Ku dapati diri terduduk dalam nelangsa
Mengingat duka yang telah menghantam ribuan jiwa
Terkoyak
Bukan hanya rumah, tapi juga kita
Angin menggulung satu segala yang dilihatnya sama
Deras hujan melengkapi segala perkara
Disusul gulita yang tak mau kalah
Mencekam
Sederet doa dinaikan serentak
Dari tiap jiwa yang rapuh tanpa Dia
Berharap semua hanya ilusi semata
Tapi raga yang tertutup tanah terbukti nyata
Yang Kuasa sedang nyatakan otoritasNya
Mendapati kita para manusia lemah
Yang berselimut penuh dengan dosa
Badai berlalu..
Janji setelah hujan muncul pelangi itu ada
Walau banyak meninggalkan bekas luka
KasihNya mampu berikan senyum di tiap wajah
Teruntuk yang ku kasihi dan ku cinta
Bersama telah kita jalani duka
Mengapa tidak kita bersama dalam suka?
Dia telah pergi
Mampir menguatkan jiwa yang tak kenal putus asa
Meneguhkan hati yang tak malu berbagi kasih dan asa
Dia, seroja
Puisi ini merupakan salah satu aksi dalam menyuarakan bencana alam (badai seroja) yang terjadi di NTT bulan April lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H