Kemacetan lalu lintas masih menjadi masalah besar negeri ini, khususnya kota-kota besar di Indonesia. Berbagai program kebijakan Pemerintah Daerah pun diimplementasikan untuk meminimalkan atau mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas.
Banyak cara untuk mengurangi tingkat kemacetan. Salah satunya dengan mengembangkan transportasi publik. Bahkan, Ibu Kota DKI Jakarta, bukan hanya mengembangkan angkutan perkotaan yang ramah. Juga, keberadaan MRT (Mass Rapid Transit) telah menjadi transportasi publik andalan masyarakat Ibu Kota. Tidak berbeda dengan angkutan publik yang ada di negara-negara maju.
Lantas, bagaimana perkembangan transportasi publik yang ada di daerah? Salah satu, transportasi publik yang menarik dibahas adalah transportasi publik yang ada di Pulau Seribu Pura Bali. Moda transportasi yang familiar di Bali adalah Trans Sarbagita. Transportasi publik yang diberlakukan di beberapa kota di Bali seperti Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan.
Saya gembira setiap menikmati fasilitas Trans Sarbagita. Yang menarik adalah adanya angkutan feeder (trayek pengumpan) yang gratis. Hal ini untuk memanjakan masyarakat Bali. Sayang, beberapa bulan ini keberadaan feeder tidak saya temukan untuk memanfaatkan transportasi publik tersebut.
Lanjut, kesan pertama yang bisa anda rasakan saat naik Trans Sarbagita  adalah biaya yang murah alias bersahabat. Untuk umum, hanya dikenakan biaya Rp 3.500. Sedangkan, untuk mahasiswa atau pelajar yang memakai baju seragam atau bisa menunjukan kartu identitasnya tidak dikenakan biaya.
Menikmati fasilitas Trans Sarbagita koridor II Batubulan-Nusa Dua memberikan banyak pengalaman menarik. Bersama teman-teman, saya merasakan sensasi perjalanan Trans Sarbagita koridor II Pulang-Pergi (PP). Bagai anak kecil yang dikasih permen, kegembiraan saya dan teman-teman bisa menikmati transportasi publik layaknya mencoba Busway Jakarta.
Lagi, fasilitas standar yang ada di Trans Sarbagita juga terbilang nyaman. Tempat duduk yang enak, tabung pemadam kebakaran, tempat sampah. Serta, alat pemecah kaca dan pintu darurat telah tersedia. Apalagi, kondisi pendingin ruangan (AC) yang stabil membuat perjalanan makin nyaman.
Perbaikan Waktu Tunggu
Anda bisa melihat jadwal perjalanan Trans Sarbagita yang terpasang di dinding kaca bus. Ibarat pepatah, tak ada gading yang tak retak. Maka, operasional Trans Sarbagita perlu perhatian serius di satu sisi. Salah satu hal yang perlu diperbaiki adalah masalah "waktu tunggu" penumpang.
Saya memahami bahwa Trans Sarbagita "belum menyentuh lebih dalam" kesadaran masyarakat dalam penggunaan transportasi publik. Dan, saya beranggapan bahwa Trans Sarbagita mengalami "sedikit" perubahan.Â
Seperti, bus ukuran besar mulai jarang terlihat. Waktu tunggu juga terasa "agak" lama. Hal ini perlu menjadi perhatian pihak terkait karena sangat penting bagi masyarakat yang menyadari pentingnya transportasi publik.
Namun, di sisi lain masyarakat juga perlu memahami pentingnya Trans Sarbagita. Yaitu, untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Saat animo masyarakat yang begitu massal terhadap moda transportasi. Maka, tingkat kemacetan lalu lintas mengalami penurunan. Juga, kontinuitas operasional Trans Sarbagita akan tetap berjalan dengan baik.
Dengan kata lain, kehadiran Trans Sarbagita membutuhkan partisipasi masyarakat. Serta, masyarakat juga membutuhkan kehadiran Trans Sarbagita sebagai moda transportasi publik yang bisa diandalkan. Ini bagai hukum sebab-akibat, di mana kedua pihak saling membutuhkan dan melengkapi.
Menjaga Fasilitas Publik
Hal yang paling penting lainnya dalam meningkatkan operasional Trans Sarbagita adalah perlunya menjaga fasilitas publik. Masyarakat perlu menjaga kondisi halte-halte yang berada di sepanjang koridor. Mencorat-coret alias vandalism adalah tindakan yang perlu anda hindari. Masyarakat perlu menggunakan fasilitas publik sebijak mungkin.