Mohon tunggu...
Carlos sianturi
Carlos sianturi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Seorang mahasiswa universitas katolik santo thomas medan

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Polwan Bakar Suami di Mojokerto Tuai Banyak Komentar di Media Sosial

14 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 14 Juni 2024   14:03 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Briptu Fadhilatun Nikmah Polwan yang telah membakar suami nya sendiri dan berakhi rmeninggal dunia di Mojokerto, menuai Banyak komentar dari netizen di berbagai platfrom media sosial,dari komentar yang mendukung aksi FN dan yang menyalahkan tindakan aksi FN tersebut.

FN disebut marah tak terkendali lantaran sang suami RDW menghabiskan uang gajinya untuk judi onine dan hanya menyisakan uang sebesar Rp.800.000 yang diberikan kepada sang isrti FN.Kemudian sang istri dikatan memborgol tangan sang suami lalu menyiramnya dengan bensin lalu membakar sebuah tisu dan melemparkannya ke arah sang suami.Sang suami sempat di tolong oleh tetangganya dan diarikan kerumah sakit.Akibat luka bakar yang cukup serius Briptu RDW akhirnya meninggal di rumah sakit.

Diberbagai platfrom media sosial ,banyak warganet yang memahami kekesalan ibu tiga anak tersebut."Yang jelas ini bukan hanya masalah uang,pasti ada masalah lainnya.Kita tidak pernah tau masalah rumah tangga orang lai tapi aku berpihak pada bu polwan,karena sesama wanita.Manusia memang tempatnya khilaf." Komentar akun nengazza54 dalam sebuah vidio tiktok.

Namun tak sedikit pula yang yang menyalahkan aksi FN tersebut ,seperti komentar Jasmine797 dalam sebuah vidio tikok miliknya " Sepertinya istrinya ini orang yang mudah marah dan nekat."

Kasus polwan yang mebakar suami di mojokerto ini sangat mengejutkan dan menyoroti masalah serius dalam rumah tangga,termasuk penyalahgunaan keuangan dan perjudian.Tindakan ekstrim ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan psikologis dan komunikasi yang sehat dalam sebuah pernikahan terutama di antara pasangan yang menghadapi tekanan profesional dan personal .Pada akhirnya ,kasus ini adalah bukti bahwa kekerasan bukan solusi untuk menyelesaikan masalah ,dan setiap orang berusaha untuk mengelola konflik dengan cara yang konstruktif.Dukungan dari teman,keluarga,dan profesional sangat penting dalam membantu individu yang berada dalam untuk menemukan jalan keluar yang lebih baik.

[Ditulis oleh:Carlos Sianturi,Ica Karina SH.MH]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun