Mohon tunggu...
Caroline Inika
Caroline Inika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki ketertarikan dibidang media, film, travel, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menyusuri Jejak "Laskar Pelangi": Kisah Sukses Adaptasi Novel Andrea Hirata

16 September 2023   15:42 Diperbarui: 16 September 2023   15:47 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak asing dengan film "Laskar Pelangi"? Bagi sebagian orang, film ini sudah menemani mereka sejak belia. Film ini merupakan salah satu film Indonesia yang sangat sukses dalam sejarah perfilman Indonesia.

Awal dari sejarah terbentuknya industri film di Indonesia dimulai dari munculnya bioskop pertama di Hindia Belanda. Bioskop ini mulai berdiri pada tahun 1910 oleh para pedagang Tionghoa di area Batavia. Kemudian, muncul perusahaan film pertama bernama NV Java Film Company pada 1926. Perusahaan ini dimiliki oleh L. Hueveldop dan G.Kruger yang berhasil menciptakan film bisu pertama mereka berjudul Loetoeng Kasaroeng (1926). Sejak saat itu, perfilman di Indonesia semakin berkembang hari ke hari. (Astuti 2022, h. 7)

Laskar Pelangi (2008), merupakan film garapan Riri Riza dan Mira Lesmana yang berhasil mencetak sejarah dalam industri perfilman Indonesia. Film ini merupakan adaptasi dari novel Laskar Pelangi yang menceritakan kisah nyata penulisnya, yaitu Andrea Hirata. Film ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak di daerah Belitung Timur yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan di sekolah yang hampir ditutup. Film ini memberikan gambaran terkait bagaimana tantangan dan perjuangan mereka dalam menggapai impian.  

Film ini termasuk ke dalam jenis film fitur bergenre drama. Dalam Astuti (2022, h. 13), film fitur merupakan karya fiksi narasi yang dapat bersumber asli dari penulis naskah, adaptasi dari novel, cerita rakyat, hingga kisah nyata yang di modifikasi. Melalui narasi yang mendalam, pengembangan karakter yang kuat, serta unsur sinematik yang baik membuat Laskar Pelangi berhasil menyentuh hati para penontonnya. Tidak heran, sejak penayangannya, film ini sukses menjadi film terlaris sepanjang masa perfilman di Indonesia. Hingga saat ini, Laskar Pelangi masih menjadi salah satu film terlaris di Indonesia. Laskar pelangi menempati posisi ke tujuh sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan menggaet 4.719.453 penonton (CNN Indonesia, 2023). Angka ini tentunya merupakan hasil dari dedikasi dan keseriusan orang-orang yang berada di balik layar film ini.

Pemilihan lokasi film yang berada di Pulau Belitung, membuat penonton dapat merasakan dan membayangkan bagaimana kondisi dan suasana dari daerah ini. Hal ini juga didukung oleh unsur sinematografi yang baik, seperti pengambilan gambar pantai berbatu, laut biru, dan desa yang menghadirkan pemandangan Pulau Belitung yang indah. Hal tersebut juga didukung oleh teknik pencahayaan dan pewarnaan yang baik. Selain itu, teknik pengambilan sudut gambar seperti penggunaan sudut dari bawah saat anak-anak berdiri di atas bukit, memberikan kesan pemberani dan tingginya impian mereka sehingga menciptakan efek dramatis. Efek dari pemilihan lokasi film ini membuat Bangka Belitung semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Artinya, secara tidak langsung film Laskar Pelangi berhasil membantu pariwisata di Indonesia agar semakin dikenal, khususnya di Bangka Belitung.
Tidak hanya sukses di Indonesia, Film Laskar Pelangi juga sukses di mancanegara. Film ini berhasil mendapatkan penghargaan Best Film dan Best Editor di Asian Film Awards di Hong Kong. Masih di Hong Kong, film ini juga mendapatkan penghargaan HIGNIS Award di Hong Kong International Film Festival. Beralih ke Iran, Laskar Pelangi berhasil mendapatkan Golden Butterfly Award dalam kategori film terbaik di International Films for Children and Young Adults, dan sebagainya. Film ini juga telah diputar di berbagai ajang film internasional di beberapa negara, seperti Barcelona Asian Film Festival 2009, 11th Udine Far East Film Festival, dan masih banyak lagi. (Satrio, 2009)


Berkat kesuksesannya, film Laskar Pelangi menjadi salah satu tonggak sejarah dari munculnya berbagai film beradaptasi novel. Berbagai produser dan sutradara menjadi lebih berani untuk mengangkat karya sastra lokal. Terdapat berbagai film adaptasi novel di Indonesia yang tidak kalah sukses mengikuti jejak Laskar Pelangi, seperti Perahu Kertas (2012), Dilan 1990 (2018), Imperfect (2019), Bumi Manusia (2019), Dear Nathan (2017), dan masih banyak lagi

Film Laskar Pelangi telah sukses membanggakan dunia perfilman Indonesia. Film ini telah membuktikan bahwa karya sastra lokal dapat diadaptasi menjadi sebuah karya film luar biasa jika diproduksi dengan baik dan serius. Tidak hanya dari segi komersial, tetapi juga dapat memberikan dampak dari segi sosial dan budaya. Penulis berharap, film ini dapat menjadi inspirasi bagi berbagai penulis, sutradara, dan produser yang ada untuk terus menciptakan karya-karya yang menarik dan inspirasi, sehingga kedepannya industri perfilman di Indonesia dapat terus berkembang.

Daftar Pustaka:

Astuti, R.A. (2022). Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

CNN Indonesia. (2023). Daftar 10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa. Diakses pada 15 September 2023. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20230330011313-220-931062/daftar-10-film-indonesia-terlaris-sepanjang-masa

Satrio, Luki. (2009). "Laskar Pelangi" Diputar di Festival Film Jepang. Diakses pada 15 September 2023.
https://www.antaranews.com/berita/154750/laskar-pelangi-diputar-di-festival-film-jepang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun