Mohon tunggu...
carina salsabilla
carina salsabilla Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

semangat berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BBM Naik, Apa Solusinya?

14 September 2022   16:25 Diperbarui: 14 September 2022   16:36 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kenaikan BBM diumumkan pemerintah pada ( 3/9/2022 ) yang ditolak sebagian masyarakat. Beban anggaran menjadi alasan utama yang dapat menyebabkan inflasi jadi membebankan para masyarakat kelas bawah. Adapun rincian kenaikan tersebut, pertalite; Rp 10.000 per liter, dari semula Rp 7.650. Harga Solar; Rp 6.800 per liter, dari semula Rp 5.150. Harga Pertamax Rp14.500 per liter dari yang semula Rp 12.500. Kenaikan BBM terus berulang dengan alasan yang sama kouta BBM subsidi melewati batas penggunaan dan menjadi beban APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara).


Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan dalih melonjaknya anggaran subsidi sebanyak tiga kali lipat mencapai 502,4 triliun. Dilansir dari laman resmi Kementrian Keuangan Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa kenaikan BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar merupakan pilihan terakhir yang di tempuh pemerintah. Menkeu mengatakan, bahwa pemerintah telah berupaya untuk menahan kenaikan harga BBM bahkan menaikkan anggaran subsidi BBM

Kenaikan BBM mengganggu perputaran ekonomi dalam sektor strategis negara, seperti sektor transportasi, industri, pertanian, kelautan, dan pariwisata. Apabila pemerintah melakukan pembatasan penggunaan BBM subsidi khusus angkutan umum, maka kouta BBM akan tetap aman.

Berdasarkan pemberitaan, pemerintah akan mengalihkan anggaran subsidi BBM ke bantuan langsung tunai (BLT). Daripada mencabut subsidi BBM yang akhirnya menyebabkan kenaikan harga, pemerintah lebih baik mengatur ulang agar subsidi BBM tepat sasaran. Pemberian BLT juga tidak efektif, sebab dalam pendistribusian nya, apakah pemerintah pusat memiliki data yang konkret atau sinkron. Bukan hanya satu dua kali, BLT  yang ada justru salah sasaran. Banyak masyarakat yang tidak sesuai kriteria malah mendapatkan jatah.

Kenaikan BBM juga akan mempengaruhi aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Kehidupan masyarakat kelas bawah yang semakin sengsara, harga-harga akan melonjak naik, pengangguran semakin banyak, kejahatan akan meningkat, dan angka kemiskinan di Indonesia terus bertambah.

Sementara itu, kenaikan ini juga terjadi di sektor pangan. Para pemilik usaha bersiap menaikkan harga, usai pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax. Kenaikan harga di berbagai sektor ini tidak diikuti dengan kenaikan upah minimum sehingga terasa memberatkan masyarakat. Apabila memang sangat diperlukan naiknya harga BBM seharusnya dari awal sudah di rencanakan dan dibentuk penanganan yang  sesuai dengan APBN dan subsidi harus tepat sasaran.

Naiknya harga BBM tidak pernah sesuai dengan situasi. Masyarakat masih banyak yang dalam keadaan pas-pasan. Bahkan gaji para buruh tidak dapat memenuhi kehidupan keluarga sehari-hari. Dengan naiknya harga BBM bagaimana keadaan masyarakat  bawah. Pemerintah memang akan melakukan pengalihan anggaran subsidi BBM ke bantuan langsung tunai (BLT), namun apakah bantuan langsung tunai adalah jalan terbaik dalam membantu perekonomian masyarakat bawah.

Jika memang pemerintah memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat, biaya yang diberikan selayaknya mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apabila bantuan langsung tunai hanya sebagai alat untuk menenangkan keadaan masyarakat, berarti pemerintah tidak mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan saat ini.

Alasan pemerintah selalu menjadi tanda tanya apakah memang benar adanya kenaikan harga BBM untuk mengurangi beban APBN? Atau hanya untuk kepentingan politik yang masyarakat tidak tahu. Apabila alasan hanya karena beban APBN, seharusnya pemerintah bisa mengalihkan subsidi yang lain. Sudah seharusnya APBN itu seluruhnya untuk rakyat kecil. Pemerintah hadir memberikan subsudi pada komoditas energi vital masyarakat. Bukan malah membebani rakyat dengan alasan stabilitas APBN.

Kenaikan harga BBM inilah yang kemudian memicu aksi protes Mahasiswa di berbagai penjuru Tanah Air, termasuk di Kalimantan Timur. Aksi para Mahasiswa di Kalimantan Timur sebelumnya dilaksanakan di sejumlah titik di Kota Samarinda, para pendemo tersebut berkumpul di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur untuk melalukan orasi. Ratusan Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Samarinda hadir dalam demo dan sempat memaksa masuk di area Kantor Gubernur Kalimantan Timur sebelum dihadang oleh aparat keamanan yang bersiaga.

Humas Aliansi Masyarakat Kalimantan Timur Andi Irwansyah mengatakan, dalam aksinya ini mereka membawa tiga tuntutan. Pertama, menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kedua tarif listrik, dan yang ketiga berantas mafia migas dan tambang kata Andi Irwansyah.
Solusi apa yang bisa ditawarkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun