Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bonus Demografi, Puncak Keemasan Pembangunan Bangsa

18 September 2016   00:37 Diperbarui: 4 April 2017   17:41 8641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut “Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035” karya Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah di-launching tanggal 29 Januari 2014 era Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia di tahun 2035 diproyeksi sebesar 305,6 juta jiwa.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Razali Ritonga menyatakan bahwa Grand Design Pembangunan Proyeksi Penduduk(PP) memegang peranan penting bagi Pemerintah dalam membuat rencana pembangunan di segala bidang. Sedangkan, jika mengacu pada data Bappenas diproyeksikan pertambahan penduduk Indonesia sebesar 271 juta penduduk pada tahun 2020 dan secara fantastis jumlah penduduk Indonesia di tahun 2035 sebesar 305 juta.

Jika melihat dari segi ekonomi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2015, ekonomi Indonesia tumbuh 4,79 persen atau melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia tahun 2015 mencapai Rp. 11.540,8 triliun. Sementara PDB perkapita mencapai Rp. 45,2 juta atau US$ 3.371,1. Besaran PDB tersebut sangat jauh dibandingkan dengan beberapa negara lain di ASEAN yang masuk dalam 100 negara kaya di dunia versi Bank Dunia tahun 2016 seperti: Malaysia sebesar US$ 10.538, Brunai Darussalam sebesar US$ 38.563 dan Singapura sebesar US$ 55.182.

Namun, bangsa Indonesia merasa yakin bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada mampu mendobrak naiknya pendapatan perkapita. Bahkan, menurut Deputi bidang Fiskal dan Moneter Kementrian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzah mengungkapkan bahwa pada tahun 2045 pendapatan perkapita penduduk Indonesia diperkirakan akan menembus di angka US$ 11 ribu sebagai dampak dari Bonus Demografi. Oleh sebab itu, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas.

Bonus Demografi, Modal Dasar Pembangunan

Bonus Demografi merupakan masalah penting bangsa Indonesia dalam hal kependudukan. Apa sebenarnya Bonus Demografi itu? Bonus Demografi berasal dari dua kata penting yaitu “Bonus” dan “Demografi”. Kata “Bonus” dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, karya dari Eko Hadi Wiyono (2007) berarti upah di luar gaji resmi (sebagai tambahan). Dalam bahasa umum berarti keuntungan tambahan. Sedangkan, kata “Demografi” berarti ilmu yang berkenaan dengan susunan, jumlah dan perkembangan penduduk. Jadi, Bonus Demografi dapat diartikan secara sederhana sebagai tambahan yang menguntungkan dalam hal kependudukan.

Merujuk pada kamus United Nations Multiligual Demografphic (dalam Kominfo, 2012) mengartikan kata “Demografi” sebagai studi ilmiah tentang kependudukan, terutama terkait dengan jumlah penduduk, struktur serta perkembangan penduduk dalam sebuah negara.

Jadi, jika mengacu dalam dunia kependudukan, Bonus demografi merupakan suatu fenomena di mana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) sangat besar, sedang proporsi usia muda (di bawah 15 tahun) sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut (65 tahun ke atas) belum banyak.

Banyak kalangan yang menyatakan bahwa Bonus Demografi adalah saat keemasan bangsa Indonesia untuk menjadi negara besar yang maju dalam pembangunan. Berikut beberapa pendapat orang penting mengenai Bonus Demografi, yaitu:

  • Tifatul Sembiring (Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo) menyatakan, "Upaya luhur dalam mengdukasi generasi muda tentang bonus demografi dapat menjadi peran dalam mengoptimalkan bonus demografi demi mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera".
  • Fasli Jalal (Mantan Kepala BKKBN), menyatakan, "Bonus Demografi adalah Peluang Sekali Seumur bangsa yang harus dimanfaatkan".
  • Siti Meiningsih (Mantan Direktur Pengeloaan Dan Peyediaan Informasi Republik Indonesia) menyatakan, “Bonus Demografi berasal dari dua kata, yaitu Bonus dan Demografi”.

Bangsa Indonesia perlu bersyukur karena dianugerahi oleh Bonus Demografi. Mengapa? Karena Bonus Demografi merupakan masa yang langka dan akan melintas sekali dalam perkembangan kependudukan sebuah bangsa. Dan, Bonus Demografi akan terjadi pada kurun waktu 2020-2030. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa Bonus Demografi mampu menjadi modal dasar pembangunan bangsa.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mematok interval proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2035 berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 (SP2010). Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun