Perawakannya tinggi, usianya kekira lebih dari setengah abad. Terlihat dari kerutan dahinya. Saya tidak bisa melihat seluruh bagian wajahnya, karena tertutup masker. Melihat penampilannya, ia baru pulang kerja kantoran. Karena, waktu sudah menunjukan pukul 17.00 lebih. Kelihatannya, ia seorang suami setia. Karena, biasanya ibu-ibu yang mendorong troli belanjaan. Namun, bapak dengan baju putih lengan panjang dan celana kain warna kain krem sigap mendorong troli belanja. Sesekali, matanya melihat kertas belanjaan. Kemudian, tangannya mencari barang belanjaan yang ada di rak supermarket. Akhirnya, troli pun dipenuh dengan barang belanjaan keperluan sehari-hari.Â
Ilustrasi di atas merupakan salah satu kegiatan seorang Bapak di sebuah Supermarket di Kota Denpasar. Terlihat ia menggantikan tugas istrinya. Dengan membawa daftar belanjaan yang ada dalam secarik kertas. Ia sigap mencari barang untuk keperluan sehari-hari.
Mencatat barang belanjaan memang sangat penting. Dengan tujuan, agar dana yang ada bisa dibelanjakan barang sesuai rencana. Apalagi, saat bulan Ramadan, yang dipenuhi berbagai kebutuhan, hingga hari raya Lebaran tiba. Maka, perencanaan keuangan selama bulan Ramadan benar-benar dibutuhkan.
Percaya atau tidak, masih banyak keluarga Indonesia yang kerepotan dalam melakukan perencanaan keuangan, khususnya di bulan Ramadan. Padahal, sebenarnya mudah dalam membuat Rencana Anggaran (Budget Planning) selama bulan Ramadan.
Kuncinya, anda mau merencanakannya sejak awal. Karena, tanpa perencanaan yang baik, maka pengeluaran bisa menjalar ke mana-mana tanpa terkontrol. Berikut, 5 Macam Rencana Anggaran yang bisa anda terapkan selama bulan Ramadan.
 DANA BELANJA HARIAN
Tentu, dana yang paling penting adalah dana untuk keperluan sehari-hari selama bulan Ramadan. Seperti, dana belanja keperluan buka puasa atau sahur. Termasuk dana kebutuhan belanja BBM (Bahan Bakar Minyak) yang menggunakan kendaraan bermotor. Atau, dana transportasi, bagi yang mobilisasi dengan menggunakan trasnportasi umum.
Dana belanja harian tidak bisa ditunda. Karena, dana belanja harian sangat dibutuhkan saat itu juga. Oleh sebab itu, sebisa mungkin anda bisa mengalokasikan dan belanja harian. Agar, istri anda bisa membelanjakan dananya sesuai dengan rencana. Saya sering berkomunikasi dengan istri, tentang keperluan berbuka puasa dan sahur.
Bahkan, saya mempunyai standar besaran uang belanja. Jadi, tidak boleh melebihi dari besaran dana yang telah direncanakan. Sebagai contoh, dana belanja buka puasa dan sahur sebesar Rp50 ribu. Maka, saya dan istri akan mencari menu buka dan sahur, yang tidak menghasbiskan dari dana yang direncanakan.Â