Apa yang menarik dari bulan suci Ramadan di Indonesia tahun ini? Tidak lain adalah pengumuman Pilpres 2019 yang masih menuai banyak polemik. Dengan kata lain, perbedaan pilihan masih berjalan.
Karena, salah satu kubu yaitu Capres Nomor urut 02 telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tentang hasil pengumuman pemenang Pilpres 2019 yang di-launching oleh lembaga  Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Konflik Horisontal
Perbedaan pilihan atau pandangan tentang calon pemimpin negeri ini adalah sebuah keberagaman, Bukan hanya perbedaan 2 kubu Capres. Tetapi, di dalamnya terdapat berbagai macam suku, agama, Ras  dan Antar Golongan (SARA). Uniknya, keberagaman tersebut tetap berupaya untuk menyemarakan bulan suci Ramadan tahun ini. Â
Bahkan, demo di depan kantor Bawaslu RI tanggal 21-22 Mei 2019 lalu, para pendemo dihadang para pratjurit TNI. Ketika, menjelang waktu imsak, para prajurit TNI justru menghormati para pendemo dengan membagikan nasi Padang. Ini adalah sebuah penghargaan atau penghormatan bahwa kesucian bukan Ramadan tetap dijaga.
Tentu, TNI dan pendemo berbeda pandangan. Namun, menyemarakan suasana bulan suci Ramadan tetap nomor satu. TNI menyadari bahwa kelangsungan puasa tetap dijaga. Dan, memberikan menu makanan untuk santap sahur adalah perbuatan yang beroleh pahala. Yang memberi dan yang berpuasa sama-sama mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Bangsa Indonesia merasakan bahwa ajang Pemilu telah merenggangkan hubungan  masyarakat di tingkat bawah, Mereka berbeda pilihan politik baik Caleg maupun Calon Presiden. Tidak dipungkiri, gesekan secara horizontal kerapkali terjadi. Mereka meyakini bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik.
Namun, ketika memasuki bulan Ramadan, semua pihak memahami bahwa menghormati bulan Ramadan yang suci dan penuh berkah adalah sebuah keharusan. Baik yang berbeda pandangan politik maupun yang berbeda agama, Mereka berkomitmen untuk saling menjaga berkahnya Ramadan. Serta, menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Â
Mencairnya Politisi
Statement (pernyataan) para politisi yang kerapkali tampil di televisi pun berkurang garangnya. Mereka merasa bahwa kesucian dan semarak bulan Ramadan perlu dijaga. Politisi mulai membuka diri bahwa terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa harus diutamakan. Dan, menghormati bulan Ramadan harus dikedepankan.
Ketegangan para politisi mulai mencair. Perbedaaan pandangan yang dialami saat Pemilu 2019 mulai dihilangkan. Ajang buka bersama (bukber) mulai dilakukan. Mereka mulai merekatkan hubungan yang semula renggang karena perbedaaan politik. Komunikasi mulai dilakukan tanpa memandang kubu Capres  01 dan 02.
Para politisi mulai terbuka untuk saling berkonsolidasi. Mereka melakukan "penjajakan" demi persatuan dan kesatuan bangsa. Rangkulan demi rangkulan meredakan ketegangan yang pernah terjadi. Salaman demi salaman mengurangi perbedaan pandangan politik.