Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Di Ajang KAA Ke-60, Pesona Jakarta dan Bandung Menyihir Dunia

3 Mei 2015   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat bagaimana kemeriahan peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60? Ya, benar-benar meriah sekali. Untuk mengadakan perhelatan akbar tersebut, Kota Jakarta dan Bandung harus bersolek habis-habisan dari segala bau negatif dalam rangka menerima tamu-tamu negara seantero Asia-Afrika. Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 yang berlangsung pada tanggal 19 hingga 24 April 2015 lalu digelar di 2 kota, yakni Kota Jakarta pada 19 sampai 23 April 2015 dan 24 April 2015 di Kota Bandung. Perlu diketahui bahwa Agenda KAA meliputi 'Asia-Afrika Bussiness Summit' dan 'Asia-Africa Carnival'. Sedangkan, Tema KAA ke-60 dalam acara yang dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional itu, adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan selatan, kesejahteraan, serta perdamaian.

Meriahnya ajang Konferensi Asia-Afrika (KAA) Ke-60 telah berlalu, Tetapi banyak hal yang patut diambil sebagai pembelajaran dan keuntungan bangsa Indonesia. Hal terpenting adalah Indonesia mampu menunjukan pariwisata ke kancah dunia, khususnya Asia-Afrika. Pariwisata Indonesia atau Indonesia Travel, seperti: wisata napak tilas, kuliner, heritage,bisnis dan yang terpenting adalah wisata politik mampu ditunjukan bangsa Indonesia secara ciamik di hadapan para pemimpin negara dan pelaku bisnis Asia-Afrika. Inilah acara yang mengagumkan yang dihelat bangsa Indonesia di hadapan bangsa-bangsa lain. Ibarat kata, sekali mendayung 2 pulau [109 negara] terlampaui. Pemimpin negeri ini tidak perlu bersusah payah melakukan kunjungan resmi yang menghabiskan ratusan miliar untuk mendatangi satu persatu 109 negara tersebut.

Keamanan dan Kenyamanan

Untuk mengadakan perhelatan akbar tersebut, Indonesia berhias diri dengan memberi keamanan dan kenyamanan para tamu negara. Kota Jakarta dan Bandung pun disulap [sihir] bagai kota yang aman, nyaman dan indah dihadapan para peserta KAA. Umbul-umbul, pamflet dan spanduk tentang KAA pun dipasang di berbagai sudut kota Jakarta dan Bandung. Iring-iringan mobil peserta KAA dan pengamanan juga menjadi hiburan menarik bagi warga Jakarta. Warga Jakarta bisa melihat secara langsung mobil-mobil mewah membawa tamu negara seantero Asia-Afrika.

Jakarta yang merupakan kota tersibuk dan termacet dirubah menjadi jalur bebas hambatan alias steril dari kemacetan lalu lintas. Dampaknya pun luar biasa. Sarana transportasi, khususnya Transjakarta yang melewati jalan protokol yang menuju tempat perhelatan KAA di Jakarta Convention Center (JCC), seperti: Jalan MH Thamrin, Jalan Jendral Sudirman dan HR Rasuna Said untuk sementara ditiadakan. Bahkan sarana transportasi umum lainnya yang melewati jalur protokol tersebut terpaksa harus memutar arah atau menghentikan operasinya. Para pengguna sepeda motor pun banyak yang kesasar karena banyak jalur yang ditutup mendadak. Banyak karyawan baik negeri maupun swasta yang bekerja di sekitar jalan protokol dengan terpaksa berjalan kaki. Pemandangan yang sangat sulit ditemui sebelumnya. Tetapi, banyak juga karyawan yang memanfaatkan jasa ojek meskipun harus memutar arah demi menyingkat waktu. Akhirnya, banyak tukang ojek yang mendadak meraup untung.

Bukan hanya Jakarta, Kota Bandung pun bersolek diri. Gedung Merdeka sebagai Museum Konferensi Asia-Afrikadisulap [sihir] menjadi tempat yangindah untuk bernapak tilas bagi para tamu negara. Umbul-umbul, pamflet dan spanduk tentang perhelatan KAA banyak menghiasi sudut Kota Bandung. Gambar yang mencolok adalah Tokoh Soekarno dan Nelson Mandela. Hal ini ingin menunjukan bahwa dengan perhelatan KAA akan membuat Asia-Afrika Baru. Kerja sama antara Singa Afrika dan Harimau Asia mampu mewujudkan kesejahteraan ekonomi di kawasan tersebut.

Dengan adanya perhelatan tersebut, Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Walikota Bandung Ridwan Kamil merupakan sosok yang sibuk dalam menjamu tamu negara. Terlebih lagi Presiden RI Joko Widodo merupakan tuan rumah perhelatan KAA ke-60. Usaha yang maksimal tersebut semata-mata demi kesuksesan acara, kenyamanan dan keamanan tamu negara.Oleh sebab itu, ada intruksi dari Panglima TNI Moeldoko bahwa pihak lain atau siapapun yang berani mendekati tamu negara tanpa ijin dari protokoler atau Paspampres akan ditembak di tempat.

1430650304597136167
1430650304597136167

Keamanan super ketat baik untuk Presiden RI maupun tamu negara benar-benar menjadi hal yang sangat diprioritaskan. Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi bersama puluhan kepala negara dan kepala pemerintahan, mengikuti acara puncak peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Gedung Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) dikawal dengan pengamanan super ketat. Jangan kaget, Pemerintah Indonesia menyediakan 4 Panser Anoa 2 6x6 atau Panser APS-2 6x6 Anoa yang merupakan panser kelas ringan buatan PT Pindad mempunyai kemampuan manufer yang cocok digunakan di wilayah RI dengan karakter medan atau jalan yang kecil dan sempit disiagakan di tempat strategis.

Empat (4) Kendaraan tempur itu berada tepat di pelataran belakang Gedung Balai Sidang JCC. Padahal 3 hari pertama penyelenggaraan KAA, kendaraan tempur itu hanya disiagakan di sekitar Gedung JCC. Total ada 30 kendaraan berlapis baja itu disiagakan di titik-titik tertentu di sekitar Gedung JCC, selama penyelenggaraan KAA ke-60. Tidak hanya di Jakarta, kendaraan ini juga akan disiagakan pada penutupan KAA di Bandung, Jawa Barat, Jumat 24 April 2015. Panser Anoa 2 6x6 dan juga 4x4 memang biasa digunakan untuk pengamanan dan pengawalan acara-acara penting kenegaraan.

14306503411534459999
14306503411534459999


Secara teratur, para kepala negara di benua Asia-Adrika datang ke Jakarta untuk menghadiri ajang KAA ke-60.Kepala negara yang pertama kali datang adalah PM Singapura Lee Tsien Loong. Setelah itu berturut-turut datang PM Nepal Sushil Koirala, Wapres Venezuela Jorge Arreaza, Presiden Vietnam Truong Tan Sang, PM Palestina Rami Hamdalla, Presiden Madagascar Hery Rajaonarimampianina, Presiden Myanmar Thein Sein, Ketua Parlemen Aljazair Abdelkhader Bensalah. Kemudian Wapres Zambia Inonge Wina, Wapres Seychelles Danny Faure, PM Kamboja Hun Sen, Wapres Afsel Cyril Ramaphosa, Wapres Liberia Joseph Boakai, PM Jepang Shinzo Abe, Wapres Angola Manuel Vicente, PM Rwanda Anastase Murekezi, PM Uganda Ruhakana Rugunda, dan PM Bangladesh Sheikh Hasina. Lalu dilanjutkan Presiden Sierre Leone Ernest Bai Koroma, Raja Swaziland Mwasti III, PM Mesir Ibrahim Mahlab, Presiden China Xi Jinping, Ketua Dewan Presidium Korut Kim Yong Nam, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, diakhiri oleh Presiden Iran Hasan Rouhani. Jadi total kepala negara/pemerintahan serta wakil yang diterima Presiden Jokowi berjumlah 28 orang. Setelah itu pemimpin Asia-Afrika langsung foto bersama sebelum memasuki ruangan pertemuan KAA.

14306504001011065558
14306504001011065558

Betapa pentingnya perhelatan KAA ke-60 dikarenakan roda perekonomian di kawasan Asia-Afrika ikut menentukan ekonomi global. Sebagai memori bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 lalu dihadiri oleh perwakilan 30 negara dari benua Asia dan Afrika. Sebagai tambahan, KAA dihadiri oleh Yugoslavia sebagai negara ke-31. Hal terpenting di KAA Bandung 1955, Internasionalisme yang pernah diutarakan oleh Soekarno, menjelma pada masa pemerintahannya dalam Konferensi Asia-Afrika di tahun 1955. Konferensi yang dilaksanakan pertama kali di Bandung kemudian dirayakan kembali 10 tahun yang lalu pada tahun 2005. Setelah 60 tahun berlalu, di mana KAA Bandung 1955 dengan semangat persatuan menentang kolonialisme dan imperialisme serta membangun Gerakan Non-Blok, kini pada tahun 2015 KAA kembali dirayakan disertai pertemuan para pengusaha. Tidak kurang dari 400 CEO dari negara-negara di Asia dan Afrika yang hadir.

1430650447827801827
1430650447827801827



KAA Bandung 1955 memberikan dampak yang luar biasa. Sejak saat itu, perekonomian negara-negara Asia-Afrika lambat laun merangkak naik. Menurut data Bank Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 1967 atau 1 tahun sebelum Gerakan Non Blok (GNB) dideklarasikan, 29 negara yang hadir di KAA Bandung menyumbang 12,89% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Kemudian, sumbangan 29 negara naik menjadi 27,66% pada 2013. Hal ini terutama terdorong oleh lonjakan PDB Tiongkok dalam 20 tahun terakhir. Kontribusi Ekonomi Tiongkok melonjak dari 4,32% pada 1960 menjadi 12,22% pada 2013.

Yang menarik adalah lonjakan kontribusi Tiongkok membuat kenaikan dua kali lipat kontribusi Jepang terlihat tidak seberapa. Jepang telah menyumbang 3,24% PDB dunia pada tahun 1960 dan sekarang menggelontorkan 6,51% dari total PDB global. Bagaimana dengan Indonesia? PDB Indonesia yang paling awal tercatat oleh Bank Dunia adalah data tahun 1967. Saat itu, Indonesia berkontribusi terhadap 0,26% dari PDB dunia. Pada 2013, kontribusi Indonesia mencapai 1,15%. Meskipun semua negara naik, tetapi ada hal yang unik, yaitu: perkembangan India. Sejak 1960, kontribusi India pada PDB global justru merosot dari 2,75% menjadi 2,48% pada 2013. Untuk lebih jelasnya, berikut kontribusi PDB Kumulatif 29 Negara Konfrensi Asia Afrika Terhadap PDB Dunia:

Tahun PDB29 NegaraPDB ChinaPDB Indonesia

196012,89%4,32%-0,04%

197015,38%3,10%0,33%

198018,58%1,70%0,70%

199021,29%1,59%0,51%

200023,14%3,61%0,50%

201327,66%12,30%2,48%

(Sumber: Bank Dunia)

Pembukaan perhelatan KAA ke-60 dibuka dengan diselenggarkannya Asian-African Summit. Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi secara resmi membuka Asian-African Summit yang merupakan rangkaian dari acara Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta. Banyak isu penting yang dibahas di KAA ke-60 tersebut. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyerukan negara-negara Asia-Afrika berjuang untuk memberantas kelompok-kelompok radikal, seperti ISIS. Kelompok-kelompok radikal tersebut sudah menjadi ancaman kedaulatan negara. Terlebih bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Bukan hanya ISIS yang menjadi isu penting, tetapi masalah Narkoba pun menjadi pembahasan penting. Presiden Jokowi juga mengajak para pemimpin negara Asia-Afrika untuk memerangi narkoba yang secara jelas telah merusak generasi muda bangsa. Selanjutnya, isu masalah keamanan negara juga dibahas. Keamanan masing-masing negara menjadi satu hal yang harus diuta‎makan, terutama dalam meningkatkan kerjasama antar negara baik dalam bidang bilateral maupun perdagangan. Menurut Presiden Jokowi menyatakan bahwa keamanan jalur laut adalah satu hal yang mutlak untuk dijaga, mengingat laut adalah jalur utama perdagangan antar negara Asia-Afrika. Untuk itu, Jokowi menegaskan, Indonesia siap menjadi jembatan bagi benua Afrika dan Asia.

‎"Kita harus membangun kerja sama ekonomi kawasan Asia dan Afrika, saling membantu membangun konektifitas, pelabuhan, bandara dan jalan kita, Indonesia akan bekerja menjadi jembatan maritim yang menghubungkan dua benua" (Presiden Jokowi)

1430650490948274582
1430650490948274582

Acara Asian-African Summit yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta tanggal 22 April 2015, Presiden Jokowi berpidato dalam bahasa Indonesia dengan mengangkat tema 'Realization of Asia-Africa Partnership for Progress and Prosperity'. Presiden Jokowi mengajak negara Asia-Afrika mewujudkan cita-cita diadakannya Konferensi Asia-Afrika Bandung tahun 1955. Untuk mewujudkan semangat Bandung, Presiden Jokowi mengajak negara-negara Asia-Afrika untuk mewujudkan 3 cita-cita penting, yaitu: Pertama, meningkatkan kesejahteraan masing-masing negara yang dapat mengurangi tingkat kemiskinan di negara kawasan Asia-Afrika dengan cara peningkatan kualitas pendidikan masyarakatnya dan memberikan jaminan sosial kepada seluruh warga negara masing-masing; Kedua, mengenai solidaritas, Asia-Afrika harus tumbuh bersama dengan meningkatkan investasi, perdagangan dan menjalin kerjasama ekonomi, dan menciptakan konektifitas; Ketiga, mengenai perwujudan stabilitas masing-masing negara secara khusus dan kawasan secara umum baik politik maupun kedaulatan.

‎"Kita harus kerjasama memastikan laut kita aman untuk lalu lintas perdagangan dunia, kita menuntut sengketa antarnegara tidak diselesaikan dengan kekerasan, ini yang harus kita rumuskan dan penyelsaiannya dalam sidang KAA ini” (Presiden Jokowi)

Dari Jakarta dan Bandung Untuk Dunia

Di Ajang KAA yang diadakan di JCC Jakarta, juga menjadi ajang memperkenalkan Kuliner Nusantara. Meskipun disediakan juga menu internasional untuk tamu negara, tetapi hampir80 persen adalah makanan khas Indonesia. Bahkan, menurut Direktur Katering Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) M Sulaeman Nur menyatakan bahwa di ajang KAA tersebut lebih mempromosikan Indonesian food. Kalau yang manis-manisnya aneka jajanan pasar, aneka sate, aneka nasi komplet, nasi tumpeng, dan nasi bogana.

Selama penyelenggaraan KAA 2015, pihak katering menyediakan makanan dengan item menu yang berbeda-beda setiap harinya. Pihak katering tetap harus berkomunikasi dengan pemerintah karena ada special request dari delegasi-delegasi peserta KAA.‎ Dalam jamuan juga disediakan makanan-makanan dengan sajian prasmanan yang dilengkapi dengan hidangan pembuka dan penutup, seperti: asinan Bogor, bakwan udang, tahu gejrot, mie juhi, soto ayam Madura, dan rujak. Sedangkan, contoh menu utama yang bisa disantap para peserta KAA adalah ikan bakar colo-colo, gulai daging sapi, bistik lidah, ayam bakar padang, tumis kacang panjang tempe, nasi goreng sayuran. Sebagai makanan penutup disediakan buah, jajanan pasar, cake, dan saos cokelat.

14306505151597620803
14306505151597620803

Bukan hanya masalah kuliner nusantara yang diperkenalkan kepada peserta KAA 2015, perhelatan KAA 2015 kali ini benar-benar menghentak dunia. Presiden Joko Widodo dalam pidato sambutannya di acara Asian African Business Summit di Jakarta yang merupakan rangkaian kegiatan dari Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika berisi kritik. Presiden Jokowi mencoba menumbuhkan kembali semangat perjuangan yang dirintis pada 60 tahun yang lalu. Dan perjuangan itu belum selesai karena saat ini negara-negara Asia-Afrika masih menghadapi sejumlah tantangan. Presiden Jokowi mengkritik ketidakberdayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menghadapi ketimpangan global. Kritik tersebut langsung mendapat sambutan meriah peserta KAA yang hadir.

Isi pidato Presiden Jokowi yang sungguh fenomenal ternyata disusun oleh sejak lama oleh Tim Substantif yang beranggotakan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Serta dibantu oleh Tim Khusus, yaitu: Rizal Sukma, Sukardi Rinakit, Teten Masduki. Perlu diketahui bahwa Rizal Sukma adalah Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang menyandang gelar doktor ilmu politik dari London School of Economics and Political Studies dan pernah masuk sebagai 100 pemikir terkemuka dunia soal hubungan Islam dan negara. Teten Masduki selama ini dikenal sebagai salah satu pendukung Jokowi, mantan aktivis anti korupsi, dan dipercaya Presiden Jokowi untuk menjadi staf khusus Sekretaris Kabinet. Sedangkan, Sukardi Rinakit adalah peneliti yang bergabung dengan Soegeng Sarjadi Syndicate dan pernah menjadi peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta, serta pernah menjadi penulis pidato Menteri Dalam Negeri dan analis politik Menteri Pertahanan.

Kritikan bukan hanya datang dari Presiden Jokowi, tetapi juga datang dari Raja Yordania Abdullah II yang menyorot tajam soal Palestina. Dalam pidatonya yang disampaikan di perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 menyatakan bahwa jika Palestina sampai saat ini belum merdeka, maka akan menjadi masalah besar dunia. Bahkan, Raja Yordania Abdullah II menyatakan bahwa krisis (kemerdekaan) Palestina adalah krisis dunia. Menurut Raja Yordania Abdullah II, hal tersebut dikarenakan melihat perjuangan kemerdekaan Palestina sudah berlangsung dalam waktu lama. Bahkan saat KAA pertama kali digelar pada 1955, Palestina sudah menyerukan niatannya untuk merdeka. Tetapi, niatan tersebut belum terwujud sampai saat ini. Dan, pada 1955, ketika Konferensi Asia-Afrika Bandung pertama kali digelar, masalah yang dikemukan adalah soal penegakan hak Palestina. Tidak ada yang bisa menyangka bahwa setelah 60 tahun kemudian, Palestina masih belum bisa mendirikan negaranya.



14306505541208198575
14306505541208198575

Di ajang KAA 2015 menjadi ajang napak tilas para tamu negara. Yang menjadi perhatian untuk napak tilas adalah dengan mengunjungi Hotel Savoy Homann dan GedungMerdeka. Hotel Savoy Homann merupakan salah satu hotel tertua di Bandung, Jawa Barat menjadi saksi sejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955. Hotel Savoy Homann dimiliki oleh warga asing yang bernama Mister Homann, seorang warga negara Jerman. Hotel Savoy Homann berdiri sejak tahun 1871 dan menjadi hotel terbesar di Asia Tenggara pada waktu itu.

Hotel Savoy Homann menjadi tempat menginap para delegasi dan pemimpin negara peserta KAA. Kamar bernomor 244 menjadi kamar pilihan keluarga presiden pertama Indonesia, Bung Karno. Perdana Menteri RRC Zhou Enlai menempati kamar 344 di lantai 3. Sedangkan delegasi dari India, Jawaharlal Nehru di kamar 144. Di hotel tersebut yang berada di Jalan Asia Afrika dan tidak jauh dari Gedung Merdeka memiliki beberapa peninggalan sejarah KAA, seperti: memorabilia, golden book, peralatan makan dan minum, furniture, serta foto-foto suasana ketika KAA berlangsung. Dan dihotel inilah pada saat puncak peringatan 60 tahun KAA pada tanggal 24 April 2015, para delegasi dan pemimpin negara peserta melakukan coffe break dan penyambutan oleh Presiden Jokowi di grand ballroom Hotel Savoy Homann.

1430650590642628818
1430650590642628818

Acara puncak di Bandung pun menjadi kesempatan warga Bandung dan sekitarnya untuk datang di sekitar Gedung merdeka. Kesempatan berfoto-foto pun menjadi kenang-kenangan yang tidak terlupakan. Apalagi, pihak Pemerintah Kota Bandung juga mengadakan festIval kesenian disepanjang jalan protokol untuk menyambut tamu penting KAA 2015. Acara ini pun menjadi hiburan warga Bandung dan sekitarnya.

Acara yang menghentak dunia untuk menyambut KAA 2015 di Kota Bandung adalah pagelaran kolosal Angklung for The World dalam rangkaian acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang masuk rekor dunia. Setidaknya sebanyak 20.000 orang terlibat dalam pagelaran tersebut. Pentas angklung terbesar sepanjang sejarah itu diabadikan oleh World Guinness Book ofRecord 2015. Pagelaran tersebut diadakan di Stadion Siliwangi. Lagu yang dimainkan dalam acara tersebut antara lain Halo-halo Bandung dan lagu We Are The World yang dipopulerkan oleh penyanyi legendaris dunia Michael Jackson.

14306506261813649638
14306506261813649638

Semoga apa yang dihasilkan KAA ke-60 berdampak signifikan terhadap negara-negara di Asia-Afrika 10 tahun kedepan dan seterusnya. Negara-negara di dunia, khususnya di Asia-Afrika setidaknya telah mengenal bagaimana pesona Indonesia yang terwakili oleh Kota Jakarta dan Bandung. Mereka membawa segudang kenangan dari Indonesia, keramahan dan antusiasme masyarakat Indonesia dalam menyambut KAA 2015, kuliner nusantara yang beraneka ragam, kritik tajam pemimpin negara-negara Asia-Afrika untukPBB, musik Angklung yang telah menembus Guiness Book of Record dan lain-lain.

Tetapi, hal terpenting adalah kemeriahan KAA 2015 telah membekas di hati masyarakat Indonesia. Betapa kuatnya pengaruh Indonesia di mata dunia. Kita patut berbangga. Semoga semangat Jakarta dan Bandung mampu diwujudkan negara-negara Asia-Afrika. Kita berharap ISIS diberangus, Narkoba diberantas, keamanan di Asia-Afrika terjamin dan Palestina menjadi negara yang merdeka. Mari kita wujudkan Asia-Afrika Baru. Singa Afrika yang mampu bekerja sama dengan Harimau Asia di kancah dunia.

Referensi:

http://kabar24.bisnis.com/read/20150422/15/425857/angklung-for-the-world-pecahkan-rekor-dunia?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter&dlvrit=1516949

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/22/15154071/Pidato.Jokowi.di.KAA.Disambut.Meriah.Siapa.yang.Membuat.

http://news.liputan6.com/read/2218408/puluhan-kepala-negara-ikuti-acara-puncak-kaa-panser-anoa-siaga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun