"Pokoknya papa tidak terima, jika kamu pacaran sama Haris. Titik"
Ayana ingat perkataan papanya yang tidak merestui hubungan dengan Haris. Bahkan, papa Ayana pernah menghina Haris yang tidak mungkin bisa diterima di perguruan tinggi ternama. Haris tidak pantas untuk masa depan anaknya.
Kenyataannya, Haris malah diterima di jurusan Teknik Geologi. Sesuai dengan cita-cita yang diimpikannya. Ia ingin menjadi ahli dalam ilmu kebumian. Serta, ingin menjadi dosen, agar ilmu kebumiannya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Ayana merasa malu, apa yang telah orang tua lakukan terhadap Haris. Itulah yang menyebabkan Ayana menolak cinta tulusnya Haris. Meskipun. Ayana sungguh kaget atas keputusan Haris. Ayana juga malu, teman-teman telah mendukung untuk menjauhkan dirinya dengan Haris.
Teman-teman Ayana banyak yang main ke rumahnya. Ingin bertanya kabar tentang kelanjutan kuliahnya. Namun, beberapa kali main ke rumahnya. Ayana tidak mau menemuinya. Orang tua Ayana semakin bingung. Bukan hanya mengurung diri, tetapi Ayana tidak mau makan.
Kabar Ayana mengurung diri sampai ke telinga Haris. Haris khawatir apa yang akan terjadi dengan Ayana. Tetapi, Haris bingung untuk menengoknya. Ia khawatir bahwa kedatangannya justru menambah rasa benci orang tua Ayana. Karena, Haris tahu bahwa Ayana tidak diterima di perguruan tinggi favorit. Haris takut bahwa kedatangannya justru membuat panas situasi.
Haris beberapa kali menelepon dan kirim pesan ke Ayana. Tetapi, tidak direspon sama sekali. Dengan rasa takut, Haris pun memberanikan diri untuk bertandang ke rumah Ayana. Apapun yang terjadi, ia akan menerimanya dengan senang hati.
Kedatanganya di rumah Ayana disambut dengan dingin orang tuanya. Ia menyangka bahwa kedatangan Haris, justru ingin membuat malu anaknya. Namun, Haris hanya ingin mengetahui keadaan Ayana. Karena, bagaimanapun Ayana adalah teman sebangku sejak kelas 1 SMA. Haris sangat memahami karakter Ayana. Itulah sebabnya, Haris memberanikan diri datang ke rumahnya.
"Mau apa kamu datang ke sini. Ingin mempermalukan anak saya" bentak papa Ayana.
"Maaf om. Saya datang ke sini semata-mata ingin mengetahui kondisi Ayana. Saya dapat info dari teman-teman. Bahwa, Ayana tidak mau keluar rumah" jawab Haris ketakutan.
"Saya tidak butuh belas kasihan dari kamu, tahu!" bentak papa Ayana lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!