Libur, Berkah Hidup di Pulau Bali

 “Kalau pengin banyak libur, tinggallah di Bali”

Pernyataan banyak orang di atas ada benarnya. Sebab, saat ini saya sedang mengalami hari libur selama 5 hari termasuk hari minggu. Enak bukan? Eits, nanti dulu. Mayoritas hari libur di Bali berhubungan dengan hari perayaan keagamaan yang tidak termasuk dalam kalender nasional, tetapi khusus regional Bali. Perlu diketahui bahwa agama mayoritas penduduk Bali adalah Hindu. Maka, semua perayaan keagamaan sangatlah sakral untuk dilakukan dan biasanya diselenggarakan dalam keadaan libur.

Prinsip hidup Tri Hita Karana sangat dipegang teguh masyarakat Bali. Tiga (3) keseimbangan terhadap sesama manusia, kepada Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan kepada alam. Selanjutnya dengan melakukan 3 keseimbangan hidup tersebut, maka hidup akan damai dan sejahtera.

Jangan kaget, untuk melakukan upacara keagamaan, masyarakat Bali tidak mau diganggu dengan rutinitas pekerjaannya. Jadi, cuti adalah merupakan solusi yang harus ditempuh. Saya sendiri sudah terbiasa untuk menandatangani staff atau karyawan tempat saya bekerja yang meminta cuti untuk berbagai keperluan. Dari acara piodalan di pura sampai upacara manusa yadnya.

Oleh sebab itu, saat masyarakat luar Bali merayakan hari libur Imlek tahun 2016, maka saya yang hidup di Bali ketiban rejeki merayakan hari libur dalam rangka Hari Imlek dan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Sungguh, sebuah berkah untuk menikmati istirahat panjang di sela padatnya rutinitas pekerjaan.

Anda ingin merasakan sensasi libur di Pulau Dewata Bali? Sebentar lagi akan merayakan liburan Hari Raya Nyepi di bulan Maret 2016. So, silahkan merapat dan nikmati keanekaragaman budaya yang luar biasa.

 

Selamat menikmati libur …

Salam libur dari Kota Denpasar.

*) ilustrasi koleksi pribadi