Mohon tunggu...
Christoforus Carlo Vico S
Christoforus Carlo Vico S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Hanya pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris"

27 Mei 2023   07:49 Diperbarui: 27 Mei 2023   07:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memanfaatkan teks anekdot untuk menjelaskan atau memberikan gambaran tentang sebuah masalah merupakan ciri khas dari gaya Gus Dur yang memiliki sifat humoris. Mantan presiden ke-4 Indonesia yang sudah meninggal pada tanggal 30 Desember 2009 ini merupakan tokoh penting dunia perpolitikan Indonesia. Gus Dur sendiri sangat menentang sikap-sikap intoleran yang terjadi di Indonesia. Maka dari itu, cara Gus Dur memberikan suatu kritik, sindiran, dan pesan-pesan tertentu kepada pendengar atau pembaca sangatlah sederhana tetapi menarik perhatian dan mengandung humor, yaitu hanya dengan menggunakan teks anekdot. Gus Dur biasanya menggunakan teks anekdot sebagai pelengkap dari sebuah pidato yang diberikannya.

 Teks anekdot merupakan teks yang berupa sebuah cerita, kisah ataupun percakapan singkat yang di dalamnya mengandung humor atau kelucuan. Kelucuan yang terkandung di dalam teks anekdot tidak hanya untuk sekadar mengundang tawa bagi pembaca ataupun pendengarnya, tetapi juga berguna untuk mengajak orang lain merenungkan suatu kebenaran. kebenaran ini biasanya berupa kritik yang berkaitan dengan isu kehidupan orang-orang penting atau terkenal yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kmeudian menambah unsur rekaan, sehingga kritik yang disampaikan pun tidak terkesan kasar dan menyakiti. 

Contoh teks anekdot "Perdamaian Dengan Polisi" 

Pada suatu hari di siang yang terik, Arthur asyik mengendarai mobilnya di j alan tol dengan kecepatan tinggi. Disaat Arthur tidak memerhatikan marka jalan tol, Arthur tidak sengaja menginjak marka jalan yang tidak putus putus, yang dimana itu dilarang untuk diinjak oleh kendaraan. Sayangnya, ada patroli polisi yang melihatnya dan langsung mengejar dan menghentikan mobil Arthur. 

Polisi     : Selamat siang Pak, Bapak telah mel....... 

Arthur   : Ini ya Pak 100 ribu rupiah buat makan siang, saya buru buru soalnya Pak. 

Polisi     : Wah si Bapak, bisa aja nih... kalalu begitu silahkan Pak dilanjutkan perjalanannya. 

Arthur pun kembali melanjutkan perjalanannya 

Arthur     : Wah... untung saja lagi bawa uang cash, kalo engga bisa gawat tadi. 

Pak polisi pun tersenyum kegirangan karena mendapatkan duit untuk makan siang.

Hal yang menarik dari teks anekdot di atas adalah bagaimana Arthur menghadapi situasi yang tidak ia inginkan. Ketika dihentikan oleh polisi, Arthur secara spontan dan kreatif langsung memberikan uang kepada Pak polisi untuk mencoba "membayar" agar polisi melepaskannya tanpa ada konsekuensi yang serius. Kisah di atas menarik perhatian karena terdapat elemen humor yang dapat membuat pembaca atau pendengar terhibur karena interaksi yang terjadi antara Arthur dan polisi tidak berkahir denan teguran atau hukuman, melainkan berakhir dengan cara yang lucu dan tidak biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun