[caption id="attachment_335681" align="aligncenter" width="484" caption="Mengenal dan Waspada : Organisasi Papua Merdeka (OPM) ! Sumber: http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/2014/06/mengenal-dan-waspada-organisasi-papua.html"][/caption]
Aksi teror penyerangan dan penembakan kembali terjadi di Distrik Tingginambut Puncak Jaya Papua, Senin 28 Juli sekitar 09.15 WIT. Kali ini yang diserang dan ditembaki adalah Pos penjagaan Tentara Nasional Indonesia. Akibatnya, 3 orang anggota TNI tertembak.
Sebelumnya, 28 Juli 2014 sekitar pukul 12.10 WIT, delapan orang petugas kepolisian yang sedang berpatroli dari Polres Lanny Jaya ditembak oleh kelompok bersenjata dalam baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Aksi penembakan tersebut menyebabkan dua anggota Polres Lanny Jaya, yaitu Bripda Zulkifli D Putra dan Bripda Yoga AJ Ginuny, meninggal dunia akibat luka tembak di kepala.
Jatuhnya kembali korban jiwa di pihak kepolisian akibat aksi kekerasan kelompok bersenjata di Papua menunjukkan bahwa sudah saatnya negara mengambil sikap yang lebih tegas dalam menyudahi teror kelompok bersenjata di Papua.
Selama ini pemerintah masih menganggap para perusuh bersenjata di Papua sebagai ancaman keamanan biasa, padahal kelompok diduga kuat Organisasi Papua Merdeka (OPM) tersebut adalah ancaman serius terhadap disintegrasi. OPM sudah jelas merupakan separatis, seperti juga terlihat dari upaya kelompok tersebut menggalang pengakuan internasional.
Polisi dan tentara sebenarnya tahu apa ancaman, siapa yang mengancam. Tapi karena negara belum clear / polisi dan tentara juga masih ragu, mereka tidak ingin dianggap melanggar HAM dan mendapat kecaman dunia karena dianggap menggunakan pendekatan
Pemerintah sudah seharusnya memiliki kebijakan strategis dalam menyudahi aktivitas kekerasan oleh kelompok bersenjata di Papua.Berdasarkan data yang dimiliki aparat keamanan, bahwa jumlah mereka (OPM) tidak lebih dari 300 orang, dengan hanya 150 pucuk senjata. Sudah jelas bilamana negara mau dan berani untuk bersikap tegas, mudah saja untuk mengalahkan mereka.
Untuk memburu kelompok separatis bersenjata OPM yang beroperasi di hutan Papua, TNI dan Polri harus bekerjasama dalam menangkap para pelaku penembakan tersebut (OPM kelompok Puron Wenda). Kita sepakat, semua pihak harus menjaga kedamaian di Papua. Jangan lagi ada kekerasan baik dari aparat ataupun OPM. Tetapi bila aparat keamanan sudah persuasif dan melakukan pendekatan kesejahteraan, sementara OPM terus dibiarkan melakukan kekerasan, ini sama saja membiarkan rakyat dan aparat jadi korban kebiadaban OPM. Selain dengan jalan senjata, perlu kita kedepankan juga upaya aksi diplomasi lunak (soft diplomacy) terhadap publik baik di dalam maupun luar negeri. Hal tersebut , terutama untuk meluruskan pandangan publik dunia tentang situasi yang terjadi di Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H