Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Guru - Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 Saya Ibu dan guru, yang memiliki minat melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, yang cenderung senyap. Mengalami dan meresapi dengan berinteraksi dengan orang lokal, dengan penggiat alam atau pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanannya; ia puaskan dirinya dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap pengalaman yang singgah. Keajaiban yang ia percaya selalu ada dariNya, yang membuat ia bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih berguna, pun tumbuh dalam imannya yang ga seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gunung Pohen, Bali: Merayap Sendiri

14 Mei 2023   22:18 Diperbarui: 22 Januari 2024   19:33 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat persembahyangan pertama di gunung ini.

Entah kenapa, weekend adalah sesuatu yang saya tunggu-tunggu. Kalo sudah Jumat, walaupun hari belum habis, rasanya hati ini sudah senengggg... minta ampun. Padahal seperti weekend kali ini, saya ga ada bayangan mau ngapain. Yang saya tau, saya pengen bobok sampe siang. Itu saja. Aneh kan?

Pendakian Gn. Catur, Bali

Sabtu ini, saya habiskan dengan bobok sampe siang, nulis, dan bersihkan rumah. Aktifitas tak biasa yang menyenangkan. Tapi saya pun tau, kalo sampe Minggu, saya kerjakan hal yang sama, saya pasti mutung ga karuan. Seperti ada dorongan yang keras untuk jalan.  Jadi sebelum hari Sabtu berakhir, saya text suami, minta ijin untuk naik (baca: mendaki). Wkwk, sebelumnya ijin camping di Gunung Batur saya ditolak. Jadi saya berharap banget pendakian tektok (pendakian yang langsung balik tanpa camping) kali ini diluluskan, dan....  dia bilang 'boleh' dong. Horraaaaayyyyy.....!

Pendakian Gn. Batur, Bali

Batang kayu jadi tripod saya.
Batang kayu jadi tripod saya.
Jadilah saya naik di hari Minggu. Saking senengnya dapet ijin, saya ga peduli dan gatau gunung apa yang saya tuju. Saya hanya pengen pendakian ini ga sampe sore, saya mau hemat energi buat upload foto, nulis, mijet suami, dan ngobrol sama anak. Dan jadilah saya berada di start point Gunung Pohen. Gunung ini termasuk 10 summit Bali, yang memiliki ketinggian 2063 mdpl. Gunung ini memiliki jalur yang jelas dan hanya satu. 

Pendakian Gn. Agung, Bali

Homogen pepohonan yang begitu cantik.
Homogen pepohonan yang begitu cantik.
Menyenangkan saat melakukan pendakian sendiri. Saya bisa jalan santai dengan tempo yang saya pilih, bisa fokus cari angle bagus buat foto ketika dapet obyek unik, ga ada rasa ga enak karena ditunggu, dan ga ada yang marahi klo lamban banget, wkwk. Tapi di sisi lain, ada hal-hal yang ga bisa tergantikan dari seorang body atau bodies (teman seperjalanan). Misalnya: bahan obrolan yang ngalur-ngidul tanpa arah tapi begitu mengasyikkan, model foto yang beragam - ga hanya saya, celoteh-celoteh bulian yang jengkelin tapi ngangenin, dan yang pasti, ada dua kamera yang saling foto dengan angle yang berbeda.

Jadi kalo jadi diri saya, mana yang kalian pilih? Jalan sendiri atau sama teman?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun