Kepribadian manusia adalah suatu hal yang kompleks karena sangat banyak variasi kepribadian dan selera masing-masing individu, karena itu jangankan untuk mengerti kepribadian orang lain, rasannya untuk memahami karakter diri sendiri pun terasa sulit. Dengan mengenali kepribadian maka kita akan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menilai diri kita dengan objektif. Saat ini terdapat cara untuk menganalisis kepribadian dengan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang menyajikan sebuah kerangka kerja yang mempermudah identifikasi preferensi dan kecenderungan dalam berbagai aspek kepribadian manusia.
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) saat ini tengah ramai dilkalangan masyarakat khususnya anak muda yang seakan sedang mencari jati dirinya. MBTI merupakan instrumen yang dipakai secara meluas dalam konseling dan berguna untuk membantu seseorang mengenali perilaku dalam memperoleh dan memproses informasi, mengambil keputusan, dan bagaimana cara seseorang berhubungan dengan dunia. MBTI membantu untuk mengidentifikasi terkait pilihan atau preferensi seseorang, sehingga pilihan-pilihan perilaku ini akan memberi pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan, gaya kerja, dan gaya komunikasi seseorang. Namun perlu diingat bahwa MBTI hanya mengukur pilihan, bukan kecakapan atau kemampuan dan pengembangan diri yang dicapai, sejatinya MBTI bersifat deskriptif, bukan bersifat menentukan, karena MBTI berlandaskan oleh orientasi kekal, bukan penekanan yang bersifat sementara.Â
- Sejarah MBTI
 Dilansir dari jurnal yang diunggah oleh Universitas Mulawarman terkait profil karakter, MBTI  atau Myers-Briggs Type Indicator, dimulai pada tahun 1920-an ketika Katharine Cook Briggs mulai mempertanyakan perbedaan kepribadian yang mendasar di antara orang-orang. Bersama putrinya, Isabel Briggs Myers, keduanya memulai pengembangan alat asesmen kepribadian ini sebagai upaya untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut secara lebih sistematis. Sejak awal, mereka terinspirasi oleh teori tipologi yang diusulkan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya berjudul "Psychological Type" yang diterbitkan pada tahun 1921. Dalam bukunya, Jung berteori bahwa ada empat fungsi psikologis utama yang digunakan manusia dalam menjalani kehidupan, yaitu: sensasi (sensation), intuisi (intuition), perasaan (feeling), dan pemikiran (thinking).
Selama beberapa dekade, Briggs dan Myers terus mengembangkan dan menguji instrumen MBTI mereka melalui pengamatan dan penelitian terhadap ribuan orang. Pada tahun 1944, setelah melalui revisi yang signifikan, MBTI menjadi instrumen yang lebih sistematis dan dapat diandalkan. Setelah mengalami pengembangan, akhirnya Tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962. Namun Isabel Briggs Myers sendiri terus memperbarui dan memperbaiki MBTI hingga tahun 1975.Â
Setelah kematian Briggs dan Myers, MBTI menjadi semakin populer di berbagai bidang, termasuk psikologi, pendidikan, dan bisnis. Meskipun ada kritik terhadap ketepatan dan validitasnya, MBTI tetap menjadi salah satu alat asesmen kepribadian yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Dengan menyediakan kerangka kerja yang sederhana namun informatif, MBTI telah membantu jutaan orang memahami diri mereka sendiri dan orang lain, serta merancang strategi pengembangan diri yang lebih efektif. Sebagai warisan dari dedikasi Briggs dan Myers, MBTI terus memainkan peran penting dalam bidang psikologi dan pengembangan pribadi.
Bahkan sampai saat ini tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia selain tes enneagram. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal (Claudy et al, 2018).
- Klasifikasi Kepribadian dalam MBTIÂ
MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator, telah mengklasifikasikan kepribadian berdasarkan empat dimensi utama sehingga menciptakan 16 tipe kepribadian yang berbeda yang didasari peta psikologis yang bersandar pada empat dimen siutama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni  :Â
- Dimensi pertama adalah Ekstrovert (E) vs. Introvert (I), yang mencerminkan sumber energi utama individu. Ekstrovert lebih suka berinteraksi dengan dunia luar dan mendapatkan energi dari interaksi sosial, sedangkan introvert lebih suka merenung dan mendapatkan energi dari waktu sendiri.
- Dimensi kedua adalah Sensing (S) vs. Intuition (N), yang menggambarkan bagaimana cara individu mengumpulkan informasi. Orang dengan preferensi Sensing lebih fokus pada fakta konkret dan detail, sementara yang memiliki preferensi Intuition lebih tertarik pada gambaran besar dan melihat kemungkinan masa depan.
- Dimensi ketiga adalah Thinking (T) vs. Feeling (F), yang menunjukkan bagaimana seseorang dalam membuat keputusan. Preferensi Thinking cenderung mengutamakan logika dan analisis objektif, sedangkan yang memiliki preferensi Feeling lebih memperhatikan nilai-nilai pribadi dan dampak dari hubungan interpersonal.
- Dimensi keempat adalah Judging (J) vs. Perceiving (P), yang mencerminkan bagaimana cara individu menghadapi dunia luar. Orang dengan preferensi Judging lebih suka memiliki rencana terorganisir dan terjadwal, sementara yang memiliki preferensi Perceiving lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.
Dengan adanya kombinasi keempat dimensi ini, MBTI menciptakan 16 tipe klasifikasi kepribadian yang unik, seperti :Â
ISTJ (Introvert, Sensing, Thinking, Judging): Individu dengan tipe ini cenderung terorganisir, dapat diandalkan, dan berorientasi pada fakta.Â
ISFJ (Introvert, Sensing, Feeling, Judging): Tipe ini dikenal sebagai pelindung yang peduli dan bertanggung jawab serta memperhatikan kebutuhan orang lain.
INFJ (Introvert, Intuition, Feeling, Judging): iIndividu dengan tipe ini memiliki intuisi yang kuat dan berfokus pada pemahaman yang mendalam.Â
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!