Saat Pandemi Virus Corona, silaturami tetap berjalan. Bahkan, banyak aplikasi yang digunakan banyak orang untuk berkomunikasi jarak jauh. Baik untuk konferensi pers atau kelas online. Seperti zoom, hangout dan lain-lain.
Namun, aplikasi yang menarik untuk disimak adalah TeamViewer. Aplikasi ini bukan hanya untuk silaturahmi, tetapi bisa install ulang PC saya dari jarak jauh. Meski, jarak jauh, tetapi terasa dekat.
Kenalan Lewat Facebook
Setengah tahun yang lalu, PC saya ngadat. Saya ingin migrasi dari Windows 8 ke Windows 10. Hal ini bertujuan agar saya lebih leluasa dalam membuat blog. Apalagi, menurut banyak orang, memakai Windows 10 membuat performa PC lebih baik.
Dengan melihat masalah PC, maka saya berniat untuk install ulang PC saya. Banyak variasi harga yang diterapkan jasa install ulang. Saya pun berselancar ke RTC (Rimo Trade Center) Denpasar untuk install ulang. Dan, install ulang berjalan lancar.
Sayangnya, 3 bulan kemudian, PC saya ngadat kembali. Entah kenapa? Yang jelas, performa makin menurun. Mungkin, karena prosesor PC yang lama. Sementara, dibenamkan system operasi Windows 10. Jadi, performa terasa lemot.
Terpaksa, PC saya harus "jajan" lagi. Karena, saya mesti menulis blog, baik untuk tulisan berkala. Maupun, tulisan untuk review produk. Saya pun berusaha untuk mencari jasa instal ulang yang berada di market place lokal Bali. Setelah, berselancar beberapa jam, maka saya pun percaya diri untuk mengundang seorang jasa install ulang ke kos-kosan saya.
PC saya dioprek-oprek, dari pukul 14.00 hingga menjelang isya. Berasa boring karena saya harus menemani sang penginstall. Untungnya, sang penginstall yang mempunyai akun di Facebook @Nova Merta (Ngurah) enak diajak ngobrol. Banyak hal yang menarik dari pembicaraan kami, selama dia menginstall ulang PC saya.
Sejujurnya, dia bukanlah orang yang sekolah di jalur IT. Dia adalah lulusan sekolah pariwisata yang bekerja di sebuah hotel di Bali. Jasa install ulang merupakan pekerjaan sampingan dia. Menarik, dia belajar otodidak ilmu perinstalan. Makanya, semua data untuk install, dia masukkan dalam Hard Disk 1 TB.
Jujur, keahlian dia dalam menginstall bukanlah amatiran. Sungguh lihai dan ahli. Anda tidak akan percaya, kalua dia belajar secara otodidak. Saya jadi teringat teman saya yang pernah jadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang.
Jiwa otodidaknya dalam melakukan instalasi jaringan informaasi membuatnya percaya diri untuk membuka  bisnis warnet dan game online. Namun, usaha tersebut bangkrut, seiring dengan boomingnya game online melallui perangkat smartphone.
