Sepeda Sebagai Kenikmatan Orang Borjuis dan Perjuangan Kelas Pekerja
Pada tahun 1860 – 1880 sepeda hanya dinikmati oleh sekelompok orang terutama laki-laki, karena sepeda kala itu berbentuk high wheel. Penggunaan sepeda ini lebih ditujukkan untuk merasakan bahaya dan petualangan saja.Â
Memasuki tahun 1890-1900 hal itu mulai berubah, sepeda mulai lebih bisa dinikmati oleh semua kalangan dengan bentuk rodanya yang sama dan lebih sejajar.
Namun penggunaannya baru dinikmati oleh kaum borjuis kota untuk bereksplorasi dan menikmati kenyamanan daerah pinggirian pinggiran kota. Barulah pada tahun 1918an sepeda mulai menjadi moda sehari-hari semua warga Belanda, baik menteri, doktor, tukang pos, semua orang menggunakannya untuk bekerja.
Pada tahun 1930an, jumlah pesepeda di Belanda telah mencapai 3 juta pengguna, bahkan di negara tetangganya seperti Jerman jumlah pesepeda telah mencapai 15 juta pengguna.
Fenomena menariknya adalah penggunaan sepeda yang dulunya banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah sekarang berganti hanya dinikmati oleh kelas pekerja kota.
Hal ini dikarenakan kelompok menengah itu sudah mampu untuk membeli kendaraan pribadi. Kelompok menengah itu menduduki posisi-posisi penting di parlemen dan mulai melihat sepeda sebagai permasalahan yang perlu dihilangkan.
Jalan raya yang dulunya dinikmati oleh pejalan kaki dan pesepeda secara bersamaan, kini dianggap mengganggu sehingga harus dipinggirkan untuk membuka jalan bagi kendaraan.
Menghilangkan Pesepeda Semenjak dari Rencana
Sentimen anti pesepeda semakin kuat di negara-negara Eropa pada tahun 1950-1975. Pesepeda mulai dicap sebagai orang-orang anarkis dan tidak aman untuk dibiarkan begitu saja di jalanan kota.Â