Mohon tunggu...
Cassandra Putri
Cassandra Putri Mohon Tunggu... -

badai pasti berlalu

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tidak Ada yang Bisa Dibanggakan Dari Pembekuan PSSI

8 Juni 2015   19:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:10 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langkah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sama sekali tak membanggakan. Banyak akibat negatif yang ditimbulkan dari pembekuan ini, diantaranya adalah  prestasi.

Kompetisi menyebabkan para pemain memacu prestasi mereka. Mereka mengoptimalkan potensi yang ada di diri untuk menjadi terbaik. Semakin sering dan banyak kompetisi yang diikuti, para pemain semakin maju.  Jika kompetisi dihentikan maka tak ada kondisi yang membuat para pemain terpacu untuk menghasilkan prestasi terbaik mereka.

Sebelum PSSI dibekukan, Indonesia sebenarnya masih harus membenahi kompetisi sepak bola secara lebih serius. Data yang dirilis oleh International Federation of Football History & Statistic (IFFHS) 2014, kompetisi sepakbola Indonesia berada di peringkat 74 dari 170 negara dengan mengumpulkan 285 poin.  Kompetisi Spanyol menjadi yang terkuat dengan 1259 poin. Spanyol mengungguli kompetisi Italia, Inggris, Argentina, dan Jerman.

Di kawasan Asia, Indonesia masih kalah dari negara-negara seperti Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, Azerbaijan, Kazakhstan, Kuwait, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Iran, Australia, dan Thailand. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia praktis hanya kalah dari Thailand. Indonesia bahkan melebihi negara-negara yang memiliki sarana sepak bola lebih baik seperti Singapura dan Malaysia.

Data yang dihimpun oleh IFFHS itu juga memberi gambaran bahwa semakin banyak dan beragamnya kompetisi yang digelar oleh sebuah negara , menyebabkan  prestasi sepakbola sebuah negara membaik. Kita tengok prestasi Jepang dan Arab Saudi. Mereka lebih sering melakukan kompetisi dibanding, misalnya negara Thailand. 

Bagaimana dengan Indonesia ?

Jika kompetisi Indonesia masih kalah dibanding Thailand pada tahun lalu ketika PSSI masih rajin melakukan kompetisi, bagaimana dengan nasib poin kompetisi tahun ini dengan pembekuan PSSI yang notabene tidak ada kompetisi ?

Ini sama saja membiarkan prestasi sepakbola Indonesia hancur dan tak bisa berpacu. Meluncur bebas dan tidak bisa jadi kebanggaan masyarakat Indoensia.  Bisa jadi setahun lagi kita kalah dengan Singapura, Malaysia bahkan dengan Philipina.     

 

Seharusnya Menpora bisa mengambil keputusan yang tidak merugikan orang banyak. Apakah terlalu sulit untuk membuat keputusan yang bisa memacu prestasi sepakbola Indonesia ? Karena keputusan Pemerintah itu sama sekali tidak membuat Indonesia Bangga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun