Mohon tunggu...
Carmel Mapiha
Carmel Mapiha Mohon Tunggu... -

Dreaming For a Better Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jokowi ke Papua itu Peluang Emas

24 Desember 2014   18:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419394277525148995

[caption id="attachment_361511" align="aligncenter" width="519" caption="Mahasiswa Uncen Dukung Kedatangan Presiden Jokowi Rayakan Natal 2014 di Tanah Papua"][/caption]

Sikap pro dan kontra terhadap rencana kedatangan Presiden Jokowi beserta rombongan yang terdiri dari Presiden/Ibu Jokowi dan beberapa tokoh-tokoh pemimpin besar Indonesia besertabeberapa duta besar negara-negara sahabat ke Papua pada tanggal 27 Desember 2014 mendatang, tentunya sangat menarik untuk di telaah, terlebih salah satu agendanya adalah dalam rangka menghadiriperayaan Natal Nasional bersama masyarakat Papua berdasarkan permintaan Masyarakat Adat Papua yang telah disampaikan melalui Audio Konferensi pada beberapa bulan yang lalu. Selain itu, agenda lokal lainnya yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah meresmikan sejumlah pasar di Kota dan Kabupaten Jayapura serta bertemu dengan sejumlah tokoh adat dan agama di Papua.

Pro dan kontra terutama terutama terjadi dikalangan para tokoh agama, dimana beberapa orang Pendeta sepakat dengan mengatasnamakan suara masyarakat Papua dengan tegas menolak kedatangan Presiden Jokowi beserta rombongan dengan alasan belum adanya ketegasan pernyataan Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara dalam menanggapi peristiwa Paniai berdarah dan bahwa rencana kedatangan tersebut pada akhirnya hanya akan menghabiskan biaya puluhan Miliyar rupiah yang hanya sia-sia saja ditengah penderitaan masyarakat Papua. Sementara itu sebagian Pendeta lainnya malahan dengan tegas pula menyatakan akan menyambut baik dengan tangan terbuka rencana kedatangan Presiden Jokowi beserta rombongan beserta agenda-agenda yang akan dilakukan baik yang berskala nasional maupun lokal.

Jika dipikirkan dengan akal jernih, sebenarnya rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Papua dengan kapasitas sebagai seorang Kepala Negara merupakan salah satu kesempatan yang dapat dikatakan langka bagi wilayah-wilayah terlebih dengan situasi sensitif dan rentan konflik seperti Papua, karena dengan demikian maka akan terbuka peluang besar bagi masyarakat Papua atau perwakilannya untuk menyampaikan aspirasi, keluhan dan klarifikasi atau bahkan menagih janji-janji Jokowi pada saat kampanye Presiden lalu secara langsung dengan bertatap muka dengan Kepala Negara tanpa adanya kemungkinan terkendala dengan waktu ataupun perantara penyampai aspirasi.

Rencana kedatangan Presiden Jokowi yang disertai oleh banyak tokoh-tokoh pemimpin bangsa Indonesia lainnya dan para duta besar negara-negara tetangga, dapat dilihat sebagai salah satu bentuk itikad baik dari Presiden Jokowi untuk melakukan tinjauan langsung ke tanah Papua yang terus bergejolak dan berkonflik dengan tidak hanya melihat dari sudut pandangnya pribadi semata, tetapi juga membuka pandangan secara meluas bagi sudut pandang para pemimpin nasional lainnya terlebih mata dunia Internasional yaitu negara-negara tetangga.

Salah satu alasan penolakan dari beberapa orang Pendeta Papua yang mengatasnamakan suara rakyat Papua terkait peristiwa berdarah Paniai beberapa waktu yang lalu tentunya perlu untuk dipertimbangkan kembali karena kedatangan Jokowi ke Papua tentunya tidak menjadi sebab dari peristiwa tersebut, malah kedatangan Jokowi sudah menjadi suatu keharusan karena sudah menjadi tugas seorang presiden untuk memperhatikan permasalahan rakyatnya, termasuk peristiwa Paniai untuk membuktikan concern-nya terhadap permasalahan yang terjadi di Papua.

Jika yang menjadi alasan mengenai mahalnya biaya persiapan penyambutan kedatangan Presiden Jokowi dan rombongan yang diprediksi akan menghabiskan puluhan miliyar rupiah, sebenarnya pun bisa dianggap sangat wajar jika mengingat situasi dan kondisi Papua yang sensitif dan merupakan daerah yang masih aktif berkonflik terutama terkait separatisme. Tentunya seorang Kepala Negara sangat wajar dan memang memerlukan pengamanan tingkat maksimum ketika akan melakukan kunjungan kerja ke daerah terutama dengan situasi keamanan tertentu

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, bukankah bisa dikatakan bahwa rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Papua ini merupakan "Peluang Emas" yang belum tentu sering didapatkan sehingga sudah sepatutnya disambut dengan tangan terbuka dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh segenap masyarakat Tanah Papua.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun