Jahe adalah tanaman herbal yang berasal dari Asia Tenggara dan telah digunakan secara tradisional dalam pengobatan dan bahan makanan. Bagian yang paling umum digunakan dari tanaman jahe adalah rimpangnya, yang memiliki aroma khas dan rasa pedas. Jahe mengandung berbagai senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, zingeron, dan zingiberen yang memberikan rasa pedas dan berbagai macam manfaat kesehatan. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan antimikroba yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Jahe telah digunakan di berbagai wilayah maupun negara untuk waktu yang lama. Dikenal sebagai obat tradisional, jahe tercatat sejak ribuan tahun yang lalu dan telah menjadi bagian penting dalam berbagai budaya di seluruh dunia.
Asal-usul penggunaan jahe di Asia, Jahe berasal dari wilayah Asia Tenggara, khususnya dari wilayah yang sekarang dikenal sebagai India dan China. Tanaman jahe telah dikenal dan digunakan di daerah tersebut selama lebih dari 5.000 tahun. Untuk penggunaan di China kuno, jahe telah digunakan sebagai rempah-rempah dan obat tradisional sejak zaman kuno. Jahe disebut "Jiang" dalam bahasa China dan telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, meningkatkan pencernaan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sedangkan penyebaran ke Timur Tengah dan Eropa adalah melalui jalur perdagangan dan eksplorasi. Awal jahe mulai menyebar ke Timur Tengah dan Eropa adalah pada saat abad pertengahan. Pada wilayah tersebut, jahe merupakan rempah yang sangat berharga dan mahal di masa itu. Ada pun pengaruh di dunia Arab dan Persia, jahe digunakan untuk keperluan kuliner dan juga sebagai obat tradisional. Jahe dipercaya memiliki sifat penyembuhan dan digunakan untuk meredakan bermacam masalah pencernaan, meningkatkan nafsu makan, dan mengobati pilek. Dan juga pada wilayah Eropa dan Amerika di abad ke-16, jahe menjadi terkenal di Eropa dan Amerika setelah penjelajah seperti Christopher Columbus membawanya dari Asia. Di Eropa, jahe digunakan untuk membuat minuman jahe yang hangat dan menyegarkan terutama saat tenggorokan sedang terasa gatal. Tak hanya itu, jahe juga digunakan dalam pembuatan kue, roti, dan berbagai hidangan lainnya.Â
Penggunaan jahe juga berpengaruh pada kebudayaan di berbagai negara di dunia seperti di Asia Tenggara, jahe merupakan bahan penting dalam masakan tradisional seperti masakan Thai, Indonesia, dan India. Di Karibia, jahe digunakan dalam hidangan seperti jeruk jahe dan dalam minuman seperti rum jahe. Di Amerika Utara, minuman jahe seperti ginger ale menjadi populer. Â
Penggunaan jahe sebagai rempah-rempah dan obat tradisional terus berlanjut hingga saat ini. Jahe tetap menjadi bahan yang populer dalam masakan, minuman, dan suplemen kesehatan, dikenal karena sifatnya yang pedas, aromatik, dan manfaat kesehatannya yang melimpah.Â
Ada pula pemanfaatan dari jahe yang dapat menyehatkan tubuh, antara lain pengobatan masalah pencernaan. Jahe telah lama digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti mual, muntah, dan gangguan perut. Zat-zat aktif dalam jahe dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan mengurangi ketidaknyamanan di area perut. Jahe juga mengandung senyawa-senyawa yang memiliki efek antiinflamasi, yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Hal ini membuat jahe dikonsumsi untuk meredakan gejala arthritis dan kondisi inflamasi lainnya.Â
Jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung senyawa-senyawa seperti gingerol, shogaol, dan zingiberene yang memiliki efek positif pada sistem kekebalan tubuh. Konsumsi jahe secara teratur dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit. Seperti meringankan gejala pilek dan flu, Jahe memiliki sifat ekspektoran dan antitusif yang dapat membantu meredakan batuk dan mengurangi produksi lendir. Minum teh jahe hangat atau mengonsumsi sup jahe bisa membantu meringankan gejala pilek dan flu.Â
Jahe dapat dimanfaatkan untuk mengurangi mual dan muntah. Jahe telah lama digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi mual dan muntah. Jahe dapat membantu meredakan gejala mual yang disebabkan oleh perjalanan, kehamilan, atau efek samping kemoterapi. Jahe juga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah. Beberapa senyawa dalam jahe, seperti gingerol, dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan merangsang pelebaran pembuluh darah dan mencegah penggumpalan darah.Â
Rasa hangat yang dihasilkan setelah mengonsumsi jahe disebabkan oleh efek termogenik, senyawa-senyawa seperti gingerol dan shogaol yang memiliki efek termogenik pada tubuh. Senyawa-senyawa tersebut dapat meningkatkan suhu tubuh, membantu meningkatkan aliran darah, dan merangsang produksi panas di dalam tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi terasa hangat. Â
Jahe juga diketahui memiliki efek vasodilator, yaitu efek yang dapat melebarkan pembuluh darah. Efek ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke organ-organ tubuh dan merangsang aktivitas metabolisme yang pada gilirannya meningkatkan produksi panas dalam tubuh. Â
Jahe memiliki sifat stimulan yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh. Aktivitas metabolisme yang lebih tinggi menghasilkan produksi panas yang lebih besar, hal ini dapat meyebabkan tubuh terasa lebih hangat. Jahe juga dapat meningkatkan reaksi kimia dalam tubuh yang menghasilkan panas. Beberapa senyawa dalam jahe dapat berinteraksi dengan sistem enzimatik tubuh dan memicu reaksi metabolik yang menghasilkan panas.Â