“Sebelas … sebelas …pak! sebelas ….itu loh suaranya bagus, kasih bendera !!!”
“Pak, pak, pak … dengerin …itu yang nomor 31 kasih bendera … woi!!
“Wah, jurinya nggak punya telinga. Itu burung saya bunyi kenceng nggak dikasih bendera!”
“Dua lapan…dua lapan …dua lapan ….”
Berbagai ekspresi suara ratusan suporter atau pemilik burung berkicau yang menyesaki di luar pagar besi sungguh riuh dan membuat semangat bagi siapa yang melihatnya. Mereka menyemangati burung berkicau yang dimiliknya atau teman satu klubnya untuk membangkitkan burung agar berkicau merdu sesuai dengan yang diharapkan, menjuarai lomba dan bersertifikat.
Setiap suara yang dikeluarkan burung tersebut, sang panitia yang berjumlah kurang lebih 10 orang memberikan bendera warna-warni yang dimasukan di dalam lubang yang ditempelkan di kursi dengan lakban dan kursi tersebut ditaruh tepat di bawah sangkar burung kontestan. Di pinggir pagar arena kontestan, beberapa pecalang (petugas keamanan khas Bali) berjaga-jaga di pinggir pagar untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Ya, kebetulan kemarin tanggal 27 September 2015, saya berkesempatan melihat secara langsung perhelatan Lomba dan Pameran Burung Berkicau yang memperebutkan Piala Puputan Badung 2015. Dan kebetulan ajang tersebut diadakan di Lapangan I Gusti Made agung Denpasar yang lebih dikenal dengan sebutan Lapangan Puputan Badung. Perlu dipahami bahwa Lapangan Puputan Badung dikenal sebagai ruang publik yang terkenal di Kota Denpasar.
Lomba dan Pameran Burung Berkicau Piala Puputan Badung 2015 (Sumber: dokpri)
Juri sedang menilai setiap burung berkicau peserta (Sumber: dokpri)
Para peserta menyiapkan burung berkicau miliknya untuk ikut kontes (Sumber: dokpri)
Lapangan Puputan Badung yang terletak di seberang Kantor Walikota Denpasar dan Kawasan Catur Muka memang sudah menjadi ruang publik yang terkenal di Kota Denpasar. Setiap orang yang berasal dari mana saja, khususnya Kota Denpasar bisa berkunjung ke tempat ini untuk berwisata atau mengadakan kegiatan apapun di Lapangan Puputan Badung. Bahkan, kegiatan resmi Pemerintah Kota Denpasar pun sering diadakan di sini. Masyarakat Kota Denpasar bisa langsung berinteraksi, tatap muka atau memberikan pendapat pada acara-acara tertentu. Dengan demikian, terjadi sebuah interaksi langsung antara masyarakat dan pemegang kebijakan.
Tahun 2015, Pemerintah Kota Denpasar dipercaya untuk menjadi tuan rumah perhelatan peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) 2015. Sebuah amanat besar yang harus diemban dalam memenuhi hak-hak dasar yang memadai di lingkungan permukiman dan merespon perkembangan perkotaan.