Mohon tunggu...
Carmudi Indonesia
Carmudi Indonesia Mohon Tunggu... Wartawan -

Memberikan informasi seputar dunia otomotif terkini. Penyajian tulisan lengkap mengenai, tips dan trik, review mobil dan motor, serta teknologi terbaru di industri otomotif. Semoga informasi yang kami sajikan berguna bagi pembaca Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Cuma Tren, Lampu Halogen lebih Aman dari LED?

30 Oktober 2018   16:34 Diperbarui: 30 Oktober 2018   16:48 3394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyaris dari semua mobil keluaran sekarang telah memiliki desain lampu yang sipit lantaran menggunakan spesifikasi lampu LED sebagai penerang utamanya. Pabrikan memiliki alasan yang cukup sederhana, yakni lampu LED lebih hemat energi listriknya.

Selain LED ada juga sebagian pabrikan mobil yang masih menggunakan lampu halogen. Di antara kedua jenis lampu tersebut pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Lantas, jika mengacu pada safety driving, mana yang lebih baik?

"Kalau tingkat keamanan itu lampu halogen, karena lebih fokus di satu titik," ujar pengajar sekaligus direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, Minggu (28/10) di Bogor, Jawa Barat.

LED dinilai hanya mengikuti tren global saja. Sangat disayangkan, pabrikan kebanyakan hanya mengedepankan aspek tren ketimbang keamanan. Tidak haya pabrikan, banyak pengendara atau pemilik mobil baru seperti Mitsubishi Xpander 2018 banyak yang pakai LED.

"Inilah dia teknologi fitur-fitur yang keluar dan berkembang di kendaraan, khususnya. Itu (teknologi) harusnya bukan hanya sekedar uji tes saja tapi juga uji safety. Ini kan yang jarang, sehingga ketika mereka meluncurkan sebuah produk dilihat dari trennya bukan dari safety-nya. Trennya seperti itu, kalau enggak seperti itu kayanya bukan mobil jaman sekarang," tutur Sony.

Meski begitu, menurutnya terang lampu LED dan halogen tidak boleh menyalahkan aturan yang sudah berlaku. Ia yakin bahwa setiap pabrikan sudah melakukan pengujian terhadap lampu yang dipasangkan ke produknya.

"Ini (lampu) sudah melalui uji tes kalau terkait aspal pasti pantulannya berbeda. Tapi sekali lagi nabrak aturan enggak, kalau enggak nabrak aturan sih sah-sah saja. Kedua sorot lampunya (cahaya) lebih dari 50 meter enggak? Kalau lebih 50 meter mesti diperhatikan. Maksimal itu terang lampu 50 kilometer, makanya itu enggak bisa dimodifikasi ke kelvin (warna cahaya) yang lebih tinggi," terang Sony.

Berhubungan dengan itu, aspal jalan di Indonesia dinilai kurang baik untuk sisi keamanannya. Warna aspal di Indonesia cenderung berwarna hitam, padahal seharusnya warna aspal yang ideal adalah abu-abu seperti yang banyak diterapkan di beberapa negara di dunia.

"Kalau yang benar seharusnya abu-abu seperti di negara tetangga. Kalau yang hitam daya pantulnya lebih besar karena kalau ketemu dengan lampu bias, itu cahaya akan menyilaukan kita pengendara sendiri. Harusnya abu-abu tapi enggak tahu kenapa di sini warna hitam," tutup Sony.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun