Tadi ga sengaja lihat ulasan mengenai salah satu air terjun di Desa Gitgit, Air Terjun Bertingkat. Jadi inget pengalaman pribadi mengunjungi air terjun itu beberapa bulan yang lalu.
Hampir tiap weekend saya biasanya pergi ke daerah Bedugul - Gitgit untuk nyari hawa adem kalo cuaca di Denpasar agak gerah. Saya suka jalan kaki, jadi memilih mengunjungi tempat wisata yang mengharuskan saya berjalan agak jauh. 2 air terjun yang paling terkenal di Gitgit sudah sering kali saya kunjungi, selain karena saya suka juga karena saya sudah berteman dengan anak anak pedagang asongan disitu.
Air Terjun Bertingkat berada di antara Air Terjun Kembar dan Air Terjun Gitgit. Setiap kali melewati jalan ini saya selalu melihat ke arah papan nama air terjunnya tapi tidak pernah berniat untuk mencoba mengunjunginya sampai kemudian sekali waktu saya mampir ke rumah salah satu anak pedagang asongan dan mereka bercerita tentang air terjun ini. Sayapun tertarik dan langsung menuju kesana di temani sama anak anak di sekitar sana.
Berbeda dengan kedua air terjun yang sudah terkenal itu, disini tiket masuk tidak di patok berapa nilainya melainkan sumbangan sukarela. Tak terlihat kendaraan lain di tempat pakrir selain kendaraan penunggu pintu masuk. Menelusuri jalan setapak di antara pohon cengkeh di temani canda anak anak kecil, tak terasa kalau saya sudah berjalan sekitar 500m. Suara gemuruh air terjunpun sayup sayup mulai terdengar. Sayapun semakin bersemangat dan mulai mempercepat langkah mengiri lari lari kecil anak anak. Begitu tiba di sebuah jembatan, anak anakpun serentak berteriak 'Itu Kaaak air terjunnyaaa..'
Aaahh... Ini sangat indah. Air terjun bertingkat ini memiliki sungai yang lebih lebar dan bebatuan yang besar besar. Saya suka! Kunjungan pertama saya cukup lama, di susul kunjungan kunjungan berikutnya yang berselang setiap 2 minggu.
Semoga pengunjung pengunjung lain yang biasanya mengunjungi 2 air terjun yang sudah terkenal itu mulai mengalihkan perhatiannya ke air terjun ini karena menurut saya ini layak di beri kesempatan untuk berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H