Ketika itu pelangi nampak mulai meragu
Cahayanya yang biasa merayu
Kini tampak kelabu
Ada apa denganmu, pelangiku?
Awan biru kecil menjawab sembilu
Ia baru ditinggal ayah bundanya
Karena apa, tanyaku
Ia bilang karena debu
Debu anak-anak manusia sepertimu
Yang nampaknya amat kecil di pandanganmu
Kini merenggut nyawa bapak ibuku
Manusia berenang di kolam debu
Tanpa peduli segala hal yang mungkin saja dapat tersapu
Karena merajanya debu-debu itu
Demikian pelangi kecilku mengaduh
Aku telah relakan
Bapak ibuku menjadi korban
Dari tindakan mereka yang jahanam
Merusak alam menebang hutan
Kini tiada lagi permainya alamku
Tiada lagi kiasan indah cahayaku
Karena sekeraspun usahaku tersenyum padamu
Senyumku tak akan sampai karena terselimut debu
Kuhapus air mata yang mengalir tipis di pipiku
Aku akan bilang, pelangi
Aku akan bilang kepada bangsaku
Kalau debu-debu ternyata mengganggumu
Polusi dan limbah kami membunuh kehidupanmu
Maafkan kami, pelangi
Aku akan bilang
Jangan hanya bilang, pejuang
Bertindaklah
Biar mereka melihat kalau kau tidak sama seperti mereka
Kau tidak buang sampah sembarangan
Kau tidak merusak alam
Kau tidak memproduksi debu dan asap
Kau tidak sama seperti mereka
Kata pelangi itu tegas kepadaku
Aku membisu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H