Sistem demokrasi yang ada di Indonesia sudah selayaknya ditanamkan sejak ada didunia pendidikan, hal ini meningat pentingnya kesadaran dalam sistem demokrasi agar tidak menjadi masyarakat yang apatis akan pemilihan para pemimpin baik dari tingkat paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi. Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) adalah lembaga paling tertinggi dalam sistem demokrasi, MPR ini juga yang mengawasi kinerja dari badan eksekutif dalam hal ini adalah presiden.
Beberapa waktu lalu Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Trilogi mengadakan pemilihan ketua (Presiden Mahasiswa) dan wakil ketua (wakil Presiden Mahasiswa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2017, dalam rangkaian pemilihan tersebut terdiri dari beberapa tahap diawali dengan tahap fit and proper test, menurut Dewi Nurcahyanti selaku ketua pelaksana pemilihan ketua dan wakil ketua BEM, tahap ini dilakukan untuk melihat kelayakan dan potensi dari calon presiden dan wakil presiden dengan cara para calon memaparkan visi dan misi serta program kerjanya, tidak berhenti dengan kegiatan tersebut untuk mengawal kebersihan dari kampanye yang akan dilakukan, sebelum kandidat melakukan kampanye mereka harus mempersentasikan konsep dan strategi kampanye, dewi menambahkan bahwa harapannya dengan ada kegiatan ini maka tingkat kecurangan dalam proses kampanye bisa diminimalisir karena dari panitia sudah mengetahui konsepnya sehingga lebih mudah dalam mengawasi sepak terjang dari para kandidat.
Sebelum pemilihan dimulai pada hari kamis, hari rabu dilaksanakan debat terbuka dua kandidat, kandidat nomor satu saudara Hermawan Sulistio dan Rico dari Jurusan Manajemen angkatan 2014, sedangkan kandidat nomor dua saudara Casdi dan Ryan Adhi Santoso dari Jurusan Agroekoteknologi dan Ilmu Teknologi Pangan angkatan 2014. Kedua calon dipandu oleh moderator dengan beberapa sesi, layaknya pada umumnya debat dibuka dengan penyampaian visi dan misi serta proagram kerja pada penyampaian ini disambut sorak sorak meriah dari para tim sukses dari masing-masing kandidat.
Debat terbuka dari keduanya mengarah untuk pemberdayaan dan pengembangan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Triogi, selain fokus kepada UKM para kandidat juga masih mempunyai kesamaan, yaitu untuk memperkokoh internal. Namun kandidat nomor agak sedikit nyleneh pasalnya kandidat nomor dua sangat ambisi untuk mewujudkan cinta nusantara dikalangan mahasiswa universitas trilogi, beberapa informasi yang ada kandidat nomor mempunyai pemikiran yang sangat plural. Dalam berlangsungnya debat ini, kedua calon menghindari gesekan yang terlalu berlebih, beradu argumen sewajarnya saja, apalagi kedua calon ketua adalah sahabat karib sejak masuk kuliah, tidak jarang statement yang dikeluarkan selalu memuji lawannya. Dalam sesi tanya jawab keadaan semakin memanas karena timbul beberapa pertanyaan yang mengarah kepada hak asasi setiap mahasiswa dan ada pula yang memancing untuk para kandidat menebar janji dalam menjawabnya, tapi dalam proses debat ini tidak ada hujan janji jani manis kepada para audien, semuanya tertata dengan apa yang para kandidat sudah buat dan rumuskan bersama calon wakilnya.
Proses debat dan rangkaian sebelumnya menuai banyak pujian karena dinilai oleh para organisator dan aktivis terbilang sehat, bersih, beradab. Pasalnya dari dua kandidat tidak ada memakai cara cara yang melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh MPM dan DPM