Mohon tunggu...
Healthy

Penyakit yang Menyebabkan Ibu Membunuh Anaknya Sendiri?

25 November 2017   00:16 Diperbarui: 25 November 2017   00:19 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membahas mengenai penanganan saat bayi masih dalam kandungan, sekarang saya akan membahas mengenai penanganan saat bayi telah lahir.

Penanangan yang pertama adalah dengan menyuntikkan RhoGAM ke ibu sekitar 48-72 jam setelah melahirkan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, obat ini berfungsi untuk mengurangi respon tubuh ibu dengan membuat antibody untuk melawan antigen anaknya sendiri. Dengan pemberian suntik RhoGAM ini, diharapkan antibody sang ibu terhadap rhesus anaknya kemudian tidak terlalu banyak, sehingga anak berikutnya tidak terkena eritroblastosis fetalis.

Sedangkan untuk sang bayi yang baru lahir, terkadang mereka masih membutuhkan alat Bantu pernafasan untuk membantu pernafasan mereka. Bayi juga diberi infus untuk menangani tekanan darah rendah dan kekurangan cairan. Ada juga sebagian bayi yang masih memerlukan transfusi darah dengan metode exchange transfusion. Darah bayi yang mengandung antibody RhD dan bilirubin digantikan dengan darah yang sehat. Pertukaran darah ini dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak mengganggu sistem sirkulasi bayi secara langsung. Darah yang digunakan untuk transfusi adalah darah yang segar dan bersih, yang tentunya cocok dengan tubuh sang bayi itu sendiri.

Dari pembahasan saya diatas, dapat saya simpulkan bahwa eritroblastosis fetalis adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dilakukan pencegahan dan upaya untuk meminimalisir dampaknya.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan rhesus dan golongan darah sebelum memilih pasangan hidup. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya eritroblastosis fetalis. Jika kita sudah mengetahui terlebih dahulu, kita juga dapat mempersiapkan diri untuk prosedur-prosedur pencegahan berikutnya.

Selain itu, kita juga dapat mewaspadai gejala-gejala eritroblastosis dengan tes USG untuk melihat apakah bayi mengalami hidrops, atau dengan mengambil darah janin untuk memastikan golongan darah dan rhesus janin.

Upaya untuk menanggulangi dibagi menjadi dua, yaitu saat bayi di dalam kandungan dan saat bayi sudah dilahirkan.

Saat bayi di dalam kandungan, suntikan RhoGAM dapat diberikan kepada sang ibu untuk mencegah reaksi pembuatan antibody ibu yang dapat membahayakan nyawa sang anak. Transfusi darah ke janin juga dapat membantu memperbaiki sel darah yang rusak.

Saat bayi sudah dilahirkan, suntikan RhoGAM juga diberikan ke ibu sekitar 48-72 jam setelah melahirkan untuk mencegah pembentukan antibody terhadap antigen RhD, sehingga untuk kehamilan berikutnya tidak terlalu berbahaya. Pemberian alat bantu pernafasan, infus, dan pertukaran darah bayi dengan darah yang lebih sehat juga dilakukan untuk membantu bayi dalam proses penyembuhan dan untuk mengatasi kekurangan cairan dan tekanan darah rendah.

Demikian ulasan saya mengenai eritroblastosis fetalis. Semoga dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan seputar kesehatan dan tubuh kita sendiri. Salam!

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun