Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Visit Tidore Island, Bangkitnya Warisan Alam Pusat Rempah-rempah Dunia yang Mempesona

9 Maret 2017   19:01 Diperbarui: 9 Maret 2017   19:12 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Taji Besi atau Ratib (Sumber: http://nationalgeographic.co.id/)

Pusat Rempah-Rempah Dunia

Sejarah menyatakan bahwa komoditas rempah-rempah dan pulau Maluku adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dan begitu juga Ternate-Tidore dalam sejarah dunia. Lima abad yang lalu, dua kesultanan besar di bagian timur negara kita muncul ke panggung sejarah dunia. Keberadaan pulau-pulau di kawasan rempah-rempah pulau Maluku, terutama Ternate-Tidore sebagai produsen cengkeh, dan Kepulauan Banda sebagai produsen pala membuat orang di belahan dunia untuk melakukan perjalanan panjang memperoleh rempah-rempah tersebut. 

Tidore, salah satu kota di Provinsi Maluku Utara tersebut telah terkenal sejak jaman kolonial karena rempah-rempahnya yaitu cengkeh dan pala. Kekayaan rempah-rempah yang berlimpah membuat banyak orang dari belahan dunia untuk berkunjung bahkan melakukan aksi monopoli dan penjajahan. Tak terkecuali orang yang berasal dari daratan Eropa. Sedangkan, orang Eropa pertama yang datang ke Tidore adalah pelaut Spanyol yang bernama Ferdinand Magellan yang dikirim oleh Charles I, Raja Spanyol, untuk menemukan pulau rempah-rempah tersebut.

Sayang, armada Ferdinand Magellan justru tiba dari timur tapi agak terlalu jauh di utara Filipina, yang kemudian melanjutkan untuk menjadi koloni Spanyol. Ferdinand Magellan sendiri meninggal di sana, kapal layar yang tersisa, yaitu: Trinidad dan Victoria bersikeras untuk mengarungi lautan menuju Tidore. Setelah berlayar selama 2 tahun 2 bulan dan 28 hari dari Sevilla mencari rempah-rempah, kapal Trinidad dan Viktoria bisa merapat ke Tidore pada tanggal 8 November 1521. Namun, kapal Trinidad kemudian tenggelam dalam perjalanan pulang ke Sevilla meninggalkan Victoria yang masih berada di Tidore. Dari sinilah, kekuasaan Spanyol memenuhi babak baru yang diikuti dengan perjuangan keras bangsa-bangsa lain untuk menguasai rempah-rempah, seperti bangsa Portugis dan Belanda.   

Budaya dan Kuliner yang Unik

Saat kita berkunjung ke Tidore, banyak budaya dan adat istiadat yang bisa kita nikmati. Bahkan, budaya dan adat istiadat tersebut yang masih terpelihara hingga kini di Tidore. Untuk menapaki jejak pulau Tidore, maka masyarakat setempat melakukan upacara Lufu Kie. Upacara ini merupakan perjalanan ritual adat laut “Hongi Taumoy se Malofo” Kesultanan Tidore. Acara ini dilakukan sebagai rasa syukur Sri Sultan atas terciptanya keamanan, kedamaian, ketentraman kehidupan rakyat dengan cara mengelilingi Pulau Tidore, sembari diikuti dengan ritual ziarah ke makam para Waliyullah.

Upacara Lulu Kie di Tidore (Sumber: http://www.imgrum.org/)
Upacara Lulu Kie di Tidore (Sumber: http://www.imgrum.org/)
Kita juga mengenal Sultan Nuku yang merupakan pejuang hebat dan diakui sebagai pahlawan nasional dari Tidore. Nah, untuk mengenang jiwa kepahlawan Sultan Nuku tersebut, masyarakat melakukan acara Paji dama Nyili-nyili atau obor negeri-negeri.Kegiatan budaya ini dilakukan sebagai simbol semangat sejarah perjuangan Sultan Nuku dan pasukannya pada tanggal 12 April 1797. Dan, biasanya kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian acara peringatan  Hari Ulang Tahun Tidore.

Kegiatan Paji dama Nyili-nyili (Sumber: detik.com)
Kegiatan Paji dama Nyili-nyili (Sumber: detik.com)
Kita tahu bahwa masyarakat Tidore mayoritas beragama Islam. Oleh karena itu, budaya yang bernafaskan Islam masih eksis hingga sekarang. Kegiatan yang menarik saat kita berkunjung ke Tidore adalah Taji BesiatauRatib yaitu semacam pengajian yang berisi puji-pujian kepada para nabi, rasul, dan para imam, yang diiringi tetabuhan rebana. 

Kegiatan yang hampir sama dan sering dilakukan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagai tambahan, dalam kegiatan tersebut juga diselingi dengan aksi menusuk diri dengan senjata tajam ke tubuh para pesertanya.  

Kegiatan Taji Besi atau Ratib (Sumber: http://nationalgeographic.co.id/)
Kegiatan Taji Besi atau Ratib (Sumber: http://nationalgeographic.co.id/)
Kegiatan budaya yang sering menarik perhatian para wisatawan baik domestik   maupun mancanegara adalah Bambu Gila “Baramasuwen”. Kegiatan yang merupakan sebuah atraksi budaya dengan menggunakan media sebatang bambu yang mempunyai panjang kurang lebih 4 ruas dan ditambah dengan media sabut kelapa, kemenyan dan bara api.  Antara percaya dan tidak percaya, atraksi tersebut membuat media bambu  menjadi berat dan membutuhkan tenaga yang kuat dari para pemain. Perlu diketahui bahwa atraksi tersebut sejak jaman dulu dilakukan untuk mengangkat barang atau material berat yang umumnya digunakan pada saat proses pembangunan.

Bambu Gila khas Tidore (Sumber: http://sjbuzz.net/)
Bambu Gila khas Tidore (Sumber: http://sjbuzz.net/)
Di bidang kuliner, jika anda berkunjung ke Tidore, maka anda jangan melewatkan untuk menikmati makanan khas Tidore yang tidak terdapat di daerah lain di Maluku Utara seperti kue lapis Tidore, kue Bilolo, Mam Raha dan Popeda. Sedangkan, tempat wisata kuliner jika anda menginginkan makanan khas Tidore, anda bissa datang  ke Waroeng Alriska, Jalan A Yani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun