Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Visit Tidore Island, Bangkitnya Warisan Alam Pusat Rempah-rempah Dunia yang Mempesona

9 Maret 2017   19:01 Diperbarui: 9 Maret 2017   19:12 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa jenis makanan khas Tidore (Sumber: Blog Iramaon/diolah)

Tidore, sebuah pulau kecil yang berhubungan erat dengan rempah-rempah di pulau Maluku. Di mana, jaman dahulu Sultan Tidore memerintah sebagian besar Halmahera Selatan, Buru, Ambon dan banyak pulau-pulau lepas pantai Papua Nugini. Benar, Tidore telah menggoreskan pena sejarah tentang betapa hebatnya para pejuang melawan penjajahan bangsa asing. 

Fakta sekarang, Tidore adalah sebuah kota, pulau dan kepulauan di Kepulauan Maluku di Indonesia Timur, tepatnya sebelah barat pulau besar Halmahera. Jika kita menelisik sejarah masa lalu, maka Tidore adalah sebuah kesultanan rempah-rempah yang didirikan pada bulan April 1108. Itulah sebabnya, hari jadi Tidore yang ke-909 jatuh pada bulan April 2017 nanti.

Sebelum agama Islam merambah ke timur Nusantara, Tidore diakrabi dengan sebutan “Kie Duko”. Penduduk pulau Tidore saat itu hidup terpencar-pencar dan bersuku-suku yang dikepalai Kepala Suku yang disebut “Momole”. Ternyata, kontribusi Tidore saat masa pasca kemerdekaan sangat luar biasa. Yaitu, saat pembebasan Irian Barat tahun 1956, Tidore mendapat kepercayaan dari RI menjadi Ibukota perjuangan Irian Barat yang beribukota di Kota Soasio. Selanjutnya, sultan Tidore yang ke-35 Bapak Zainal Abidin Syah diangkat menjadi Gubernur pertama Irian Barat.

Perjalanan Tidore untuk menjadi pemerintahan yang mandiri melalui jalan panjang. Tidore  ditetapkan sebagai ibukota Halmahera Tengah berdasarkan UU No. 6 Tahun 1990 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Halmahera Tengah  yang diresmikan oleh Mendagri atas nama Presiden RI pada tanggal 31 Oktober 1990. Adapun, Bapak Drs. Abdul Bahar Andili diangkat sebagai pejabat Bupati Halmahera Tengah yang pertama.

Tiga belas tahun berselang, kini Kota Tidore Kepulauan menjadi kota yang mandiri berdasarkan UU No. 1 Tahun 2003 yang diresmikan oleh Mendagri atas nama Presiden RI pada tanggal 31 Mei 2003 sekaligus melantik Bapak Drs. M. Nur Jauhari sebagai pejabat Walikota Tidore Kepulauan yang pertama. Selanjutnya, estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh Bapak Drs. H. Mahmud Adrias. Dan, Pemerintah Kota saat ini dipimpin oleh seorang Walikota Captain Ali Ibrahim.

Kota Tidore Kepulauan memiliki luas wilayah 13.862,86 Km2 yang terdiri dari luas lautan 4.746 km2 dan luas daratan 9.116,36 km2 yang meliputi Pulau Tidore dan beberapa pulau di sekitarnya dan sebagian wilayah di pulau Halmahera. Kalau kita lihat dalam peta, maka letak geografis Kota Tidore Kepulauan berada di antara 00-200 Lintang Utara (LU) hingga 00-500 Lintang Selatan (LS), 1270 00’ Bujur Timur (BT) sampai 1270 45’ Bujur Timur (BT). Dengan demikian, Kota Tidore Kepulauan dilalui oleh garis katulistiwa. Sebagai wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, Kota Tidore Kepulauan memiliki 12 pulau dan secara administratif terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:

  1. Kecamatan Oba,
  2. Kecamatan Oba Selatan,
  3. Kecamatan Oba Tengah,
  4. Kecamatan Oba Utara,
  5. Kecamatan Tidore,
  6. Kecamatan Tidore Selatan,
  7. Kecamatan Tidore Utara, dan
  8. Kecamatan Tidore Timur.

Peta Kota Tidore Kepulauan (Sumber: google maps/diolah)
Peta Kota Tidore Kepulauan (Sumber: google maps/diolah)
Perlu diketahui bahwa Kota Tidore sendiri mempunyai luas wilayah 9.564,7 km² dengan total populasi sebesar 111.000 jiwa (tahun 2010) dan kepadatan penduduk sebesar 51 jiwa/km2. Untuk lebih jelas tentang Kota Tidore, anda bisa lihat di sini.    

Sekarang, segenap elemen masyarakat Tidore ingin mengenalkan kembali Tidore ke pentas nasional dan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah bersikeras untuk mendatangkan para wisatawan ke Tidore dalam program yang bertajuk Visit Tidore Island. Apalagi, melalui Ngofa Tidore Tour n Travel Team bertekad untuk mengenalkan kembali pesona kejayaan dan wisata Tidore ke kancah dunia. Hal ini merupakan strategi untuk mengenalkan kembali jejak kejayaan Tidore di masa lampau dan keindahan daerah tujuan wisata yang belum terekspos semua.

Ngofa Tidore Tour n Travel Team
Ngofa Tidore Tour n Travel Team
Akses transportasi menuju Tidore memang belum banyak seperti pulau-pulau di sekitar pulau Jawa dan Bali. Namun, pemerintah daerah selalu berusaha membangun sarana infrasruktur untuk mempermudah koneksi ke Tidore. Karena, potensi wisata yang ada di Tidore seperti pemandangan alam, pantai, tradisi dan budaya yang khas menjadikan Tidore sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia Timur. Perlu dipahami bahwa di Pulau Tidore tidak memiliki bandara. Oleh sebab itu, jika anda memulai perjalanan dari Jakarta maka perlu memesan tiket pesawat dengan tujuan    penerbangan ke Bandara Babullah di daerah terdekat pulau Tidore, yaitu Pulau Ternate. Lama penerbangan memakan waktu kurang lebih empat jam.

Ketika anda tiba di bandara Babullah, anda bisa melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Bastiong dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Dari pelabuhan Bastiong, ada dua pilihan untuk pergi ke Pelabuhan Rum di Pulau Tidore, yaitu menggunakan  speedboat dan kapal Feri. Jika anda memilih kapal Feri, maka anda perlu membayar Rp. 5.000,- dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit. Sedangkan, jika anda menggunakan speedboat, maka anda perlu membayar Rp. 8.000 dengan lama perjalanan sekitar lima menit. Setelah anda tiba di pelabuhan Rum, maka anda bisa menggunakan transportasi lokal ke kota Soasio, ibukota Kota Tidore Kepulauan dengan membayar ongkos Rp 9.000,-.

Selanjutnya, jika anda hendak menginap untuk mengeksplorasi pulau Tidore lebih dalam, anda bisa menginap sementara di kota Tidore. Sayangnya, hanya satu penginapan yang tersedia di kota Tidore, yakni Hotel Seroja dengan tarif sekitar Rp 200.000,- per malam. Sedangkan, tempat penginapan lainnya berupa guest house milik Pemerintah Kota  Tidore Kepulauan. Untuk melihat suasana Kota Tidore kepulauan, anda bisa melihat videonya di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun