Mohon tunggu...
Cariefs Womba
Cariefs Womba Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banyak Belajar Perbedaan

Mengangkat dan Menceritakan Realitas Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kampung Neraka, Sekarang Menjadi Sorga

17 Maret 2017   14:35 Diperbarui: 13 Maret 2020   03:39 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Danau | TheCuteWord

Dulu kampung ini sangat terkenal dengan kemiskinannya. Kampung gersang tak tumbuh tanaman terkecuali rumput dan lumut, ini tak lain karena tanah kampung ini berwujud cadas keras dan pasir. Kampung yang didiami tak lebih dari 100-an kepala keluarga, semua dalam posisi sangat miskin. Pendapatan warga sangat rendah sekali, untuk makan sehari-hari tak lebih dari nasi tiwul dan ikan asin. 

Kepasrahan ini menjadikan banyak warganya mengemis ke kota, karena tidak adanya kerjaan yang bisa menghasilkan uang dan minimnya bakat. Bagi kaum muda yang mau memiliki peluang masa depan lebih baik, banyak yang pergi merantau ke negeri orang, itu juga banyak yang tidak pulang ke kampung halamannya lagi, karena sudah merasakan enaknya hidup di daerah lain daripada daerah kelahirannya.

Kemisikinan warga sudah berjalan semenjak berdirinya kampung ini, hingga diwariskan oleh keturunan mereka. Warisan yang sangat menyakitkan dan harus dijalani oleh mereka yang lahir disini. Kemiskinan warga tentu berimbas kepada pendidikan yang rendah, akibatnya banyak dari warga yang bodoh dan buta huruf. Itu merupakan hal lumrah waktu itu. Jadi jangan berharap akan datangnya perubahan nasib yang lebih baik bagi warganya. Ibarat kata kemisikinan seperti sudah menjadi kutukan buat warganya.

Hingga suatu hari kampung ini kedatangan Pemuda Baik Hati. Seorang pemuda yang baru menyelesaikan pendidikan agama dari pesantren tersohor dengan guru kharismatiknya. Kedatangan yang sebenarnya tidak disengaja, karena waktu itu ia sekedar singgah, kebetulan waktu itu menjelang malam dan turun hujan. Oleh warga, pemuda tadi disarankan untuk singgah dan menginap dirumah tokoh warga setempat.

Waktu itu terjadilah percakapan antara pemuda ini  dan tokoh warga tadi. Percakapannya banyak dihabiskan membahas kondisi kampung dan kemiskinan warga. Ternyata berbagai upaya sudah dilakukan warga untuk lepas dari jeratan kemiskinan, namun gagal dan terus gagal hasilnya, hingga tersisa kepasrahan dari warga. Namun hal yang tak terduga terjadi dalam percakapan tadi. Pemuda tadi menyanggupi untuk menyelesaikan permasalahan warga keluar dari kemiskinan. Ia hanya mengajukan persyaratan ringan dan harus ditaati semua warga tak terkecuali.

Ilustrasi Danau | TheCuteWord
Ilustrasi Danau | TheCuteWord
Sesibuk apapun dan kondisi apapun setiap warga yang berada di wilayah kampung tersebut harus sudah berada di mushola setempat, setelah mendengar suara adzan yang ia kumandangkan. Bagi yang wanita yang berhalangan boleh tidak mengikutinya dengan syarat ikut serta dan boleh berada di luar mushola. 

Tiba saatnya pelaksaan syarat yang harus dipenuhi. Diwaktu shubuh, ia mengumandankan adzan, benar saja tak lama kemudian warga mulai berdatangan memenuhi mushola, dan hal ini baru pernah terjadi. Mushola kecil telah penuk sesak oleh warga, padahal hari-hari biasa selalu sepi. Selepas sholat subuh, pemuda ini memberi wejangan agama, agar selalu istiqomah dan semangat untuk mengerjakan apa yang telah warga mulai kerjakan berupa sholat wajib lima waktu tepat pada waktunya.

Tak terasa ritual tersebut sudah berjalan selama sebulan, hingga warga secara ikhlas sudah terbiasa untuk melakukan ibadah tadi. Perubahan sangat dirasakan oleh warga terutama rasa bersyukur kepada Tuhan dengan kondisi yang ada. Menjelang hari ke empat puluh. Pemuda tadi mengajak semua warga menuju bukit besar. Bukit yang sangar gersang dan hanya ditumbuhi sedikit rumput, terlihat jelas bukit ini tidak memiliki arti bagi warga karena tidak bisa manfaatkan untuk ditanami. Wargapun dibuat penasaran oleh ulah pemuda ini, hingga akhirnya tokoh masyarakatnya bertanya, apa yang akan anda kerjakan di bukit ini?

Tak berapa lama pemuda tadi menyuruh beberapa anak muda untuk membongkar batu yang terletak di kaki bukit. Sebuah batu lumayan besar perlu lima orang untuk mengangkat dan menyingkiran ke sisi bukit. Tak lama kemudian semua warga ternganga seolah tak percaya, ternyata dibalik batu tadi terdapat sebuah sumber mata air, berupa kolam kecil, dengan air yang sangat jernih padahal selama ini warga tak mengetahui keberadaan mata air ini. Sebuah sumber mata air yang terbendung oleh batu selama ini. Padahal sehari-hari warga harus mengonsumsi air dari selokan kotor dan harus dijernihkan terlebih dahulu. Seketika semua warga yang menyaksikan melakukan sujud syukur dengan kejadian tersebut. Kebahagian ini merupakan harapan besar akan adanya perubahan bagi warganya.

Dari kejadian tersebut sang pemuda berwasiat kepada semua warga untuk selalu menjaga ibadah dan selalu menepati waktu ibadah. Jangan pernah meninggalkan semua kewajiban yang diperintahkan Tuhan. Ia jua berpesan tak lama setelah peninggalan ia dari kampung, akan datang sesorang yang akan membeli bukit satunya disebelah bukit dimana mata air ditemukan. Memang bukit ini lebih besar dengan keadaan hampir sama. Namun dengan perjanjian agar setelah bukit habis, bekas galian bukit agar dibuat menyerupai kolam besar atau danau. Pesan pemuda tadi harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh semua warga.

Ditemukannya air mata yang melimpah tak menjadikan warga jumawa apalagi sampai meninggalkan kewajiban untuk bertaqwa terhadap tuhan, seperti wasiat sang pemuda. Demikian juga datangnya sesorang yang yang telah diprediksi sebelumnya akan membawa perubahan lebih dahsat lagi ternyata terbukti kebenarannya, orang tersebut telah membeli bukit tadi untuk dijadikan bahan bangunan dengan kwalitas terbaik. Karena setelah diteliti bukit ini merupakan sumber batu-belah dan pasir yang melimpah dengan nilai harga milyaran rupiah waktu itu. Pemasukan uang yang diterima warga juga lebih dari cukup untuk membangun semua sarana dan prasarana kampung, khususnya mushola yang telah berubah menjadi masjid besar dan mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun