"Pilih mana ya.. 30 liter atau yang gedean ya?"
Badan saya sih tetap di spot yang sama, cuman dua mata ini ga berhenti untuk rolling kanan kiri, bingung memilih mana yang pas. Setelah menetapkan model dan warna, sejatinya ada hal yang perlu pertimbangan lebih dalam... dalam banget; ya.. kapasitas isi carrier itu sendiri. Apa kalian pernah bingung juga pas milih carrier?Â
Walaupun beli carriernya di toko konvensional, milih carrier yang bener-bener pas, sama saja seperti memilih barang-barang lain di toko online. Memang sih, carriernya bisa dicoba, tapi kan ga dicoba dengan kapasitas atau daya tampung sebenernya. Biar pilihan bener-bener pas, sedikit kiat nih.
pendakian yang berapa hari? Kalau suka travelling, mau seberapa banyak bawaannya. Lan yang skah ini nih yang berat, biasanya antara keinginan sama kebutuhan bedanya tipisss banget. Jadi jangan terburu-buru ya, renungkan baik-baik, kalo perlu semedi minta hikmat.
Langkah pertama yang perlu dipertimbangkan adalah apa sih goal dari pembelian carrier ini. Apa sih fungsinya? Jadi coba dalami fungsi carrier itu nantinya. Kuatnya yang berapa liter? Mau sering dibawa naik ke ketinggian berapa? Atau mau sering melakukan
Saya akhirnya memutuskan beli yang 30 liter, walaupun harganya beda dikit sama yang kapasitasnya lebih banyak. Pertimbangan waktu itu sih karena kalau lebih dari 30 liter, emang saya kuat ngangkutnya? wkwk. Keputusan ini, ga semerta-merta tanpa efek loh. Tapi semua keputusan, ya ambil juga konsekuensinya. Klo konsekuensinya membuat growth, that's nice, right?
Langkah berikutnya adalah menentukan budget. Ini penting biar ga kebablasan saat liat semua pajangan carrier yang cantik-cantik tersorot lampu. Nah, kalau sudah ada keputusan berapa liter dan berapa budgetnya, tinggal sesuaikan deh dengan merk yang didapat.
Nah, tadi sempet sampaikan kalau saya beli carrier yang 30 liter karena kuat ngangut bebannya cuman segitu. Konsekuensinya, saya harus lebih pintar mengatur apa yang dipack dan bagaimana penempatannya dalam carrier. Awalnya sempet bingung juga, tapi lambat laun, karena bolak-balik pakai, dari waktu ke waktu, saya jadi sehati dengan carrier sehingga lebih luwes untuk mengaturnya.Â
Keputusan membeli carrier yang kapasitas 30 liter juga dikarenakan karena saya lebih sering melakukan pendakian yang 2 hari 1 malam, dibanding yang lebih dari 2 hari. Dan kalo di jalur ada sumber air, wahhh.. itu mah serasa berkah yang tiada banding. Carrier saya ga berat karena ga banyak bawa air, wkwk.
Saya pun jadi upgrade isi carrier pelan-pelan, seperti: sleeping bag bulang jadi 500 gram dan bisa dipack kecil. Saya pakai matras aluminum yang lebih ringan dan perlu space kecil. Matras ini sekarang saya lipat sesuai ukuran carrier, jadi seperti framenya. Di dalamnya, saya taruh (mulai dari urutan paling bawah) sendal japit, lalu trash bag yang isinya bungkusan pakaian dan dalaman ganti, kaos kaki tidur, bantal tiup, sleeping bag, sleeping pad, lalu plastik berikutnya jaket bulang, dan kompor. Note: untuk tenda dan kompor, kami bagi tugas: saya kebagian kompor. Setelah itu baru logistik. Oya, stok air di kanan kiri dalam carrier.
Nah, pemilihan 30 liter ini, bukan berarti aman, nyaman, tentrem. Masalah akan terjadi jika saya melakukan pendakian yang lebih dari 2 hari 1 malam, tanpa sumber air, seperti Gunung Raung. Wkwk, Hanya harus bener-bener disiplin dan pelit ma air.
Share juga dong pengalaman kalian dalam pemilihan carrier. Tulis di comment ya, biar saya dan teman lain pun nambah masukan. Â