Mohon tunggu...
Christoforus Carlo Vico S
Christoforus Carlo Vico S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Hanya pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris"

27 Mei 2023   07:49 Diperbarui: 27 Mei 2023   07:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fungsi yang dominan dalam teks anekdot adalah untuk emnghibur pendengar atau pembaca. Pada penggunaannya, anekdot seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari, pidato, atau pada tulisan yang bertujuan untuk membuat orang lain tertawa atau merasa terhibur. Selain itu juga, anekdot bisa digunakan untuk memberikan pelajaran atau menggambarkan suatu situasi dengan cara yang ringkas dan juga efektif tetapi juga memiliki makna yang mendalam.

 Anekdot dapat memiliki hubungan dengan peristiwa yang terjadi di sekitar, misalnya jika cerita tersebut mengambil inspirasi dari peristiwa nyata atau menggambarkan situasi yagn serupa dengan peristiwa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Anekdot sering kali memanfaatkan situasi dan juga peristiwa sehari-hari untuk menciptakan kisah yang menarik dan cukup terdengar umum bagi pembaca ataupun pendengar anekdot itu sendiri. Pada contohnya, jika terjadi peristiwa tertentu yagn sedang populer atau viral di masyarakat, anekdot dapat menggunakan peristwia tersebut sebagai latar belakang ceritanya. Selain itu juga, anekdot ini juga dapat digunakan untuk mengomentari atau mengkritisi peristiwa yang sedang terjadi di cerita. Penutur cerita atau pembuat anekdot bisa memanfaatkan humor untuk menarik pendengar atau pembaca dan menyampaikan pesan ataupun pandangannya tentang peristiwa tertentu yang dibahasnya. Selain hal-hal di atas, tidak semua anekdot memiliki hubungan lagnsung dengan peristiwa nyata yang terjadi di sekitar kita. Beberapa ankedot mungkin hanya sederhana untuk tujuan hiburan atau penggambaran situasi umum dalam kehidupan sehari-hari.

Pada anekdot "Perdamaian Dengan Polisi" di atas apabila dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi di sekitar maka mencemrimnkan situasi di mana seseorang yagn berusaha untuk menghindari hukuman atau sanksi denganmemberikan suap kepada pihak yang berwenang. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan isu korupsi atau praktik yang tidak etis yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari di negara kita, Indonesia. Anekdot tersebut menggambarkan betapa beberapa orang mungkin menggunakan uang untuk memanipulasi situasi demi keuntungan pribadi, meskipun tindakan tersebut melanggar hukum. Pada konteks yang lebih luas lagi, ankedot di atas dapat memicu pemikiran dan refleksi tentang isu integritas, transparasi, dan penegakan hukum dalam masyarakat. 

Kesimpulan dari seluruh teks di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu tokoh yang sering menggunakan teks anekdot adalah Gus Dur. Beliau menggunakan teks anekdot sebagai sarna untuk mengundang perhatian. Teks ankedot memberikan kesempatan kepada Gus Dur ataupun penggunanya untuk memeberikan kritis, sindiran, dan pesan-pesan dengan cara yang sederhana namun memiliki makna yang mendalam. Anekdot juga berfungsi untuk menghibur pembaca atau pendengar, namun tidak hanya sekadar untuk mengundang tawa, melainkan juga untuk mengajak mereka merenungkan suatu kebenaran terkait isu kehidupan, seperti pada teks anekdot di atas "Perdamaian Dengan Polisi". Anekdot dapat meimliki kaitan dengan peristiwa nyata yang terjadi di sekitar, menggunakan inspirasi dari peristiwa populer atau viral, dan juga digunakan untuk mengomentari atau mengkritisi peristiwa tersebut. Dengan gaya komunikasinya yang unik dan penggunaan anekdot sebagai pelengkap pidato, Gus Dur mampu memberikan pesan-pesan penting sambil menyampaikannya dengan humor yang menghibur. 

MG/25

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun