Pulau Bali yang mempunyai sebutan sebagai Paradise of Island memang mempunyai segudang tempat tujuan wisata yang menarik. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara lebih mengenal Bali dari segi budaya, wisata pantai dan sejenisnya. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali ingin melihat seperti apa pantai Kuta, Pantai Sanur, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali Zoo, Bali Safari& Marine Park dan lain-lain. Di luar objek-objek wisata tersebut, ternyata Bali mempunyai objek wisata gratis yang menarik dan wajib dikunjungi bagi para traveller, yaitu: Jembatan Tukad Bangkung. Apa sih yang menarik?
Jembatan Tukad Bangkung terletak di Desa Adat Pelaga, bagian utara dari Kabupaten Badung. Jembatan ini memisahkan dua desa, yaitu: Desa Plaga dan Desa Belok/Sidan. Rute menuju Desa Pelaga dapat ditempuh dari Kota Denpasar ke arah utara kurang lebih 75 km. Kita bisa memakai jasa sewa mobil/sepeda motor di Kota Denpasar dengan harga terjangkau. Biasanya biaya sewa mobil plus sopir serta BBM-nya pada kisaran Rp 350 ribu-500 rb per 8 jam atau tergantung nego. Sedangkan, jika kita menyewa sepeda motor pada kisaran Rp 50 ribu/hari. Jika kita carter mobil dan termasuk dalam agenda kunjungan tempat kita menginap (hotel), harganya tentu berbeda (karena plus pemandu wisata/tour guide).
Waktu tempuh dari pusat Kota Denpasar ke objek wisata Jembatan Tukad Bangkung kurang lebih 1,5 jam. Selama perjalanan kita akan dimanjakan dengan berbagai pemandangan alam yang menyenangkan hati. Apalagi, setelah melewati Desa Petang, kita akan dimanjakan pemandangan hutan kopi, tanaman bunga dan bentangan tanaman padi yang menghijau yang merupakan landscapewisata agro di Bali.
Saat akan memasuki Desa Adat Pelaga yang diketahui dari gerbang petunjuk di sisi kiri dan kanan jalan, kita akan bertemu dengan pertigaan yang di tengah-tengahnya terdapat patung sang pejuang yang sedang mengacungkan sebuah pistol dan memegang bendera merah putih. Kita bergerak lurus saja dan kurang lebih 1 km, kita akan bertemu Jembatan Tukad Bangkung.
Menurut beberapa literatur, Jembatan Tukad Bangkung merupakan jembatan tertinggi se-Asia Tenggara. Proyek Jembatan Tukad Bangkung merupakan Joint Operation antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Taiwan. Tinggi Jembatan Tukad Bangkung dari dasar tanah terbawah kurang lebih 80 meter. Sedangkan, panjang jembatan kurang lebih 500 meter dan lebar jembatan kurang lebih 16 meter. Jembatan Tukad Bangkung diresmikan oleh Presiden RI ke-6 Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 28 April 2007.
Jembatan Tukad Bangkung dibuat dengan menghubungkan antara 2 bukityang berada di Desa Adat Pelaga dan Desa Belok/Sidan. Sebelum Jembatan Tukad Bangkung dibuat, penduduk antara kedua desa tersebut harus berjalan memutar jalan kurang lebih 1,5 jam. Tetapi dengan adanya Jembatan Tukad Bangkung, maka perjalanan kedua desa hanya membutuhkan waktu tempuh 2 menit dengan kendaraan.Sedangkan, jika kita berjalan kaki membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Yang menarik dari Jembatan Tukad Bangkung adalah tidak dilengkapinya pembatas pengaman yang terbuat dari baja yang menutupi jembatan seperti jembatan-jembatan pada umumnya. Pembatas jembatan hanya dibuat setinggi tubuh manusia (kurang lebih 2 meter).Usut punya usut, ternyata kondisi tersebut disengaja agar para pengunjung atau pemakai jalan raya bisa menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya dengan bebas. Oleh sebab itu, di ujung jembatan terdapat rambu-rambu di larang berhenti di sepanjang jembatan.Terdapat juga pelinggih tempat sembahyang bagi masyarakat sekitar yang beragama Hindu. Sejauh mata memandang, pemandangan yang tertangkap oleh mata di sebelah kiri dan kanan jembatan sungguh luarbiasa. Rimbunnya pepohonan, hutan yang menghijau dan gunung-gunung yang diselingi dengan rumah-rumah penduduk sungguh sedap dipandang mata.
Setiap tahun, Pemerintah Kabupaten Badung-Bali menggelar acara pekan raya agrotourism di sekitaran Jembatan Tukad Bangkung. Acara tersebut merupakan acara yang luar biasa bagi para pelaku agro atau para petani. Banyak hasil pertanian, buah-buahan dan sayuran organik dijajakan dalam pekan raya tersebut. Diselingi juga acara seni dan budaya masayarakat Bali. Betul-betul di kawasan Jembatan Tukad Bangkung menjadi kawasan yang hidup dan gemerlap. Maksud Pemerintah Kabupaten Badung juga untuk menarik para investor, agar mau menanamkan modalnya di kawasan utara Kabupaten Badung tersebut.
Meskipun di sepanjang Jembatan Tukad Bangkung terdapat larangan untuk berhenti, tetapi saya melihat langsung banyak orang-orang yang berhenti di sepanjang Jembatan Tukad Bangkung sekedar untuk berfoto-foto. Apalagi, daya tarik lainnya adalah keberadaan para penjual asongan yang menjajakan jajanan, jagung rebus dan kopi membuat saya ikut berhenti sebentar. Jagung rebus yang manis sangat menggoda di saat perut keroncongan.