Mohon tunggu...
Carni Trisnawati
Carni Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan, Speaker, Juru Kisah/ Pendongeng, MC

saya adalah praktisi pendidikan, merupakan lulusan program Pascasarjana S2 Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2024, dengan PRODI yang sama di STAI Bhakti Persada Majalaya Bandung. Lulusan SMAN 1 Cimalaka dan Paskibra-Satya (Angkatan XIV). Saya juga merupakan aktivis di lembaga/ organisasi Islam di Kota dan Kabupaten Bandung (FKDT Kota Bandung, LTN NU Kab. Bandung, PW DMI Prov. Jabar), dan tergabung dalam komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI)-Jawa Barat, juga Master of Ceremony

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

My Diary 6 (Harus Bisaaa...)

28 November 2024   00:15 Diperbarui: 28 November 2024   00:18 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Dear Diary,

Hari ini rupanya kekeselan aku kemarin masih ada dan belum reda semua. Hal ini berdampak sama situasi hati ini. Apalagi pas tahu kalau Adi beserta tim khusus yang ditunjuk CEO pergi ke suatu seminar without me. Sempet kesel juga sih, tapi ya aku harus sadar diri, kalau aku ini belum selevel dengan mereka "huhp". 

Tiba-tiba aku ingat satu janji yang belum aku penuhi, untuk bertemu dengan rekan alumni  yang kini menjadi Kabag Kemahasiswaan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Kab. Bandung. Akhirnya aku menghubunginya, karena rencana ini sempat tertunda karena kondisi fisik aku yang pada hari itu memang sudah ada agenda lain sejak pagi.

Singkat cerita aku pergi ke sana dan berbincang banyak seputar kegiatan kemahasiswaan, konsep, dan lain-lain termasuk RTL (rencana tindak lanjut) dari pertemuan hari ini. Tiba-tiba disela-sela pertemuan, Adi ada VC, aku sengaja ga angkat karena masih berbincang. Baru 15 menit kemudian aku menelfon balik. "Hallo.." "halo, kamu lagi dimana?" "aku lagi di Cicalengka" "ngapain? sama siapa?" dan tiba-tiba mode telfon berubah ke VC "lihat ke seluruh ruangan!"

Setelah telfon berakhir, notifikasi chat WA masuk, ternyata dari CEO, yang mengintruksikan untuk datang ke Kantor sore ini. Dengan mengiyakan, akhirnya aku pun pamit segera menuju ke Kantor yang berjarak 2 jam perjalanan. "Ada apa lagi sih, ini kan udah jam pulang kerja juga" (gerutuku dalam hati)

Tak lama setelah tiba di kantor CEO dan khusus tadi pun datang dari acara. Aku yang emang agak bete menolak ajakan makan dengan alasan "makasih pa, saya sedang tidak nafsu makan". Adi sengaja mengambilkan nasi untukku tapi ga aku sentuh (karena memang malas dan ga ada keinginan untuk makan, hal itu selalu terjadi saat sudah kelelahan dan bad mood)

Intinya ada rapat Dewan Direksi dengan Direktur PT RDI dan aku membuat notulensinya. Untungnya rapat kali ini efektif dalam waktu 90 menit sudah selesai dan lancar (tidak banyak obrolan yang kadang diluar konteks rapat). Sebelum aku pulang Adi sudah ada di depan meja kerjaku "kamu sudah mau pulang?" "iya" "aku antar ke bawah" "ga usah makasih" (dengan nada datar) sementara aku yang menyadari tatapan tajam Adi ga menghiraukan dan terus membereskan peralatanku ke dalam tas. 

Adi mengantarku ke bawah, tapi setelah berada di tempat parkir dia memegang tanganku dan membuka pintu mobilnya "naik! itu perintah" tau nada suaranya yang tegas dan ga ada kompromi, aku akhirnya naik. Mobil melaju dan seperti dugaanku, dia mulai memberedelku dengan berbagai pertanyaan. "Kamu disana ngapapin? terus tadi di ruangan itu 3 orang laki-laki semua..maksudnya apa?" "aku ada perlu, kenapa kamu marah gitu?" "itu laki-laki semua, kamu sengaja?" "ya engga gitu...aku janjian nya emang sama temen aku, ya emang laki-laki sih" "aku ga khawatir apa? Kalau terjadi apa-apa? kamu tuh perempuan!" (nada biacara Adi mulai naik).  "Aku dijagain Tuhan" "kamu tuh bisa ga sih dibilangin ga ngeyel?" sadar kalau dia khawatir dan jealous aku akhirnya tidak terlalu banyak ngomong. "kenapa diam?" "ya kan ga kenapa-kenapa mas" akhirnya aku mulai menjawab perlahan. "Lagian ini ga bakalan terjadi kalau aku bareng kamu di seminar itu, iya kan?" Adi akhirnya diam. Sebelum  aku turun dari mobil, dia sempat memegang tanganku erat "ini yang aku khawtirin dari kamu, kamu tuh orangnya nekad dan suka nyakitin diri kamu sendiri, gimana aku ga kepikiran" "Gapapa mas, aku bisa jaga diri kok" "kamu tahu ga sih aku slalu mikirin kamu" (jujur sakit banget dengernya)

--------------------------------------------------------------------------------

"oh God" (bisa ga sih aku fokus aja sama hidup aku dan ga mikirin dia, bisa ga sihhh beri aku kesibukan yang bikin aku asik dengan duniaku sendiri hingga ga ada waktu buat mikirin dia?)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun