Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bus Sekolah, Jurus Jitu Menekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas

6 Agustus 2017   01:09 Diperbarui: 6 Agustus 2017   01:16 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan transportasi publik di Indonesia bagai mengurai benang kusut. Membutuhkan kerja sama, ketelatenan dan kesabaran untuk menyelesaikannya agar benang yang kusut bisa tertata kembali. Bukan hanya itu, transportasi publik juga membutuhkan aksi nyata semua elemen atau stakeholder agar program yang direncanakan tidak sekedar laporan belaka.   

Transportasi publik khususnya di Bali masih jauh dari kata layak. Jika anda pernah atau tinggal di Bali saat ini khususnya wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) maka transportasi publik masih membutuhkan penanganan khusus dan serius. Meskipun, program Bus Sarbagita telah diluncurkan oleh Pemeritah Provinsi Bali. Namun, pemanfaatan bus sebagai layanan publik masih tergolong kecil.

Dampak signifikan dari kurangnya pemanfaatan transportasi publik adalah meningkatnya kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan raya seperti di Kota Denpasar dan sekitarnya. Padahal, merujuk pada UU No. 22 tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyatakan bahwa pemerintah daerah perlu menjamin tersedianya transportasi bagi masyarakat untuk mengurangi kemacetan. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Bali berupaya mengatur beberapa strategi yang dirumuskan dalam suatu rencana komprehensif berbentuk Transport Demand Management (TDM). Beberapa program yang perlu digalakkan di antaranya peningkatan kapasitas, keberpihakan kepada angkutan umum, serta pembatasan kendaraan pribadi. Program lainnya adalah melakukan pelebaran jalan, mengurangi konflik di persimpangan maupun pengembangan Intelligent Transport System (ITS).

Namun, kasus yang sering menghantui karena meningkatnya kemacetan lalu lintas adalah kurangnya peningkatan pelayanan angkutan umum. Pemakaian kendaraan pribadi yang semakin melonjak serta belum adanya regulasi tentang pembatasan usia kendaraan bermotor menjadikan kemacetan lalu lintas tak terbantahkan. Saya beberapa kali melakukan perjalanan di beberapa kota besar di Bali untuk mengamati ketersediannya transportasi publik. Yang menarik dari pengamatan saya adalah tersedianya transportasi publik khusus untuk anak sekolah di Kabupaten Tabanan. Transportasi publik yang menggunakan jenis Angkot (Angkutan Kota) Trans Serasi terasa berfungsi sekali untuk memenuhi kebutuhan transportasi sekolah. Siswa-siswa sekolah benar-benar merasakan manfaat dengan tersedianya angkutan kota tersebut.

Parkir bus sekolah yang terdapat di sebelah barat kantor Kabupaten Tabanan (Dokumentasi Pribadi)
Parkir bus sekolah yang terdapat di sebelah barat kantor Kabupaten Tabanan (Dokumentasi Pribadi)
Perlu dipahami bahwa kemacetan lalu lintas bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Pemerintah Kota Tabanan mengklaim bahwa dengan adanya program bus sekolah mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas dari 23 persen menjadi 2 persen saja. Oleh sebab itu, pihak Pemda melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan, Agus Hartawiguna berencana untuk menambah armada bus sekolah tersebut. Sebanyak 94 armada yang ada saat ini berhasil melayani 6 Kecamatan dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan.

Di sisi lain, Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi justru menggalakkan program bus sekolah pada tahun ajaran 2017/2018 mendatang. Tahap awal akan dioperasikan enam mikrobus, untuk rute Denpasar Utara dan Denpasar Timur dengan kapasitas 25 tempat duduk. Oleh sebab itu, 150 siswa bisa terlayani untuk rute pagi. Agar lebih efektif maka pelayanan bus sekolah akan dibuka untuk siang hari. Bus sekolah akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti AC, wifi dan aplikasi. Apalagi, jika koneksi tersebut menggunakan jaringan kuat yang mengusung teknologi terbaru 4,5G seperti XL. Maka, perangkat Teknologi Informasi (TI) bisa membantu anak sekolah mendapatkan ilmu yang bermanfaat melalui perangkat digital selama berada dalam bus sekolah baik saat berangkat maupun pulang sekolah.

Kehadiran bus sekolah juga bisa menekan angka orang tua yang antar jemput anak ke sekolah. Padahal, kehadiran orang tua di sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi justru menambah daftar tingkat kemacetan lalu lintas. Oleh sebab itu, tingkat kecelakaan lalu lintas diprediksi akan meningkat karena kestabilan emosi orang tua berbeda-beda dalam menggunakan kendaraan pribadi.  Di mana, kemacetan lalu lintas banyak menimbulkan cara instan untuk menerobos atau melanggar peraturan lalu lintas. Dan, kecelakaan lalu lintas pun tidak terelakkan.

Dengan terwujudnya bus sekolah yang aman dan nyaman bagi anak sekolah maka orang tua mempunyai waktu lebih untuk bekerja dan meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga. Memperkecil tingkat kecelakaan lalu lintas secara tidak langsung memberikan kesempatan anak sekolah untuk menggapai masa depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun