Berlibur ke Pulau Bali memang memberikan keunikan tersendiri. Kita bisa menikmati pesona seni dan budaya yang merupakan kearifan lokal. Pulau Bali, khususnya Ibu Kota Provinsi Bali Kota Denpasar telah menjelma menjadi kota megapolitan dengan segudang daya tarik para wisatawan.
Meskipun Kota Denpasar telah dijejali dengan berbagai pasar retail modern yang menjamur seantero Kota Denpasar, tetapi pasar rakyat tetaplah memberikan pesona yang luar biasa. Budaya lokal yang tetap terjaga, menyebabkan pasar rakyat di Kota Denpasar masih menunjukan eksistensinya.
Pasar rakyat yang menarik untuk dikunjungi adalah Pasar Rakyat Badung Denpasar. Pasar rakyat ini terletak di Jalan Sulawesi No. 1, Desa/Kelurahan: Dauh Puri, Kecamatan: Denpasar Barat. Pasar Rakyat Badung Denpasar berada kurang lebih 1 km dari pusat pemerintahan Kota Denpasar (perempatan Catur Muka). Predikat yang pantas buat Pasar Rakyat Badung Denpasar adalah Pasar terbesar se-Bali yang buka 24 jam alias pasar yang tidak tidur seharian.
Karena Pasar Rakyat Badung Denpasar buka nonstop 24 jam menyebabkan Pasar Rakyat Badung Denpasar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1) Pasar Badung Pagi Hari dan 2) Pasar Badung Malam Hari. Kok bisa!
Ada beberapa hal yang membedakan dari kedua jenis pasar tersebut. Perlu diketahui, bahwa Pasar Rakyat Badung Denpasar mempunyai bangunan 3 lantai yang berarsitektur Bali dengan Luas Bangunan sebesar 8.016 m2. Waktu pembuatannya pada tahun 2000 (tahun millennium).
Yang menarik dari Pasar Rakyat Badung Denpasar adalah jika pasar beroperasi pada pagi hari, maka luas pelataran gedung utama akan menjadi lapak-lapak tempat berjualan. Hal inilah yang menyebabkan luasan tanah tempat operasional menjadi semakin luas, yaitu: 6.230 m2. Kios yang ada tentunya yang terdapat di gedung utama sebanyak 306 buah dan los yang terdiri dari los-los yang terdapat dalam gedung utama dan pelataran sebanyak 1.372 buah, termasuk dengan lapak-lapak tempat berjualan yang ada di pelataran gedung.
Tetapi, jika pasar rakyat beroperasi pada malam hari, maka luasan tanah tempat operasional akan menyusut menjadi sebesar 3.558 m2. Sedangkan jumlah kios yang ada di pelataran sesuai data PD. Pasar Denpasar sebanyak 289 buah. Hal ini dikarenakan, hanya pelataran gedung saja yang digunakan sebagai tempat berjualan. Sedangkan gedung utama, mulai sekitar jam 5 ditutup alias tidak dioperasikan.
Pasar Rakyat Badung Denpasar memang luar biasa. Semua kebutuhan rumah tangga atau sembako hampir semuanya ada. Namanya juga Pasar Rakyat, maka kita bisa melakukan transaksi tawar-menawar sesuai kesepakatan penjual dan pembeli. Yang penting sama-sama cocok. Orang Bali biasanya dalam memulai berjualan akan memberi harga yang mudah dinego/ditawar sebagai garus (pelaris).
Biar laris terus, orang Bali akan menyisihkan sebagian uangnya diletakan di tempat sesaji. Hal ini dengan maksud agar rejekinya semakin bertambah. Sungguh, sebuah interaksi atau hubungan sosial yang tetap terbangun hingga kini dalam sebuah ranah pasar rakyat. Kondisi ini tidak akan kita temukan di pasar retail modern yang telah menjamur di Kota Denpasar. Begitu percayanya pada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi), di setiap lapak tempat berjualan yang dimiliki oleh warga Hindu Bali, terdapat media menaruhkan sesaji atau buat persembahyangan.
Menelusuri di gedung utama Pasar Rakyat Badung Denpasar, di lantai 1 terdapat banyak kios yang berada mengelilingi gedung menjual berbagai macam sembako. Masih di lantai 1 bagian dalam gedung utama, kita akan menemukan berbagai kios yang menjual berbagai macam buah-buahan, cemilan makanan, keperluan upacara Hindu Bali dan kios yang menjual daging ayam.
Di lantai 2 gedung utama, kita bisa menemukan kios-kios yang menjual berbagai macam pakaian kantor atau sekolah. Pakaian adat Bali atau upacara Hindu juga banyak dijual di lantai 2. Di sini kita juga bisa mencari bahan kain untuk keperluan penampilan kita.
Di lantai 3, kita akan menemukan kios-kios yang mejual berbagai macam keperluan rumah tangga, seperti tikar, ember, barang pecah belah dan lain-lain. Di lantai ini kita juga bisa menemukan berbagai macam kios yang menjual obat-obatan herbal atau ramuan Tiongkok. Ada juga kios yang menjual barang berharga, seperti emas dan perak.
Di pelataran gedung utama baik Pasar Badung Pagi Hari maupun Pasar Badung Malam hari, kita akan menemukan berbagai macam kios yang menjual kebutuhan sembako dan rumah tangga. Belum lagi dengan adanya kehadiran puluhan pedagang asongan yang menjajakan berbagai macam keperluan rumah tangga yang biasanya berdiri berjejerdi antara selasar los pasar.
Geliat ekonomi Pasar Rakyat Badung Depasar juga didukung oleh keberadaan Pasar Kumbasari. Perlu diketahui, Pasar Kumbasari berfungsi sebagai pasar seni yang menjajakan kerajinan khas Bali. PasarKumbasari terletak berseberangan dengan Pasar Rakyat Badung Denpasar.
Antara Pasar Rakyat Badung Denpasar dan Pasar Kumbasari terpisah oleh Tukad (Sungai) Badung. Kedua pasar tersebut terhubung oleh 1 jembatan besar dan 2 jembatan kecil. Di mana ketiga jembatan tersebut akan berfungsi sebagai lapak tempat berjualan dari sore hari sampai pagi hari. Mengesankan bukan?
Sisi lain dari Pasar Rakyat Badung Denpasar adalah tersedianya basement (lantai bawah tanah) sebagai tempat parkir. Basement tersebut pada malam hari akan berfungsi juga sebagai lapak-lapak tempat berjualan. Hal yang menarik adalah tempat ini akan dikuasai oleh para pedagang pakaian bekas.
Operasional Pasar Rakyat Badung Denpasar memang luar biasa. Pada saat siang hari, di sisi barat pasar, kita akan melihat ratusan mobil pick up yang parkir berjejer menjual berbagai keperluan, dari bunga, janur, buah-buahan, sayuran dan lain-lain. Jejeran mobil pick up ini adalah para supplier yang berasal dari berbagai kota di Bali dan Pulau Jawa bagian timur dan menjual dalam jumlah partai besar alias para pengepul.
Pada Pasar Badung pagi hari, kita akan menemukan berbagai jenis los pasar yang menjual satu jenis barang, seperti los yang khusus menjual daging ayam, los yang menjual khusus sayur-sayuran, los yang menjual buah-buahan dan los yang menjual hasil tangkapan laut.
Yang menarik sekali di lapak-lapak menjual daging ayam adalah bagi penjual yang beragama Islam atau tanpa adanya media menaruh sesaji atau tempat persembahyangan secara mayoritas memakai Jilbab. Rata-rata mereka berasal dai Pulau Jawa atau Lombok. Padahal tidak ada peraturan hitam di atas putih lho! Menarik bukan?
Pada saat pagi hari menjelang pergantian ship orang yang menjual atau menggunakan lapak berjualan, kita akan melihat pegawai PD. Pasar Denpasar membersihkan atau menyemprot air semua pelataran tempat berjualan. Hal ini dimaksudkan agar, penjual yang akan menggantikan lapaknya merasakan tempat yang nyaman dan bersih. Perlu diketahui, bahwa pelataran gedung utama tempat berjualan akan berganti orang 2 kali (2 ship) bagi yang memanfaatkan lapaknya. Dengan kata lain, saling berbagi rejeki untuk waktu malam dan pagi hari. Adil dan bijaksana ya!
Pada malam hari, Pasar Rakyat Badung Denpasar pun masih menunjukan geliatnya hingga pagi hari. Apalagi, hari-hari menjelang Hari Raya agama Hindu, seperti Galungan dan Kuningan, Pasar Rakyat Badung Denpasar semakin ramai dan tidak mau tidur. Bahkan, para penjual bunga atau sarana sembahyang Hindu Bali semakin meningkat jumlahnya. Tempat parkirpun yang luasnya hampir seperempat lapangan bola tidak mampu menampung keluar masuknya si roda dua atau empat. Sungguh suasana yang gegap gempita, bagai pasar malam.
Kemeriahan suasana Pasar Rakyat Badung Denpasar bukan hanya pada malam hari. Kondisi ini akan berlangsung hingga pagi hari. Suasana pagi hari pun tetap ramai. Banyak pembeli yang notabene para pengusaha warung makan atau pribadi sebelum berangkat kerja menyempatkan untuk belanja di pagi hari. Oleh sebab itu, Pasar Rakyat Badung Denpasar akan tetap ramai sampai pagi hari.