Kita dilahirkan sebagai seorang pemenang dan pemimpin. Tetapi, kita tidak mau menjadi pemimpin yang diikuti banyak orang karena embel-embel negatif tertentu. Bukan karena materi yang berlimpah, rumah mewah, jabatan yang prestigious dan lain-lain. Tetapi, kita ingin menjadi pemimpin yang “lead by example”, mengajar dengan contoh. Bukan sekedar menyuruh, tetapi mereka tidak pernah melakukannya. Mereka punya niat yang tulus dan ikhlas untuk memajukan umat. Menjadi pemimpin yang jujur adalah sebuah pilihan dan keharusan.
Ingat, ribuan lebah akan mengerubungi tempat yang berbau gula yang asli bukan buatan. Dan, rakyat kita pun bagaikan lebah. Mereka sudah pintar dan cerdas dan tulus ikhlas mengikuti pemimpin yang berhati baik dan mulia. Pemimpin yang tulus rela diambil kemurahan hatinya demi kemaslahatan banyak orang.
Sama halnya jika kita bekerja di sebuah perusahaan untuk jabatan seorang pemimpin. Pasti kita berharap menjadi pemimpin yang bukan otoriter atau tirani. Pemimpin yang menyejukan karena ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja. Setiap kebijakan pun dibuat untuk kemaslahatan seluruh lini perusahaan. Bukan menyenangkan pihak tertentu.
Kita tentu ingin menjadi gula asli tanpa buatan yang diikuti banyak dikerubungi lebah. Oleh karena itu, Saya pun ingin menjadi sosok pemimpin yang dikerubungi banyak orang karena ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja. Biarkan dikerubungi banyak lebah dan diambil sari gulanya, tapi lebah akan memberikan madu buat kita. Sosok yang bisa memberikan keberuntungan buat orang lain. Menjadi pemimpin yang mampu menjadi inspirasi orang lain. Insya Allah.
*) Ilustrasi koleksi pribadi.
Mendung di Denpasar, 13 Pebruari 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H