Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Berbagi Kebahagiaan dan Peduli Sesama Bersama PMI

1 Desember 2015   21:45 Diperbarui: 1 Desember 2015   22:16 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Gemerlap Ibu kota Jakarta telah menghipnotis hampir setiap orang. Berbagai gedung pencakar langit, perkantoran mewah, pusat perbelanjaan dan hiburan yang ada telah menjadi magnet yang luar biasa. Berbondong-bondong warga dari kampung/desa mau datang ke Jakarta. Ibarat pepatah, “ada gula ada semut”. Setiap warga yang datang ke Ibu Kota Jakarta berharap mengalami perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Dengan modal nekad, mereka mengadu nasib dan siap tinggal di mana saja. Tinggal di bawah kolong jalan tol atau jembatan, pinggir rel kereta api, kawasan kumuh, dan kawasan padat penduduk yang berbiaya murah merupakan pilihan yang harus dilakoninya.


Sayangnya, hidup di Ibu Kota Jakarta tidak selamanya menyenangkan. Berbagai musibah selalu datang silih berganti. Dari kemacetan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas hingga musibah kebanjiran yang datang tahunan belum mampu diatasi oleh Pemerintah DKI Jakarta. Permasalahan besar tersebut kapan saja mengintai warga Jakarta. Hal inilah yang menyebabkan warga Jakarta selalu ekstra hati-hati dalam menghadapi datangnya musibah tersebut.


Musibah kebakaran menghantui warga Jakarta setiap saat. Kejadian yang sering terjadi adalah di kawasan padat penduduk. Penyebabnya pun beragam, seperti konsleting listrik, lupa mematikan kompor dan meledaknya tabung gas elpiji. Sebagai contoh, musibah kebakaran yang terjadi di Pasar Gembrong, Prumpung Jakarta Timur yang disebabkan oleh merembetnya api dari salah satu usaha warga telah menghabiskan beberapa rumah. Banyak warga yang kehilangan rumah tinggal dan harta benda. Akibatnya, penduduk terpaksa mengungsi di rumah saudaranya dan masjid setempat yang selamat dari amukan si jago merah. Tangisan para penduduk yang merasa kehilangan rumah tinggal dan harta benda pun tak terelakan. Betapa berat beban hidup yang harus ditanggung di masa mendatang.

 


PMI menyalurkan bantuan salah satu korban kebakaran di Jakarta Timur (lensaindonesia.com)

 

Bukan hanya musibah kebakaran yang sering terjadi di Kota Jakarta, musibah banjir pun yang datang tahunan seiring dengan datangnya musim penghujan selalu bikin cemas warga khususnya yang hidup di sekitar aliran Sungai Ciliwung. Bukan hanya itu, musibah datangnya banjir rob bagi warga yang hidup berdekatan dengan laut, khususnya warga Jakarta Utara selalu saja dialami. Seperti yang terjadi di kawasan Cilincing, Muara Baru dan Penjaringan Jakarta Utara. Apalagi, jika musim penghujan telah datang, musibah banjir pun tak terelakkan. Dengan datangnya musibah banjir tersebut, warga pun terpaksa mengungsi di rumah penduduk atau saudaranya yang tidak terkena banjir.


Saat musibah banjir dan kebakaran, ada lembaga plat merah yang selalu hadir untuk mengatasi berbagai keluhan dan beban warga. Palang Merah Indonesia (PMI) selalu hadir di depan untuk membantu meringankan beban warga yang dilanda musibah. Banyak bantuan yang dilakukan oleh PMI, seperti menyediakan dapur umum, menyediakan perahu karet bagi warga musibah kebanjiran, memberikan fasilitas sarana kesehatan/pengobatan, menyediakan tempat pengungsian yang layak huni dan menyalurkan donor darah bagi warga yang membutuhkan. Tentunya, selain bantuan tersebut masih banyak bantuan lain yang sangat besar manfaatnya bagi warga yang sedang mengalami musibah.


Selain musibah kebanjiran dan kebakaran, kita juga sering melihat bagaimana kontribusi PMI dalam membantu masyarakat yang sedang mengalami masalah kesehatannya, seperti: penyediaan stok darah, bantuan air bersih untuk korban banjir, pemberian kaki palsu, membantu dana operasi bedah, pengobatan katarak bagi lansia, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa semua operasional yang dilakukan PMI tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sementara, bantuan PMI harus terus berjalan bagi warga yang sedang mengalami musibah. Mengapa? Agar beban warga yang sedang mengalami musibah bisa lebih ringan.
Oleh sebab itu, menyambut Bulan Dana PMI 2015/2016, partisipasi masyarakat sangatlah dibutuhkan. Semua program yang dilakukan oleh PMI dalam aksi bencana akan berjalan sukses dan berkelanjutan sangat membutuhkan kepedulian kita. Dengan membantu kinerja PMI secara tidak langsung, kita telah berbuat terbaik dalam berbagi kebahagian dan membantu meringankan beban bagi warga yang tertimpa bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun