Mohon tunggu...
Carissa Trisantika
Carissa Trisantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Keharmonisan Keluarga Berhububungan dengan Perilaku Bullying anak Sekolah Dasar?

16 Desember 2024   23:34 Diperbarui: 16 Desember 2024   23:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Bulliying (SDN Ungaran 1 Yogyakarta)

Keharmonisan keluarga sangat penting untuk karakter dan perilaku anak-anak, termasuk bullying. Keluarga adalah tempat pertama anak belajar nilai-nilai kehidupan, norma sosial, dan cara mengelola emosi. Dalam keluarga yang harmonis, anak cenderung mendapatkan dukungan emosional, kasih sayang, dan pendidikan yang baik, sehingga mereka dapat berinteraksi secara sehat dengan orang lain. Sebaliknya, dalam keluarga yang tidak harmonis, konflik sering terjadi, kurangnya komunikasi, atau orang tua tidak hadir secara emosional, dan anak-anak belajar mengelola emosi mereka dengan baik.   Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis biasanya dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan keamanan dan kasih sayang. Mereka mendapatkan contoh yang baik dari orang tua dalam hal menjaga hubungan sosial, menyelesaikan konflik secara sehat, dan berkomunikasi dengan empati. Nilai-nilai ini tercermin dalam interaksi mereka dengan teman sebaya, termasuk di sekolah. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis lebih cenderung memiliki kemampuan sosial yang baik, seperti memahami pendapat orang lain, mengelola perasaan mereka, dan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Hal ini mencegah mereka melakukan pelecehan, baik sebagai pelaku maupun korban.  

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, di sisi lain, sering kali menghadapi konflik yang berkepanjangan, kekerasan verbal atau fisik, dan kurangnya perhatian orang tua. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan emosional mereka, menyebabkan mereka lebih rentan mengalami stres, kecemasan, dan kesulitan mengelola emosi. Dalam banyak kasus, anak-anak ini menggunakan kekerasan untuk melampiaskan ketegangan emosional mereka. Selain itu, bagaimana orang tua membesarkan anak-anak mereka juga memengaruhi kemungkinan mereka terlibat dalam perilaku bullying. Pola asuh yang otoriter, di mana anak sering dikontrol atau dihukum keras, dapat menyebabkan anak merasa frustrasi dan kurang percaya diri. Di sisi lain, pola asuh yang permisif, di mana anak dibiarkan bertindak tanpa batasan yang jelas, dapat membuat anak kesulitan memahami konsekuensi dari tindakan mereka terhadap orang lain. Kedua pola ini dapat menyebabkan perilaku pelecehan.   Anak-anak dari keluarga yang tidak harmonis memiliki risiko lebih tinggi menjadi korban bullying daripada pelaku. Anak-anak yang dibesarkan tanpa dukungan emosional atau kehangatan keluarga sering menunjukkan tanda-tanda kurang percaya diri, isolasi sosial, atau kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka sendiri, yang membuat mereka mudah ditargetkan oleh pelaku bullying. Di sisi lain, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis cenderung lebih percaya diri dan mampu membangun hubungan sosial yang sehat, yang membuat mereka lebih terlindungi dari perilaku bullying.   

Penting untuk diingat bahwa perilaku pelecehan merugikan tidak hanya korban tetapi juga pelaku dan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Oleh karena itu, salah satu langkah pencegahan penting untuk mengurangi bullying di kalangan anak-anak sekolah dasar adalah membangun keluarga yang harmonis. Orang tua harus memastikan bahwa anak merasa diterima, didengar, dan dihargai di rumah yang hangat dan mendukung. Dimungkinkan untuk mencapai hal ini melalui komunikasi yang terbuka, pengendalian konflik yang bijak, dan penerapan pola asuh yang seimbang yang menggabungkan disiplin dan kasih sayang.   Anak-anak akan memiliki landasan emosional yang kuat untuk menghadapi tantangan sosial di sekolah jika mereka memiliki hubungan keluarga yang kuat. Mereka tidak hanya akan menjadi orang yang lebih penyayang dan bertanggung jawab, tetapi mereka juga akan memiliki kemampuan untuk membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tidak ada bullying. Keharmonisan keluarga berarti mempertahankan hubungan antar anggota keluarga dan membentuk generasi yang lebih baik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun