Mohon tunggu...
Muh. Carnegi Matondang
Muh. Carnegi Matondang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bergerak atau tergantikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Percaya Diri dan Tau Diri

21 Maret 2015   22:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERCAYA DIRI dan TAU DIRI

Berbicara tentang seorang pemimpin, pasti yang terlintas dikepala kebanyakan orang adalah seorang presiden, gubernur, bupati, ketua, perdana menteri, dsb. Sosok seorang pemimpin selalu dilihat dari jabatan yang dimilinya saja. Tidak salah jika patokan orang untuk mengklaim seorang pemimpin itu berdasarkan kedudukan yang dimilikinya. Karena sejati seorang pemimpin adalah orang yang memimpin orang lain. Dan untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang ideal harus mempunyai jiwa kepemimpinan.

Terlepas dari itu semua, seorang pemimpin tidak hanya orang yang mempunyai kedudukan saja. Sebagai manusia yang percaya bahwa kita dilahirkan di dunia ini seyogyanya adalah untuk menjadi sorang pemimpin, baik itu untuk memimpin diri kita sendiri. Apakah mungkin jika kita gagal untuk memimpin diri sendiri kita akan dapat memimpin orang lain. Tentu saja jawabannya tidak. Oleh karena itu, untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang ideal harus mempunyai karakter yang kuat.

Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mempunyai ilmu dan dilandasi oleh iman yang kuat. Kebanyakan pemimpin sekarang tidak memperdulikan kewajibannya kepada penciptanya. Mereka memang mempunyai ilmu yang banyak, bahkan digolongkan kedalam orang yang cerdas. Tapi apalah gunanya ilmu itu tanpa dilandasi dengan iman. Jika ilmu itu tidak dilandasi dengan iman, ilmu itu akan menjadi boomerang bagi pemiliknya sendiri. Orang yang tidak beriman akan mudah goyah jika dihadapkan pada suatu masalah sehingga mengakibatkan orang tersebut menyerah dengan keadaan.

Soerang pemimpin harus mempunyai  kepercayaan diri yang besar. Karena ketika menghadapi masalah dan terjatuh, dia akan bangkit kembali. “jatuh itu biasa, tapi bangkit itu luar biasa”. Tidak semua orang dapat berdiri tegap kembali ketika dia telah terjatuh atau bahkan telah terlelap. Seorang pengecut akan lari dari masalah dan tetap menikmati sakitnya jatuh tanpa berfikir untuk bangkit kembali. Seorang pemimpin harus mempunyai mimpi dan tujuan yang jelas.  Karena tanpa adanya mimpi dan tujuan yang benar dan jelas, tidak akan ada yang dapat memotivasnya untuk bangkit kembali setelah terjatuh. Rasulullah pernah bersabda “adakah kamu tahu bahwa kekuatan itu ada pada memanah”. Mengapa kekuatan itu ada pada memanah? karena ketika orang memanah, ada target yang ingin dicapai. Dan pemanah akan terfokus pada target tersebut dan tidak sedikitpun akan melenceng pada target tersebut. Karena ketika pemanah itu melenceng maka ia akan gagal untuk mencapai terget tersebut. Orang yang percaya diri tidak akan perduli berapa kali dia jatuh, tapi berapa kali dia bangkit setelah dia terjatuh.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika kita mendapatkan suatu amanah dan tanggung jawab, maka masalah-masalah akan datang silih berganti. Bagaikan pohon, semakin tinggi pohon tersebut maka semakin kencang pula angin yang menerpa. Pemimpin yang beriman tidak akan pernah takut untuk menghadapi masalah. Karena sesungguhnya masalah itu adalah bukti cintanya Allah terhadap hambanya. Pemimpin yang beriman tidak akan mengatakan “Wahai Allah masalahku sangat besar”, tapi dia akan mengatakan “Wahai masalah Allah itu MAHA Besar”.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang kompetitif berarti dia hatrus mempunyai hal yang lebih unggul dibandingkan orang lain. Yang saya maksud disini bukanlah harta kekayaan, tapi rasa tawaduq dan rendah diri. Kebanyakan harta kekayaan hanya membuat orang menjadi sombong dan angkuh. Bumi pernah mengatakan bahwa ia tidak rela orang sombong berjalan diatas punggungnya, iya akan menghimpitnya sampai remuk tulangnya ketika ia telah berada di perutnya. Bahkan bumi saja tidak suka dengan orang yang memiliki sikap sombong, apataklagi jika ia adalah seorang pemimpin. Rendah hati dan terus berbagi itulah yang membuat orang lain ikhlas dipimpin. “kesombongan adalah awal dari kehancuran”. Dalam berkompetitif berarti akan ada yang menjadi pemenang. Seorang pemenang tidak harus melakukan sesuatu yang berbeda, tapi cukup melakukan sesuatu dangan cara yang berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun