Mohon tunggu...
Riduan Pakpahan
Riduan Pakpahan Mohon Tunggu... -

Saya Riduan Pakpahan, SD dan SMP dikota kecil Tigalingga,SMU 14 di medan dan alumni Fakultas Teknik Sipil USU (Universitas Sumatera Utara), Saat ini bekerja di Caritas salah satu LSM (NGO). Senang berpetualangan kota-kota kecil. saya gemar membaca buku, dan senang bekerja dengan masyarakat. dan tentunya ingin menulis yang di ketahui, Salam persahabatan dengan siapa saja.....Horas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Saya Bersamamu..."

17 Januari 2010   11:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_55731" align="alignleft" width="283" caption="Gambar ilustrasi milik penulis"][/caption]

Teman-teman di Kompasiana, ini saya dapat dari teman yang memberikan tulisan kepadaku ceritanya sebagai berikut:

Seorang keluarga yang telah lama menikah namun belum di karuniai seorang anak, sebelas tahun kemudian lahirlah anak mereka, Mereka saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yang terbuka. Dia terlambat untuk kekantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.

Anak mereka yang masih dua tahun itu melihat botol itu dan riang memainkanya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat yang sangat keras yang bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja sangat fatal akibatnya. Sang istri membawa anak kerumah sakit. Tetapi si anak tidak tertolong, sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya. Ketika si suami datang kerumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan tiga kata.

Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bias di hidupkan kembali.

Tidak ada  gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. Lagi pula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tidak akan terjadi.

Tidak ada yang perlu di salahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yang  si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami dan itulah yang di berikan oleh suaminya sekarang.

Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini. Maka akan terdapat  jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini.

"Perjalanan ribuan mil di mulai dengan satu langkah kecil"

Mari kita membuang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutan maka kita akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kita bayangkan, Kadang kita membuang waktu hanya untuk mencari kesalahan orang lain atau siapa yang salah dalam hubungan, atau dalam pekerjaan, pemerintahan atau siapa saja yang kita kenal. Hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia. Apalagi dalam kondisi Negara kita saat ini apakah kita akan terus mencari siapa yang salah. Sehingga mengabaikan apa sebenarnya yang paling deperlukan oleh rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun