Mohon tunggu...
Carni Trisnawati
Carni Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan, Speaker, Juru Kisah/ Pendongeng, MC

saya adalah praktisi pendidikan, merupakan lulusan program Pascasarjana S2 Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2024, dengan PRODI yang sama di STAI Bhakti Persada Majalaya Bandung. Lulusan SMAN 1 Cimalaka dan Paskibra-Satya (Angkatan XIV). Saya juga merupakan aktivis di lembaga/ organisasi Islam di Kota dan Kabupaten Bandung (FKDT Kota Bandung, LTN NU Kab. Bandung, PW DMI Prov. Jabar), dan tergabung dalam komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI)-Jawa Barat, juga Master of Ceremony

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

My Diary 12 (Pertemuan Keluarga)

8 Januari 2025   11:05 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Dear Diary,

Dua hari yang lalu aku keluar dari Rumah Sakit, dan hari ini masih dalam masa penyembuhan. Tapi besok mau tidak mau aku hadir dalam pertemuan keluarga yang sudah dipending beberapa waktu. Jujur aku ga tahu apa yang aku rasakan...tapi hampa dan hambar. Kalo bisa ingin rasanya menghilang dan pergi (Heyyy you...sadarr), seketika ada yang berteriak dalam batinku yang sedang berkecamuk. Entah apa aku bisa melanjutkan jalan hidupku kali ini ataukah tidak. Karena tiba-tiba di depan ada persimpangan jalan dan jalan ini berbeda dari jalanku sebelumnya. Aku dengan jalan hidup yang lurus dan ga begitu mementingkan perasaanku sendiri (termasuk saat aku dilamar oleh keluarga Kak Daren). Tetapi kenapa kini hadir cinta dalam hati ini dan aku hampir gila memikirkan hal ini Tuhan.

"Kak Tris...rombongan Kak Daren sudah datang...Kakak di suruh ke bawah" celoteh adikku yang kedua memanggilku ke kamar. (Tuhaaann). "eehh apa ini kok di hari bahagia seperti ini kamu malah nangis..terharukah?"mama bertanya seraya menggandeng tanganku menuruni tangga (karena khawatir dengan kondisi pemulihanku). Aku cuma mengangguk dan tak kuasa untuk berbicara. 

"Akhirnya turun juga..wahh cantiknya kamu Tris..menantu Bunda" (begitu Ibu Daren menyapaku saat melihatku). "makasih Tante" "Kok tante? panggil Bunda aja sayang" "eh iya Bunda.." "sini duduknya Tris" (Daren memanggilku untuk duduk di satu kursi yang sama)

Mungkin bagi sebagian orang ini adalah salah satu moment bahagia. Tapi justru sedih yang tiba-tiba hadir dan aku ga bisa menggambarkan perasaanku saat ini. 

"Kamu kenapa Tris? kok ngelamun? Daren kan ada disamping kamu" (tiba-tiba Bunda Daren sadar dengan kondisiku yang tampak tidak fokus) "eh engga kok Bun..aku masih sedikit kelelahan aja dan belum fit sepertinya pasca dari RS kemarin" "Nah makanya kamu jangan kerja dulu, atau kamu resign aja dari kerjaan kamu dan mulai kelola bisnis keluarga kita" "Nah betul kata Bunda, Mama juga setuju, jadi waktunya lebih fleksible juga dan kamu bisa banyak istirahat nantinya untuk persiapan ke hari pertunangan kalian di bulan April ini"

"Akuu..ga bisa keluar dulu Ma-Bun" "kenapa Tris? apakah takut sama atasan kamu?nanti biar Bunda yang ngomong dan menghadap beliau" "engga usah repot-repot Bun, biar aku nanti yang ngomong, masalahnya sekarang diperusahaan lagi ada beberapa projek yang aku pegang, jadi ga enak kalau tiba-tiba aku lepas. "oh ya sudah kalau begitu"

Acara berakhir dengan keputusan bahwa pertunangan dilaksanakan 30 April setelah aku selesai wisuda.  "Semoga benar alasanmu tetap berada di sana, dan bukan karena ada orang lain ya Tris" "Apaain sih Kak Daren?" aku  hendak pergi karena kesel sama omongannya, tapi tiba-tiba Daren menarik pergelangan tanganku dan memegangnya dengan erat "aaww..sakit Kak" "Aku belum selesai ngomong!" "ya udah Kakak mau ngomong apa? Tapi lepas tangannya sakit" (Akhirnya Daren pun melepaskan genggaman tangannya).

"Keluar kamu dari kerjaan kamu!" "Engga, kan aku dah bilang alasannya" "aku ga peduli" Tatapan Daren menusuk hati Tris yang disaat bersamaan teringat Adi. Bergegas Tris meninggalkan Daren dan tidak memberikan kesempatan untuk memegang tangannya kembali. 

Hatiku hancur rasanya, dan semoga Daren tidak nekad datang ke kantor dan ajuin aku risign. Tak terasa air mataku jatuh bercucuran dan tiba-tiba pandanganku berasa kabur, tubuh tersungkur kembali di lantai kamarku. Sebelum aku benar-benar hilang kesadaaran aku melihat bayangan Adi yang mengulurkan tangannya kepadaku. 

"Kak Triisss...Maaa..Kakak pingsan lagi..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun