Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rey

20 Juni 2016   18:46 Diperbarui: 20 Juni 2016   18:52 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber: hijabnesia.com"][/caption]Rey termangu memandang keluar jendela. Hatinya cemas akan-kah Mas Aldy datang untuk menemuinya malam ini untuk menepati janjinya berkencan dengan tarif yang fantastik untuk Rey sebagai wanita pemuas nafsu birahi lelaki hidung belang.

"Mamah sudah malam!" Suara lembut itu terdengar memanggil dari balik selimut. Rey menoleh kebelakang dan menghampiri Putrinya yang berusia 9 tahun.

"Loh ... kok terbangun sih," kata Rey. Seraya membelai rambut putri lalu dicium keningnya. "Kenapa belum tidur. Waktu sudah hampir tengah malam loh ... Sedangkan kamu besok masuk sekolah!"

"Putri belum ngantuk, Mah," jawab Putri, lalu menarik tubub Rey untuk tidur di sampingnya. "Mamah mau pergi yah?"

Rey tersenyum lalu kembali membelai rambut putri. "Iya Nak, Mamah malam ini mau keluar. Oleh karena itu, kamu segera tidur. Atau kamu tidur bersama Nenek saja, mau yah?"

Putri mengangguk. Ia pun segera bangkit. "Ya sudah, kalau Mamah mau pergi, Putri tidur sama Nenek saja."

Rey menuntun Putri untuk beranjak dari tempat tidurnya. Lalu mengantarkannya ke ruang sebelah di mana sang Nenek tidur. "Ibu ... Putri mau tidur sama Ibu!" panggil Rey kepada sang Bunda yang sudah berusia uzur. Putri pun tidur bersama sang Nenek.

Hidup menjanda terpaksa harus mencari biaya hidup dengan cara menjual diri. Meskipun hati menjerit tapi demi kelangsungan hidup bersama Putri dan sang Bunda yang sudah ringkih itu.

~~~

"Nek, Mamah kalau pergi malam kemana sih?" tanya Putri kepada sang Nenek yang hanya lontarkan senyum.

"Tidak tahu Cu, yang penting kamu sekolah yah!" ucap sang Nenek. "Ibumu cari duit untuk biaya hidup kita dan sekolah kamu, agar kamu menjadi anak yang pintar dan bisa membahagiakan Ibumu dan nenek"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun