua. Karena kalo emang mau keluar sendiri, kan ada option di whatsapp buat leave group. Wah.. yo parah iki. Sekalian aja bikin lawakan.
[10:48, 4/9/2024] saya: Semakin 'jangan' semakin pengen tau. Si ibu keluar sebentar buat beli gorengan ya?
[10:55, 4/9/2024] Ketua Lingkungan: Walah ibu ini.!!!! Bu xx keluar sebentar karena kelamaan di dalam bu.!!! Heee ibu ini ada2 saja Tidak bu, ibu xx keluar group karena permintaannya sendiri. Dan saya juga ,meng iakan untuk meng non, aktifkan ibu xx dulu bu.!!
Jadilah saya berkelana, mencari dengan sabar dan tekun, kenapa sih si ibu ini sampai dikeluarkan dari grup. Wkwk, sebenarnya sih saya sudah bisa tebak alasannya, karena saya sudah kena duluan dari tahun lalu, tapi naluri kepo-isme saya lagi meletup-letup nih. Ya, sejak tahun lalu, ibu ini membuat narasi ala-ala tentang saya, menceritakan yang ga indah-indah ke teman-teman, padahal kan saya tu orangnya ramah, baik hati, dan tidak sombong, wkwk.Â
Dan koplaknya, temen-temen bilang ke saya. Nah, ia terapkan pola yang sama ke teman-teman lain. Ia membuat rumor dan saat dikonfirmasi ia tidak mengakui, justru menyalahkan teman lain yang berbuat. Semakin lama, semakin banyak teman yang kena rumor, dan kebetulan mereka ini begitu perasa sehingga kejadian ini begitu menyakitkan dan membuat mereka saling menjauh dan berasumsi yang buruk satu terhadap yang lain.
Selain itu. bu xx menganggap dialah nomer satu dari apapun. Ia memberikan status untuk dirinya sendiri sebagai penasehat orang-orang yang sedang kesulitan, teladan dalam organisasi, orang yang terpanggil untuk membantu orang lain. Ia mengklaim dirinyalah yang menjauh dari orang-orang lain, bukan ia yang dijauhi.Â