Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Membangun dan Merusak Infrastruktur Kota Ngawi Berjalan Bersamaan

14 November 2017   09:58 Diperbarui: 14 November 2017   15:26 3969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan depan rumah yang terlihat mulus sebelum adanya proyek sirkuit (Sumber: dokumen pribadi)

Kabupaten Ngawi yang mengusung tagline "Ngawi Ramah" merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur yang berada paling barat. Kabupaten Ngawi berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Sragen. Kabupaten Ngawi beribukota Ngawi yang jaraknya kurang lebih 30 km dari perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi Kota Ngawi sunggu pesat. Kondisi ini ditandai dengan tumbuhnya pertokoan yang menjual kebutuhan rumah tangga dan gadget di ruas  jalan Ahmad Yani hingga  ke arah utara hingga Pasar Besar Ngawi. Beberapa supermarket dan minimarket juga mulai tumbuh di kawasan ini.

Jika melihat kondisi alun-alun Kota Ngawi maka menimbulkan decak kagum karena dibuat megah dan hijau. Berbagai fasilitas seperti rumah baca, jogging track, lapangan tenis, basket, tempat theraphy dan lain-lain juga menghiasi alun-alun.  Yang menarik adalah di kawasan alun-alun ini telah dilengkapi fasilitas Wifi gratis mengikuti perkembangan penggunaan gadget di masyarakat. Sebuah langkah cerdas Pemerintah Daerah untuk menuju Smart City (Kota Cerdas).

Beberapa bulan yang lalu, alun-alun Kota Ngawi juga menjadi saksi bisu diadakannya perhelatan akbar acara musik "INBOX" oleh sebuah stasiun televisi swasta nasional. Di ajang itulah Kota Ngawi mampu memecahkan Rekor MURI aksi Paramotor (Paralayang dengan mesin motor) dengan peserta terbanyak. Di tempat yang sama, Kota Ngawi juga pernah memecahkan Rekor MURI Tarian Orek-orek dengan peserta terbanyak.

Kondisi alun-alun Kota Ngawi yang luas dan hijau (Sumber: dokumen pribadi)
Kondisi alun-alun Kota Ngawi yang luas dan hijau (Sumber: dokumen pribadi)
Perlu diketahui, Pemerintah Daerah Ngawi juga telah melahirkan banyak pahlawan dan tokoh nasional seperti Gubernur RM. Soeryo, tokoh BPUPKI KRT. Rajiman Wedyodiningrat, Pengamat ekonomi Prof. Sri Edi Swasono, tokoh film Umar Kayam, model Ratih Sanggarwati, pelawak Topan, dan lain-lain. Kota  Ngawi juga menjadi terkenal saat Presiden Jokowi melakuan kunjungan ke Kota Nagwi dan menyempatkan diri untuk menikmati kuliner tradisional serta  membagikan ribuan traktor untuk para petani. 

Tambah lagi, kemasyhuran Kota Ngawi di ranah internasional adalah karena keberadaan Museum Trinil yang mengoleksi banyak benda purbakala Homo Erectus Dubois dekat Sungai Bengawan Solo.  Sungguh, sebuah kota yang terkenal di mata dunia meskipun pamor Kota Ngawi masih kalah dengan tetangganya, Kota Madiun di mata nasional.

Di luar prestasi dan penghargaan yang membanggakan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi, terselip banyak masalah yang perlu dicarikan solusinya. Jika anda melakukan perjalanan darat di Kota Ngawi melalui jalur perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah dari Desa Mantingan hingga Kota Ngawi dan jalur utara dari Kota Ngawi hingga perbatasan dengan Kabupaten Madiun, anda akan merasakan sensasi berkendara yang luar biasa. Jalan raya yang banyak gelombang dan lubang serta bekas tambal jalan yang seadanya membuat para pengguna jalan harus hati-hati.

Apalagi, pengguna jalan raya harus beradu dengan para monster jalanan bus kota Jawa Timuran seperti Sugeng Rahayu, Sumber, Selamat dan Mira yang dikenal suka menyerobot jalur lain serta truk gandeng atau tronton menjadi perjalanan yang butuh adrenalin tinggi. Jujur, saya selalu deg-degan saat melewati jalur ini karena saya merasakan bagaimana kerapkali menghindari jalan bergelombang dan berlubang serta mengalah karena jalur yang saya lewati diserobot oleh bus kota.

Bukan hanya jalan raya yang hingga sekarang masih menyisakan kepedihan bagi pengguna jalan raya. Apalagi, jalan raya jalur Mantingan-Ngawi telah memakan korban public figure Sophan Sophian (Suami artis Widyawati).  Kini, saya harus merasakan pedihnya jalan depan rumah yang "persis" jalan Kerbau atau kubangan lumpur saat hujan tiba. Beberapa minggu yang lalu Pemerintah Kabupaten Ngawi merealisasikan pembuatan sebuah sirkuit sepeda motor Trail (grass track) di kawasan bekas sungai mati Candi Beran Ngawi. Kawasan yang merupakan bekas lengkungan sungai Bengawan Solo akhirnya ditutup (direklamasi) menjadi kawasan olahraga.   

Beberapa spot proyek grass track dan tampak dump truck dan begu sedang meratakan tanah (Sumber: dokumen pribadi)
Beberapa spot proyek grass track dan tampak dump truck dan begu sedang meratakan tanah (Sumber: dokumen pribadi)
Saya menyadari bahwa pembuatan sirkuit grass track tersebut pasti diapresiasi oleh masyarakat Kota Ngawi. Kebetulan sekali sang Bupati Ir. Budi Sulistyono (Kanang) adalah tokoh politik yang sangat menggemari olahraga adu nyali sepeda motor trail. Dan, anggapan saya mungkin daripada kawasan tersebut nganggur atau tidak difungsikan karena selalu menjadi kawasan banjir saat musim hujan tiba maka ide Bupati Ngawi sangat brilian. Apalagi, taraf perekonomian di sekitar sirkuit tersebut akan mengalami peningkatan di masa depan. Banyak masyarakat lokal yang bekerja, sumber-sumber penghasilan juga akan tumbuh. Sektor-sektor ekonomi kecil dan menengah juga diprediksi  akan bermunculan. Benar-benar sebuah gagasan cerdas melihat perkembangan ekonomi di masa depan.

Peta jalan Perkutut dan proyek sirkuit (Sumber: Google Maps)
Peta jalan Perkutut dan proyek sirkuit (Sumber: Google Maps)
Ya, membangun infrastruktur kota yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sangatlah diperlukan. Tentunya, perlu dana yang diperoleh dari APBD atau bantuan dari APBN sebagai Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Daerah untuk memperluas pembangunan infrastruktur tersebut. Bukan itu saja, pembangunan infrastruktur juga hendaknya tidak merugikan masyarakat di sekitarnya. Dengan kata lain, apresiasi dan dukungan masyarakat sangat tinggi karena merasa diuntungkan. Masyarakat tidak merasa terganggu dengan proses pembangunan infrstruktur akan memberikan kemudahan saat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Hal itulah yang sangat diharapkan masyarakat saat kebijakan publik Pemerintah daerah diimplementasikan dalam masyarakat.

Pembangunan proyek sirkuit tersebut melewati jalur utama yaitu jalan Perkutut yang jaraknya kurang lebih 2 km dari pusat pemerintahan. Jalan yang merupakan akses penting menuju pemakaman umum dan jalan Ring Road baru bagian selatan. Jalan ini juga terbilang paling panjang dibandingkan dengan jalan-jalan lainnya di Desa Beran. Bukan itu saja, jalan yang terbilang mulus dan lebar dan memudahkan masyarakat untuk akses ke desa-desa lainnya. Jalan ini juga terdapat banyak mushola dan terlihat gemerlap saat menjelang hari raya Islam karena takbir keliling. Tambah lagi, banyak orang-orang penting (pejabat lokal) yang suka mengakses jalan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun