Anda orang romantis? Penikmat keindahan alam yang sebenarnya? Jika iya, saya yakin Anda akan menikmati membaca artikel ini.
[caption id="attachment_347000" align="aligncenter" width="600" caption="Sunrise di Gili Air"][/caption]
Berkesempatan mengunjungi Lombok untuk kesekian kalinya karena seorang teman begitu tertarik melihat Lombok setelah membaca artikel saya beberapa waktu lalu dan saya diminta menemaninya. Tentulah saya sambut dengan gembira. Lombok, buat saya adalah tempat yang setiap saat ingin saya kunjungi.
Perjalanan di putuskan tanggal 2-5 Juli, Bali - Lombok bertiga. Berhubung kedua teman saya belum pernah ke Lombok, saya pikir sebaiknya saya ajak mereka menuju Gili dulu. Mereka suka pantai yang sepi, jadi saya putuskan untuk bawa ke Gili Air yang kebetulan bisa langsung dituju dari Bali menggunakan kapal cepat. Sssstt... Sebenarnya saya juga belum pernah ke Gili Air :D. Nasib baik sedang di pihak saya, kapal cepat yang biasanya saya bayar 250-300,000 sekali jalan, bisa di dapatkan di harga 150,000 sekali jalan, per orang tentunya. Naiknya dari pelabuhan Padangbai. Kapalnya besar, bersih dan nyaman.
[caption id="attachment_347011" align="aligncenter" width="600" caption="Tanpa bermaksud narsis, cuman mau nunjukin nyamannya duduk di dalam boat :D"]
Singkat cerita, tgl 2 Juli, pkl. 11:30 kami tiba di Gili Air. Salah satu pulau yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Berbeda dengan Gili Trawangan yang sudah sangat ramai dan penuh jejal, Gili Air terbilang jauh lebih sepi dengan kehidupannya yang santai dan damai. Tak terdengar dentuman musik atau riuhnya wisatawan yang berjalan seperti di Gili Trawangan di bulan bulan ini.
[caption id="attachment_347025" align="aligncenter" width="600" caption="Suasan perkampungan di Gili Air"]
Berhubung kami tidak memesan hotel/ penginapan sebelumnya, kamipun langsung berjalan menyusuri jalan berdebu di pulau cantik ini untuk mencari tempat menginap. Lumayan sulit mendapatkan penginapan di area yang dekat pantai dibulan ramai pengunjung. Saya yakin kalau mau berjalan lebih jauh atau menyewa sepeda terlebih dahulu kemudian berkeliling mencari penginapan akan mendapat lebih banyak pilihan. Tapi kami lebih memilih untuk berada tak terlalu jauh dari pantai dan kebetulan akhirnya menemukan yang cocok. Bangunannya sangat baru, hanya 2 kamar saja dan berada di antara rumah penduduk, seperti penginapan di pulau ini pada umumnya. Kamarnya luas, kamar mandinya apalagi. Ada terasnya pula! Harganya IDR200,000 per malam untuk 3 orang. Tanpa sarapan. Muraaahhhh!
[caption id="attachment_347014" align="aligncenter" width="600" caption="Home Stay - Gili Air"]
[caption id="attachment_347016" align="aligncenter" width="600" caption="Gili Air Home Stay"]
Setelah berisitirahat sejenak, kamipun lantas menyewa sepeda dan mulai menyusuri sisi pulau yang paling ramai. Ini adalah kunjungan pertama saya di Gili Air, jadi masih meraba raba ada apa saja di sisi mana. Setelah cukup jauh bersepeda ke arah barat, kamipun memutuskan berhenti di sebuah cafe di pinggir pantai untuk beristirahat menikmati siang hingga senja menjelang. Berhubung bulan puasa, banyak warung kecil penjual makanan yang hanya buka di sore hari. Tapi restoran restoran di sepanjang pantai tetap dengan jam buka seperti biasanya.