Membicarakan transportasi publik di Indonesia bagai mengurai benang kusut. Membutuhkan kerja sama, ketelatenan dan kesabaran untuk menyelesaikannya agar benang yang kusut bisa tertata kembali. Bukan hanya itu, transportasi publik juga membutuhkan aksi nyata semua elemen atau stakeholder agar program yang direncanakan tidak sekedar laporan belaka. Â Â
Transportasi publik khususnya di Bali masih jauh dari kata layak. Jika anda pernah atau tinggal di Bali saat ini khususnya wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) maka transportasi publik masih membutuhkan penanganan khusus dan serius. Meskipun, program Bus Sarbagita telah diluncurkan oleh Pemeritah Provinsi Bali. Namun, pemanfaatan bus sebagai layanan publik masih tergolong kecil.
Dampak signifikan dari kurangnya pemanfaatan transportasi publik adalah meningkatnya kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan raya seperti di Kota Denpasar dan sekitarnya. Padahal, merujuk pada UU No. 22 tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyatakan bahwa pemerintah daerah perlu menjamin tersedianya transportasi bagi masyarakat untuk mengurangi kemacetan. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Bali berupaya mengatur beberapa strategi yang dirumuskan dalam suatu rencana komprehensif berbentuk Transport Demand Management (TDM). Beberapa program yang perlu digalakkan di antaranya peningkatan kapasitas, keberpihakan kepada angkutan umum, serta pembatasan kendaraan pribadi. Program lainnya adalah melakukan pelebaran jalan, mengurangi konflik di persimpangan maupun pengembangan Intelligent Transport System (ITS).
Namun, kasus yang sering menghantui karena meningkatnya kemacetan lalu lintas adalah kurangnya peningkatan pelayanan angkutan umum. Pemakaian kendaraan pribadi yang semakin melonjak serta belum adanya regulasi tentang pembatasan usia kendaraan bermotor menjadikan kemacetan lalu lintas tak terbantahkan. Saya beberapa kali melakukan perjalanan di beberapa kota besar di Bali untuk mengamati ketersediannya transportasi publik. Yang menarik dari pengamatan saya adalah tersedianya transportasi publik khusus untuk anak sekolah di Kabupaten Tabanan. Transportasi publik yang menggunakan jenis Angkot (Angkutan Kota) Trans Serasi terasa berfungsi sekali untuk memenuhi kebutuhan transportasi sekolah. Siswa-siswa sekolah benar-benar merasakan manfaat dengan tersedianya angkutan kota tersebut.
Di sisi lain, Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi justru menggalakkan program bus sekolah pada tahun ajaran 2017/2018 mendatang. Tahap awal akan dioperasikan enam mikrobus, untuk rute Denpasar Utara dan Denpasar Timur dengan kapasitas 25 tempat duduk. Oleh sebab itu, 150 siswa bisa terlayani untuk rute pagi. Agar lebih efektif maka pelayanan bus sekolah akan dibuka untuk siang hari. Bus sekolah akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti AC, wifi dan aplikasi. Apalagi, jika koneksi tersebut menggunakan jaringan kuat yang mengusung teknologi terbaru 4,5G seperti XL. Maka, perangkat Teknologi Informasi (TI) bisa membantu anak sekolah mendapatkan ilmu yang bermanfaat melalui perangkat digital selama berada dalam bus sekolah baik saat berangkat maupun pulang sekolah.
Kehadiran bus sekolah juga bisa menekan angka orang tua yang antar jemput anak ke sekolah. Padahal, kehadiran orang tua di sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi justru menambah daftar tingkat kemacetan lalu lintas. Oleh sebab itu, tingkat kecelakaan lalu lintas diprediksi akan meningkat karena kestabilan emosi orang tua berbeda-beda dalam menggunakan kendaraan pribadi. Â Di mana, kemacetan lalu lintas banyak menimbulkan cara instan untuk menerobos atau melanggar peraturan lalu lintas. Dan, kecelakaan lalu lintas pun tidak terelakkan.
Dengan terwujudnya bus sekolah yang aman dan nyaman bagi anak sekolah maka orang tua mempunyai waktu lebih untuk bekerja dan meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga. Memperkecil tingkat kecelakaan lalu lintas secara tidak langsung memberikan kesempatan anak sekolah untuk menggapai masa depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H