Beberapa bulan ini, Kota Ngawi (Jawa Timur) sungguh fenomenal. Membuat headline berita baik di media massa maupun di media sosial. Sebagai salah satu warga Kota Ngawi, tentu membuat saya bangga (dari sisi positif). Kota Ngawi jadi lebih dikenal masyarakat nasional. Karena selama ini, kota-kota sekitarnya seperti Madiun atau Ponorogo lebih dikenal oleh masyarakat nasional karena budayanya.
Beberapa kali Kota Ngawi memberikan berita yang luar biasa. Pertama, kasus calon legislative yang berendam di sungai dekat alas Ketonggo dengan maksud agar bisa menjadi wakil rakyat. Sayangnya, cara yang ditempuhnya justru mengundang kontra karena berbau “syirik”. Kedua, rekor MURI yang berhubungan dengan digelarnya Tari Orek-orek massal dengan 14.000 penari. Ketiga, meninggalnya pelawak Srimulat/pelawak senior Mamiek Prakoso yang mengundang banyak kehadiran media untuk bertandang ke Kota Ngawi. Keempat, kehadiran penyanyi IKIP jebolan Dangdut Academy stasiun TV swasta yang fenomenal karena goyangan dan gaya “kemayu”nya. Dan yang terakhir, adalah kasus pernikahan manusia “Eko” Ibnu Sukodok dengan makhluk ghaib, Peri Roro Setyawati yang banyak mengundang simpati baik kontra maupun pro kontra. Bahkan, kejadian ini mengundang respon turis mancanegara dan berbagai media untuk hadir melihatnya. Selidik punya selidik, acara tersebut merupakan acara “happening art”. Entah mana yang benar. Kita nikmati saja sebagai budaya. Yang jelas, jangan sampai cenderung ke arah syirik.
Kita tunggu gebrakan Kota Ngawi SELANJUTNYA!! Monggo ….
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI