Suatu waktu, saya sempat berbincang-bincang dengan pengamat dunia anak-anak Indonesia Kak Seto di sebuah hotel di wilayah Kuta Bali. Beliau menceritakan panjang lebar tentang peran keluarga yang baik agar bisa menciptakan situasi dan perilaku anggota keluarga idaman. Keluarga akan membentuk seperti apa anak-anak di masa depan.
Betapa hebatnya fungsi keluarga dalam membentuk keluarga yang harmonis sangat diharapkan sekarang ini. Kadangkala, lingkungan juga mempengaruhi perilaku remaja kita. Ada anggapan orang yang mengatakan, “kalau berteman dengan tukang pandai besi maka badan kita akan ikut hitam, tetapi jika kita berteman dengan tukang minyak wangi maka kita akan kecipratan wanginya”. Ya, karena lingkungan juga bisa membentuk remaja kita seperti yang tidak kita harapkan. Menanggapi kondisi tersebut, maka penguatan fungsi keluarga harus ditingkatkan dari fungsi biologis, fungsi pemeliharaan, fungsi keagamaan, fungsi ekonomi, hingga fungsi sosial.
Kasus. I.
Kasus Pemerkosaan dan disertai pembunuhan yang dilakukan puluhan remaja yang menimpa gadis cantik Yuyun di Bengkulu membuat gempar masyarakat Indonesia. Betapa tidak, pelaku pemerkosaan tersebut hampir semuanya anak remaja yang bertindak secara biadab tanpa perikemanusiaan yang berujung kematian. Banyak kalangan berpendapat, sampai segitu bejatkah tingkah laku remaja kita hingga tidak takut dosa dan penjara.
Kasus II.
Kita sudah tahu dari berbagai media baik elektronik, online, maupun surat kabar yang menimpa remaja perempuan kita yang hamil di luar nikah. Bayi tanpa dosa yang tidak diharapkan kehadirannya akhirnya digugurkan dengan proses aborsi. Yang lebih mengerikan adalah sang gadis dengan terpaksa bunuh diri karena ayah jabang bayi alias pacarnya tidak mau bertanggung jawab kehadiran isi rahimnya.
Dari ilustrasi di atas, ada beberapa hal penting yang perlu kita cari solusi tentang tingkah laku remaja kita di era globalisasi sekarang ini. Salah satu hal yang perlu dipahami oleh remaja kita adalah masalah mental dan pemahaman terhadap kesehatan reproduksi. Perlu diketahui bahwa mental merupakan cara berfikir dan berperasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku seseorang.
Oleh sebab itu, kita berharap agar remaja kita mempunyai mental sehat dalam melakukan apapun. Apa yang dimaksud dengan Mental Sehat? Mental Sehat adalah Suatu keadaan sehat utuh secara fisik, mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan (menurut WHO). Sedangkan menurut Freund menyatakan bahwa Mental Sehat adalah Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.
Terbentuknya mental sehat dan kesehatan reproduksi remaja terbentuk bukan seperti membalikkan telapak tangan. Kondisi tersebut akan terbentuk dari keluarga sehat. Dari keluarga sehatlah remaja yang mempunyai mental sehat dan kesehatan reproduksi berawal. Oleh sebab itu, keluarga sehat Indonesia hendaknya memahami bahwa dengan mental sehat maka akan terbentuk perilaku remaja yang baik. Selanjutnya, keluarga sehat juga harus mengerti betul tentang ciri-ciri remaja kita mempunyai Mental Sehat, yaitu:
1. Jujur, setia, ikhlas, bertanggung jawab, terbuka dan tulus.