Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[PDKT] Strategi 101.01

4 April 2015   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Ada apa Ness?" tanya Upi mendengar samar-samar percakapan mereka.

"Itu biasa..." Nessa mendelik pada Putri.

"Oooh..." Ujar Upi, lalu disambut cekikikan tiga teman yang lain. Reni, Arum dan Mariah. Tak lama kemudian Nessa mengikuti. Ikutan cekikikan.

Putri hanya mesem-mesem, lalu dia membenamkan mukanya ke dalam tumpukan bantal untuk menyembunyikan rona merah d wajahnya.

Awalnya Putri merasa Fahmi mahluk rese. Fahmi sering memperhatikan putri dari tempat pak RW. Pernah  dia menawarkan ojek dari rumah Pak RW ke kost-an. Padahal jaraknya cuma beberapa meter.

"Kan biar jadi orang Indonesia sesungguhnya Neng, kemana-mana naik kendaraan. Walau cuman beberapa langkah juga." kilah Fahmi ketika Putri menolaknya karena tawaran Fahmi itu sangat konyol.

"Ah, enggak... orang Indonesia yang aneh. Masa segitu aja naik motor."

"Iiiih, eneng mah kurang blusukan. Biar pake kartu miskin, motor mah harus punya atuh."

"Ah, lieur (Pusing atau aneh)."

Dua hari kemudian Fahmi datang bersama Bi Maryani, menenteng serenteng lunch box warna-warni yang berisi bubur ayam paket lengkap. Bi Maryani adalah utusan yang punya kost. Dia diserahkan tugas untuk membersihkan kost. "Operasi standar tugas pengawalan rutin," ujar Fahmi tanpa harus ditanya mengapa di datang tiba-tiba. Ketika ditanya untuk apa bubur ayam yang dibawanya, Fahmi malah menjawab, "untuk maraban hayam (ngasih makan ayam)."

"Kok ayam makan ayam?" protes Mariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun